Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengakhiri Hubungan
Agnes menutup mulutnya tidak percaya, dia benar-benar terkejut melihat tanda merah dileher Wira.
"Katakan itu bohong. Kamu hanya menggertak ku saja kan?" ujar Agnes dengan nada suara bergetar.
"Agnes, Agnes, kamu pikir aku punya banyak waktu untuk memikirkan hal ini demi menggertak mu?" Wira tertawa, seakan senang melihat raut wajah terkejut Agnes.
"Kamu selingkuh dengan perempuan mana? Apa kelebihan dia dariku? Apa perempuan itu juga yang membuatmu jadi malas bekerja?" tanya Agnes beruntut.
"Kamu tidak perlu tahu siapa dia. Yang jelas bersamanya aku lebih nyaman dan bahagia. Bersamanya aku merasa dihargai. Soal aku dipecat, iya memang aku akui itu karena aku terlalu fokus dengannya, membuatku lupa waktu. Tapi aku tidak menyesal, aku tidak masalah dipecat dari pekerjaan. Karena semenjak bersama perempuan yang sekarang, penghasilan ku jauh lebih banyak." jawab Wira terlihat sangat bahagia menceritakan perempuan barunya.
Dada Agnes terasa sesak, berharap ini semua hanya mimpi. Gadis itu mulai menetaskan air mata dan menangis.
"Kamu tega sekali denganku, Wira. Setelah semua yang aku lakukan untukmu, kamu malah selingkuh dibelakang ku." kata Agnes merasa tidak terima.
"Ya, memang aku selingkuh. Jadi itulah alasan kenapa aku mau hubungan kita berakhir. Soal uang yang telah kamu keluarkan untuk biaya pernikahan kita, aku akan menggantinya. Anggap saja kompensasi untukmu, yang sudah lama menemani ku." Wira mengambil ponsel dari sakunya. Mengetik sebentar lalu menunjukkan pada Agnes.
"Lihat sudah aku transfer ke rekening mu sejumlah 140 juta. Soal pernikahan sepakat kita batalkan, dan hubungan kita juga berakhir sampai disini saja."
Tubuh Agnes terasa lemas, dia tidak menyangka Wira dengan mudah memutuskan hubungan mereka.
"Kamu benar ingin kita berakhir? Tidak ingatkah janjimu pada mendiang orang tuaku? Kamu berjanji di depan makam mereka untuk menikahi ku dan membahagiakan ku. Juga janjimu pada ibu dan ketiga kakakmu, kamu ingin menjadikan aku istrimu, bahkan setelah kita menikah akan merawat ibumu bersama-sama." Agnes mencoba membuat Wira sadar akan tindakannya. Tapi keputusan Wira sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.
"Jika kamu mau, besok aku akan pergi ke makam orang tuamu dan mengatakan tidak jadi menikahi putrinya. Untuk apa menikah dengan orang yang sudah tidak aku cintai, hanya menyiksa perasaan ku saja karena harus terus berpura-pura bahagia denganmu. Lalu perihal janji dengan ibuku yang ingin merawatnya. Itu biar jadi urusan ku sendiri. Toh aku sekarang banyak uang, tinggal sewa perawat saja, khusus untuk menjaga ibu dirumah, bereskan."
Jawaban yang sangat membuat Agnes ingin memukul wajah Wira. Laki-laki ini seenaknya saja berkata.
"Tidak perlu datang ke makam orang tuaku. Baik, jika itu maumu, hubungan kita berakhir sampai disini, Wira. Aku Agnes memutuskan hubungan dengan Wira, bukan karena aku buruk untuknya tapi dia tidak layak untukku." ujar Agnes lalu pergi meninggalkan Wira begitu saja.
Air matanya sudah benar-benar banjir, ia tidak peduli menjadi tontonan pengunjung cafe.
Wira tersenyum senang, akhirnya dia bisa mengakhiri hubungan dengan Agnes. Meski dengan cara yang menyakitkan untuk perempuan itu, Wira sangat puas.
Saat Wira sedang melamun memikirkan hari-hari esok yang bahagia tanpa terikat lagi dengan Agnes. Suara seseorang mengejutkan Wira.
"Aku kira kamu laki-laki baik, Wir. Tapi ternyata kamu sangat brengsek."
BRUGHHH
Wira yang masih dalam keterkejutan masih harus menerima bogem juga diwajahnya.
"Aduh... "
"Rasakan itu, pukulan yang aku berikan tidak seberapa sakit dengan perasaan Agnes yang kamu kecewakan."
"Ilham... " ucap Wira dengan lirih. Dia tidak menyangkan jika Ilham juga di cafe ini. Entah dari mana datangnya Ilham, dia tidak melihat jelas karena tadi sedang melihat Agnes berjalan keluar dari cafe.
"Kenapa? Terkejut melihatku disini juga?" tanya Ilham berseru kesal. "Aku, Pak Tio dan teman-teman lain sudah sangat baik hati denganmu, Wira. Tapi kamu malah mengecewakan kami. Jadi sekarang bayar hutangmu pada perusahaan juga pada aku dan teman-teman yang kamu pinjam uangnya. Kalo tidak, sekarang juga aku akan menyeret mu ke kantor polisi." Ancam Ilham membuat Wira cemas.
"Ilham, kita bicarakan baik-baik dulu, oke?" kata Wira mencoba membujuk laki-laki ini.
"Kurang baik apa kami padamu? Dibohongi olehmu salam jangka waktu cukup lama, bahkan kamu sepertinya sengaja menghindar dari kami, apa itu belum cukup?" jawab Ilham kesal. "Pilihan ada dua, lunasi sekarang atau kita selesaikan di kantor polisi?" tanya Ilham kembali.
Wira ketakutan, tentu dia tidak mau berurusan dengan polisi. "Baik akan aku lunasi sekarang, tapi sebentar izinkan aku menelpon seseorang." katanya meminta kelonggaran.
Melihat Ilham mengangguk, segera Wira menghubungi seseorang yang jelas bisa membantunya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Nyonya Baskara.
Untung saja telponnya langsung diangkat.
"Hallo, aku dalam masalah. Bisakah transfer aku 48 juta sekarang? Jika tidak nasibku akan berakhir di kantor polisi. Untuk lebih jelasnya akan aku ceritakan besok, sayang."
Ilham mendengar penuh rasa jijik. Bagaimana bisa Wira mengandalkan uang perempuan yang sepertinya kekasih barunya demi membayar hutang-hutanganya. Tapi Ilham bersikap bodoamat, terpenting sekarang urusan uang dengan Ilham cepat selesai.
Wira segera mengecek teleponnya. Dia segera mentransfer kan sejumlah uang pada Ilham.
"Lihat ini, semua sudah aku transfer ke rekening mu. Aku minta kamu bantu uruskan ya, Ham." ujar Wira dengan suara sedikit gemetar. "Jadi kita tidak ada lagi urusan, aku permisi."
Wira segera berlari meninggalkan Ilham yang masih menatapnya dengan tajam. Sedangkan Ilham dia sangat puas karena berhasil menagih hutang pada Wira.
"Aku harus segera mencari Agnes. Dia pasti sedang bersedih karena ulah Wira. Bajingan itu sangat keterlaluan sekali." batin Ilham langsung ikut keluar.
Disisi lain Agnes pergi tanpa arah tujuan, dia berhenti dipinggir halte dan duduk termenung.
"Umur 24 tahun, diselingkuhi hingga gagal menikah itu tidak apa kan?" ujar Agnes menertawakan nasibnya.
Dia tumbuh menjadi gadis yang mandiri, tidak pernah menyusahkan siapapun termasuk pasangannya. Tapi kenapa Wira mengatakan dirinya terlalu mengatur? Bukankah selama ini Wira sangat senang ketika dirinya mengatur banyak hal yang mengaku mereka berdua. Wira sendiri mengakui dia kurung pandai memutuskan sesuatu, oleh sebab itu merasa beruntung bertemu dengan Agnes dan menjalin hubungan asmara.
Tapi sekarang apa? Wira malah merasa tidak dihargai. Lucu sekali bukan?
"Halo cantik, sendirian aja. Mau abang temani."
Agnes dikejutkan oleh kedatangan dua orang preman yang tengah mencoba mendekatinya. Dia menatap waspada, takut mereka berbuat macam-macam padanya.
Benar, karena tidak mendapat tanggapan dari Agnes. Kedua preman itu berniat memegang tangannya. Seketika membuat Agnes berteriak dan menendang mereka.
"Berani kalian menyentuhku, akan aku patahkan tangan kalian." ujar Agnes lalu berlari menjauh.
"Sial, kenapa mereka mengejarku?" Dia menoleh kebelakang, mendapati kedua preman itu bersiap mengejarnya.
Cukup lama dia berlari, sampai dijalan cukup besar. Agnes melihat ada sebuah mobil akan melintas. Dia segera melambaikan tangan tanda butuh pertolongan.
Beruntung mobil berhenti, Agnes segera masuk dan duduk di kursi depan dengan tubuh bergetar.
"Kamu kenapa?" tanya pengemudi menatap heran.
Agnes tidak mampu menjawab tapi tangannya menunjuk ke depan, ada dua orang pria sedang mengejarnya.
"Tolong aku... "
so,trima aja mas daru jd clon suami....😁😁😁
udh d ajak prwatan mehong,d krimin bunga pula....agnes jgn smp nolak y kl d tmbak....😁😁😁
Move on dri kdal buntung,biar dia nysel s'umr hdp....yg pnting pdkt dlu,spa tau d ajak nkah.....😁😁😁
mas daru udh smngt bgt pdhl,taunya slh sngka....d kira agnes udh pnya pcar.....
pdhl pnya suami yg baik,mlah slingkuh....mna cma porotin pula....
yg jd krban ga cma psangannya,tp kluarga s bjingn jg.....
aku udh mmpir....
Bru awl,udh esmosi....tp jg nyesek....
pgn bejek2 mreka yg jd psngn slingkuh...😠😠😠