NovelToon NovelToon
Bukan Pelakor Biasa

Bukan Pelakor Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa / Pihak Ketiga
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya Ayu

“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”

Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.

Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.

Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.

Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?

Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Dewi

Lisa kembali bekerja seperti biasanya setelah tadi pagi kembali bertemu dengan ke dua orang tua Sagara. Wajahnya tampak berseri dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Hari ini dirinya teramat bahagia karena satu persatu masalah yang mengganjal telah terselesaikan.

Seli yang melihat sahabatnya begitu berseri lantas mendekat, sambil menata roti di etalase, gadis itu mencuri waktu untuk mengobrol dengan Lisa.

“Cerah banget? Habis dapet jackpot ya?” tanya Seli sambil mengerlingkan matanya.

“Tau aja kamu, Sel. Emang kentara banget, ya?”

Seli mengangguk. “Mukamu cerah banget hari ini. Kayak orang yang lagi jatuh cinta.”

“Enggak, lah. Kan aku juga habis putus sama mas Zaki. Euh, itu, orang tuanya mas Saga udah ngasih restunya ke aku,” bisik Lisa di akhir kalimat.

“Serius? Wah… keren banget bisa dapet restu secepat itu. Aku kira bakalan ada drama panjang ratusan episode,” selorohnya.

“Aku juga nggak nyangka bisa secepat itu, Sel. Aneh nggak sih, Sel. Aku yang baru kenal dan baru dekat udah main nikah aja, kesannya kayak murahan banget nggak sih? Habis putus tiba-tiba nikah sama yang lain,”

Lisa sengaja tidak memberikan penjelasan yang lebih lengkap pada Seli mengenai kejadian tadi malam. Ia tidak ingin menjadikan Dewi bahan gibahannya siang ini karena percuma, hal itu hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Seli menoleh ke kanan dan ke kiri, untuk memastikan tidak ada atasan yang mengawasinya. “Enggaklah. Justru bagusnya, ya gitu. Kalau udah cocok mah nikah aja. Jangan kelamaan dipacari apalagi digantung doang. Lagipula tujuan kamu juga nggak yang aneh-aneh,'kan?"

“Udah lah, Lis. Jangan mikir yang nggak-nggak, bukan kamu juga, kan yang deketin dia. Dia duluan yang deketin kamu dan ngasih penawaran itu, jadi sekarang fokus aja sama tujuan kamu nerima dia dan mempersiapkan diri untuk kedepannya. Masalah yang lain, itu biar jadi urusannya,” kata Seli, bijak.

Lisa mengangguk paham, sudah berulang kali dirinya meyakinkan diri akan hal itu, tetapi tetap saja rasanya seperti ada ganjalan di hatinya. Namun, setelah mendengarkan ucapan Seli, Lisa kembali berpikir dan membenarkan ucapan sahabatnya itu.

Percakapan mereka terhenti karena ada keramaian di depan toko. Lisa yang masih menunggu meja kasir hanya mampu memendam rasa penasarannya hingga nanti kembali bertemu Seli yang sudah lebih dulu mendekati keramaian.

Tidak lama setelah itu, Seli berlari kecil menghampiri Lisa. “Lis, ada calon kakak madumu,” bisik Seli.

“Eh? Tumben, bukannya dia sibuk syuting di puncak, ya? Kan beberapa episode kemarin mereka syutingnya di sana?”

“Udah kelar, kali, tuh, buktinya dia udah balik. Udah dulu, ya, aku mau coba layani dia.”

Tanpa banyak basa-basi, Seli mendekati Dewi yang tengah berbincang dengan seorang pria yang sangat Seli kenali. Namun, gadis itu mencoba tak acuh dan bersikap biasa saja.

Lisa terus memperhatikan Dewi yang terlihat obrolan dengan Seli dan pria di sampingnya. Matanya memicing, mencoba melihat siapa laki-laki yang bersama wanita itu.

“Lho, itu, kan si Kelvin? Wah, bener-bener, ya mereka berdua! Bisa-bisanya keluar berduaan kayak gini,”

“Eh, tapi, kan nggak bakalan ada yang curiga sama hubungan gelap mereka. Secara, mereka terlibat projek bareng, pasti netizen ngiranya mereka cuma mau bangun chemistry doang. Kasihan banget mas Saga. Ih, kok, jadi aku yang sebel, sih!” gumam Lisa.

Dalam hati gadis itu memaki tindakan Dewi yang dengan santainya jalan bersama selingkuhannya. Untuknya yang mengetahui hubungan mereka, Lisa tentu merasa ilfeel dan ingin memaki pada pasangan selingkuh itu. Namun, hal itu hanya bisa dipendamnya sendiri karena Lisa tidak ingin menimbulkan kekacauan.

“Sepertinya ini saja, mbak. Mama mertua saya hanya menyukai kue ini.”

Lisa segera memecah lamunannya setelah melihat Dewi dan Kelvin yang sedang mendekat ke meja kasir dengan nampan di tangannya.

“Ada lagi, kak?” tanya Lisa mencoba ramah.

“Sudah, itu saja.” Wanita itu menoleh sebentar ke arah etalase tempat kue kering berada. “Em, tambah kukis coklatnya dua kak, suami saya sangat menyukainya,” katanya dengan mengulas senyum tipis.

Dapat Lisa lihat, rahang Kelvin yang tiba-tiba mengeras ketika Dewi mengatakan hal itu. Lisa tentu tahu, itu hanyalah pencitraan yang dilakukan Dewi agak tidak ada yang mencurigai hubungan mereka. Tanpa wanita itu tahu bahwa kekasih gelapnya tengah menahan cemburu.

Bisa-bisanya ngebahas kesukaan suami di depan selingkuhan. Tapi bodo amat, lah. Aku juga nggak bakalan kasihan sama dia, batin Lisa.

***

Sagara masih berada di rumah orang tuanya karena mama Rida hanya menginap semalam dan sudah diperbolehkan pulang pagi tadi. Sekarang pria itu tengah berada di ruang kerja sang ayah untuk berdiskusi.

“Papa masih tidak menyangka kalau Dewi bisa melakukan hal itu sama kamu Saga. Kenapa kamu baru memberitahu hal ini sekarang padahal kamu sudah mengetahuinya dari lama?” Antonio mengembuskan napasnya pelan.

Sagara menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. “Kalau Saga langsung memberitahu mama dan papa saat itu, Saga yakin kalian tidak akan percaya dengan apa yang Saga ucapkan. Di mata kalian, Dewi yang kalian kenal begitu sempurna tanpa celah, sehingga besar kemungkinan kalian akan menyalahkan Saga daripada Dewi.”

“Ya, mungkin saja seperti itu. Yang mama dan papa lihat, Dewi memang wanita baik dan sopan, sehingga bukan tidak mungkin kalau kami akan membelanya. Lalu, sekarang bagaimana? Hubunganmu dengan Dewi, apakah kalian masih berhubungan baik?”

“Sejak hari di mana Saga mengetahui perselingkuhannya, sejak hari itu Saga mulai menjaga jarak. Saga takut lepas kendali dan justru melakukan kekerasan jika masih tetap seperti biasanya. Awalnya Dewi tidak menyadari, tapi beberapa hari yang lalu, sepertinya dia mulai sadar dengan perubahan sikap Saga.”

Lalu mengalirkan cerita di mana pertengkaran mereka dimulai. Sagara mengungkapkan semua isi hatinya kepada sang ayah yang selama ini begitu diseganinya. Tentang rasa kecewa dan patah hatinya hingga dirinya bertemu dengan Lisa, seorang gadis miskin, yatim, dan memiliki banyak masalah dihidupnya.

“Sudah cukup banyak, bukti yang Saga miliki, dan mungkin sebentar lagi, Saga akan mengajukan gugatan perceraian dengan Dewi,” sambungnya.

“Baiklah, papa tidak akan lagi berpihak pada siapapun. Lakukan apa yang menurutmu baik, jika kamu benar-benar melepaskan Dewi, maka pulangkan dia dengan cara baik-baik seperti dulu ketika kita memintanya pada keluarganya. Dan untuk hubunganmu dengan Lisa, meski kami telah memberikan restu, bukan berarti kami menerima begitu saja kehadirannya.”

Sagara mengangguk paham. Pasti tidak mudah bagi orang tuanya kembali menerima orang baru yang belum mereka kenal. Dengan Dewi saja mereka bisa kecolongan, apalagi dengan Lisa yang baru beberapa jam mereka kenal. Jadi Sagara mencoba maklum dengan keputusan orang tuanya.

Tok!

Tok!

“Tuan?” panggil seseorang dari luar ruangan.

Sagara dengan cepat membuka pintu dan melihat asisten rumah tangganya tengah berdiri di depan pintu dengan raut wajah khawatir.

“Ada apa, Bi?”

“Ada non Dewi di kamar nyonya, Den.”

“Apa yang dilakukan wanita itu? Mama bagaimana?”

“Saya tidak tahu, Den. Ketika saya ingin mengantarkan minum ke kamar nyonya, saya mendengar suara nyonya berteriak, saya tidak berani masuk, jadi—”

Tanpa menunggu bibi menyelesaikan ucapannya, Sagara yang disusul sang ayah segera berlari menuju kamar mama Rida berada. Dua pria beda usia itu khawatir Rida akan marah dan mengamuk pada Dewi.

bersambung

1
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Lutfi Emaknya Naura
keren
ardiana dili
lanjut
Wensy Gusno
Lanjut thor
Nad-IG : na_nadyaayu: kak, tunggu jam 18.00 wib ya☺☺
total 1 replies
Lita
up
Nad-IG : na_nadyaayu: hai kak, bab baru akan Nad up pukul 18.00 wib ya. sampai jumpa lagi/Kiss/
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak, seperti biasanya ya/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Menarik thor
Nad-IG : na_nadyaayu: terima kasih sudah membaca tulisan Nad, kak/Kiss/
total 1 replies
Jengendah Aja Dech
❤️
Lita
menarik cerita nya... lanjut baca
Nad-IG : na_nadyaayu: lanjut sampai nanti tamat ya kak/Kiss//Kiss/
total 1 replies
ardiana dili
semangat thor
Nad-IG : na_nadyaayu: makasih semangatnya kak, tau aja kalau Nad lagi galau. wkwk/Frown//Facepalm/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Supryatin 123
team Lisa donkkl.lnjut Thor 💪💪
ardiana dili
lisa thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.makin seru
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak. selalu dukung Nad ya/Whimper/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak/Drool/
total 1 replies
Dhina Dindin
mantab buktinya ..biar mama saga percaya
Nad-IG : na_nadyaayu: harus percaya dong. kalau udh ada bukti fisik masa masih denial, ya nggak?? /Grin/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
up lagi thor
ardiana dili
lanjut
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!