Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Mereka sekarang sedang berkeliling di proyek yang sedang di kerjakan. progres sudah lebih dari 55%. Cukup cepat. Dan di perkirakan dalam dua bulan akan selesai. Abi mengecek semuanya dengan teliti. Sedangkan Kinara dan yang lain juga sama mengecek di bawah. Abi mengecek ke bagian belakang.
"Di belakang ini akan kita tambah dengan kolam." ujar Abi.
"Tapi di belakang ini belum di beli tanahnya Pak. Tanah yang kita beli sampai tembok pagar ini." jawab Kinara.
"Kamu lihatlah. Pemandangan di belakang ini sangat bagus. Dan akan menjadi nilai juual yang tinggi saat kita buat kolam disini." ujar Abi yang tadi sempat naik memanjat ke atas pagar pembatas. Kinara yang penasaran mencoba naik. Karena dia tak akan percaya jika tidak melihat sendiri. Tapi dia sedikit kesulitan. Karena tak ada pijakan disana.
"Naik ke atas pundakku Bu Kinara." Kevin membungkuk di depan Kinara membuat wanita itu kaget begitupun dengan Abi yang merasa tak suka dengan perlakuan Kevin.
"Saya berat Pak Kevin." jawab Kinara.
"Anda sangat ramping mana ada berat segala. Ayo naik Bu." jawab Kevin sambil tersenyum.
"Baiklah. Tapi maaf kalau saya tidak sopan."jawab Kinara.
"Santai Bu." jawab Kevin.
Kinara berjalan mendekat ke arah Kevin dan akan naik ke atas punggungnya. Tapi Abidzar menarik tangan Kinara tiba-tiba. Sehingg membuat badan Kinara menabrak Abidzar dan membuat Kinara bisa amencium aroma parfum dari pria itu yang menurutnya aroma parfum yang tak asing di hidungnya. Tapi parfum siapa. Dia sendiri lupa.
"Gak usah caper." ujar Abidzar. Membuat Kinara mendorong badan Abidzar. Membuat Abidzar kaget begitupun yang lainnya. Dan yang mereka tak kira adalah saat Abidzar menarik tangan Kinara seolah Kinara tak boleh bersentuhan dengan siapapun
"Baiklah saya akan lihat nanti. Meminta pekerja membawakan tangga. Ada tambahan apa lagi yang anda inginkan Pak Abi." tanya Kinara.
"Tapi Bu. Membebaskan lahan di belakang itu kita tau sendiri tak mudah. Lebih baik jangan di iya kan." bisik Kevin membuat Abidzar kesal bukan main melihat pria lain berbicara sangat dekat dengan istrinya. Padahal bukan hal yang macam-macam tapi entah kenapa dia kesal sekali melihatnya.
"Kita lihat saja nanti. Jika sulit maka buka rezeki kita." jawab Kinara santai.
"Usahakan yang terbaik jangan pasrah." kesal Abidzar pergi darisana.
"Dia kenapa sih? Apa serang PMS. Ko sepertinya sensitif sekali hari ini. Bener gak sih?" ujar Kinara yang di angguki oleh Kevin san Bang Bopak juga Devin.
"Saya juga merasa heran dengan tingkah beliau yang tak biasa." jawab Devin.
"Kalian mau pergi apa jadi patung disitu?" teriak Abidzar membuat mereka berhamburan keluar dan kembali ke motor masing-masing. Mengikuti Abidzar yang sudah pergi lebih dulu.
"Kenapa bau parfumnya aku seperti kenal. Apa mungkin memang semua pria suka parfum begitu? Tapi parfum Kevin tak seperti itu. ah, apa mungkin karena aku sudah mulai terbiasa dengan Bang Bizar. Jadinya setiap orang malah aku samakan dengan dia. Astaghfirullah ada apa denganku." seru Kinara geleng kepala di atas motor saat dalam perjalana pulang ke Office.
"Aku mau kamu usahakan lahan di belakang kita miliki." kembali Abidzar berbicara saat mereka tiba.
"Akan kami usahakan Pak." jawab Kinara. Yang sebenrnya tak yakin jika bisa mendapatkan lahan itu.
"Bagus. Aku tak mau pekerja lemah. Entah dia itu laki-laki ataupun perempuan aku tak mau tau." tambah Abidzar membuat Kinara membosankan matanya malas. Dia paling kesal kalau sudah berbicara masalah gender.
"Baik Pak Abi." jawab Kinara yang malas berdebat. Setelahnya Abidzar pergi darisana dan menuju kantornya. Sepanjang perjalanan dia masih saja terus merasa kesal hati kepada Kinara yang dia fikir terlalu dekat dengan Kevin.
"Kamu harus di hukum." kesal Abidzar sambil menggigit telunjuknya. Menahan kesal kepada Kinara dan Kevin tadi.
"Anda tidak apa-apa Pak?" tanya Devin heran
"Tidak. Apa jadwal kita hari ini padat Dev?" tanya Abidzar.
"Tidak Pak." jawab Devin.
"Baiklah. Aku harus pulang lebih cepat." jawab Abidzar. Devin mengangguk saja.