Jodoh Untuk Kanaya

Jodoh Untuk Kanaya

Bab 1 Pernikahan

Suara derap langkah kaki seorang gadis terdengar samar, memasuki gedung yang telah di sulap menjadi tempat pernikahan yang sangat megah .  Dia Kanaya fitriani,seorang gadis remaja yang baru saja lulus SMA dan baru beberapa minggu lalu mendaftarkan diri di fakultas ternama di kota Bandung.Naya lari tergopoh gopoh memasuki ruangan yang sudah ramai itu,tibalah dia di dekat para orang-orang yang telah duduk dengan rapi. Di Di tengah ruangan tampak seorang lelaki paruh baya memakai jas berwarna hitam dengan peci warna yang sama,duduk juga di depannya seorang lelaki yang sangat tampan memakai kalung bunga melati.

Bumi Mahesa Erlangga,demikian nama mempelai lelaki itu.Namun ada satu tanda tanya,sudah satu jam mereka menunggu sang mempelai perempuan hingga detik ini belum kelihatan. Para tamu yang hadir sudah mulai gusar,  demikian juga dengan mempelai pria.

“ Naya  kenapa baru datang neng? Tante sendirian dari tadi gak ada temen.” sahut seorang ibu  yang berdiri di belakang mempelai pria.

“ Maaf Tan, terlambat.Naya baru sampai dari Bandung dan langsung lari kesini. "ucap Naya dengan napas yang sedikit tersengal. Karena baru saja berlari.

“ Maafkan Tante ya lagi sibuk banget malah nyuruh kamu kesini. Terasa ada yang kurang kalau gak ada kamu nak.” ucap Bu Ningsih ibu dari mempelai pria.

“ Tan, ko acaranya belum mulai,mba Nesa belum datang?” Naya celingukan mencari mempelai wanita yang tidak terlihat

“ Masih di jalan , Tante juga udah cemas dari tadi nungguin, harusnya mempelai wanita datang lebih dulu daripada mempelai laki laki ini malah kebalik, gak ngerti Tante sama jalan pikiran Nesa."

“ Bagaimana ini Pak,apa acaranya akan berlanjut? saya harus segera ke kampung sebelah untuk menikahkan orang juga di sana.” tanya pak penghulu.

Bumi semakin dibuat panik dengan ucapan pak penghulu “ sebentar ya pak ,saya coba hubungi calon istri saya lagi” kemudian Bumi mengeluarkan benda pipih dari saku jasnya,mencari kontak Nesa dan langsung menghubungi, namun hingga beberapa saat,tidak ada sahutan dari seberang, malah nomernya tidak bisa di hubungi.

“ Ayo Nesa,kamu dimana ?” ucap Bumi semakin panik pasalnya beberapa tamu yang hadir sudah saling berbisik mempertanyakan acara yang belum juga di mulai .

Beberapa saat kemudian datang seorang laki - laki menghampiri pak Arif, ia memberikan sebuah amplop kemudian membisikan sesuatu di telinga Pak Arif. Pria paruh baya itu langsung menegang dan membulatkan matanya.

“ Benar yang kamu katakan itu?” ucapnya dengan nada tajam. Kemudian laki laki itu mengangguk.

Pak Arif memberi kode kepada bu Ningsih dan Bumi untuk berbicara empat mata di ruangan tertutup.

“ Pak mohon beri waktu sebentar lagi saya akan mengurus sesuatu dulu.” bisik pak Arif pada penghulu.

“ Baik pak, silakan.”

Di lantai dua,

“ Ada apa ini pah, kenapa kita di kumpulin seperti ini? Apa yang dia katakan pria tadi,kenapa papah terlihat sangat tegang?” tanya Bumi yang melihat  raut wajah Papahnya yang memerah dengan rahang yang sudah mengeras.

“Dengar Bumi, mulai saat ini lupakan Nesa , dia tidak akan datang kesini ,karena dia sudah kabur dengan pria lain ke luar negeri.” ucap Pak Arif dengan datar.

“ APA!!!!!” bu Ningsih dan Bumi sangat terkejut denagn kata - kata yang di ucapkan oleh pak Arif

“Pah jangan bercanda ini gak lucu lho?”  kata Bumi lagi.

“Papah gak bercanda Bum, ini fakta yang sebenarnya wanita itu tidak mau menikah denganmu, dia pergi dengan Aldo temanmu sendiri.”

sekali lagi Bumi di buat terkejut dengan fakta lainnya.

“Enggak  ini gak mungkin. Bagaimana bisa Nesa melakukan ini padaku, kami sepakat akan menikah hari ini dan membangun rumah tangga yang sakinah, ini pasti ada yang salah. Ia kan pah? Jawab pah!” tanya Bumi yang merasa kini dirinya begitu terpuruk , dia sangat patah hati karena kekasih yang paling di cintainya tega berkhianat padanya dan mencampakkannya.

‘” Pah apa ini benar ?” tanya bu Ningsih memastikan.

“ Benar mah , dia juga mengirim ini untuk Bumi, sepertinya memang ini sudah di rencanakan oleh mereka.” ucap pak Arif sambil memberikan sepucuk surat yang ia sembunyikan di saku celananya.

(Dear Bumi,

Maaf aku harus pergi mendadak disaat seharusnya aku ada di pelaminan bersamamu ,aku pergi untuk menggapai cita citaku ,kamu tahu kan impian terbesarku apa. Jadi maafkan aku sayang aku pergi hanya untuk sementara ,aku akan kembali setelah impianku sukses. Ini kesempatan langka untukku.aku mohon tunggu aku setelah itu aku janji kita benar benar akan menikah.

Dari orang yang sangat mencintaimu.

                                         Nesa)

Bu Ningsih membaca surat itu kemudian meremasnya kuat-kuat,sangat jelas tertulis jika Nesa pergi mengorbankan perasaan Bumi yang berharap banyak dengan pernikahan ini. Bu Ningsih langsung syock, di bawah para tamu undangan sedang menunggu sang mempelai untuk ijab qobul , dekorasi dan pesta telah siap.

” bagaimana ini Pah apa yang harus kita lakukan? kita tidak mungkin membatalkannya kan? akan sangat malu untuk keluarga kita jika sampai batal.” ucap bu Ningsih sambil terisak.

“ Papah juga gak tau Mah harus bagaimana.”

“Pah…pah dadaku pah…” tiba - tiba Bu Ningsih merasakan nyeri di area dadanya dan seketika itu juga beliau langsung pingsan.

“ Mah…mah… Bum ,mamah mu!!” teriak Pak Arief membuat suasana di ruangan itu menjadi kacau balau.

Bumi yang masih syock dengan kenyataan di tinggal sang calon istri kini harus melihat ibunya yang pingsan karena tidak kuat menanggung beban.

Di bawah Kanaya menunggu dengan cemas kenapa Tante Ningsih sangat lama. Dia kemudian berinisiatif untuk menyusulnya .

" Ceklek" pintu terbuka ,semua orang yang ada dalam ruangan itu menengok ke arah Kanaya yang sudah di depan pintu. Ia nampak kaget melihat Bu Ningsih yang terbaring di sofa.

" Lho Mas ,Tante kenapa ko berbaring? Tante sakit?" Tanya Naya sedikit panik. Sedang Bumi tidak menjawab apa-apa. Di masih butuh waktu untuk bisa sadar pada kenyataan.

" Dia pingsan Nay." Ucap Pak Arif.

" Ya ampun ko bisa?" Naya yang baru tahu kondisi Tante Ningsih ikutan panik dan khawatir. Dia lalu mengambil minyak kayu putih yang selalu tersedia di dalam tas selempangnya. Mengoleskan pada perut dan mendekatkan pada hidung Tante Ningsih ya.pak Arif melihat apa yang di lakukan oleh Kanaya sangat terharu . Gadis remaja itu dengan cepat bertindak untuk menyadarkan istrinya.sesuatu yang seharusnya sedari tadi ia dan Bumi lakukan. Namun karena panik dan syock mereka belum sempat melakukan apapun.

Bu Ningsih membuka matanya, setelah Naya mengoleskan minyak kayu putih pada permukaan hidungnya. Ia melihat sekeliling masih di tempat yang sama.itu artinya kejadian tadi bukanlah mimpi.

" Pah...Bum , gimana Nesa jadi datang gak?" Ucapnya lirih.

" Sudah ya mah jangan mikirin itu dulu mamah baru sadar sekarang." Ucap Pak Arif.

" Ia mah Papa benar." Lanjut Bumi.

Bu Ningsih menggeleng.

"Bum mamah minta kamu berjanji sama mama lupakan wanita itu.dia gak baik untuk kamu."

" Gak mah ,Nesa hanya ingin ngejar impiannya dulu aku akan nunggu dia mah "

" Gak nak ma-ma mohon." Ucap Bu Ningsih dengan terbata bata.

Bumi dan Pak Arif serta Naya kembali di buat panik

Bu Ningsih memberi kode pada sang suami agar mendekat

pak arief mendekat ,ia tahu istrinya ingin mengucapkan sesuatu namun sangat lemah. Akhirnya ia mendekatkan telinganya pada wajah sang istri.  Ia menegang saat sang istri membisikan sesuatu. Ia menatap Bumi yang berada di samping sang Mama sedari tadi sambil menangis , lalu menatap seorang gadis yang sedang memijit kaki istrinya. Ia menganggukan kepala pada sang istri.

“jika itu yang mama mau ,baiklah akan papah lakukan.” ucap pAK Arif

” Bum , Naya  ada yang ingin Papa bicarakan dengan kalian.” kata Pak Arif dengan serius.

“Apa pah?” tanya Bumi , sedang Naya langsung menghentikan kegiatannya, ia berdebar merasakan aura yang sangat tidak enak , menanti apa yang akan di ucapkan oleh Pak arif adalah sesuatu yang akan mempengaruhi hidupnya.

“Mama ingin Naya menggantikan Nesa untuk menikahi mu.” ucap Pak Arief.

“ APAAAA!!! “ ucap mereka serempak.

“ Gak mungkin Pah aku gak mau?” tolak Bumi.

“ Ayolah Bum , ini permintaan mamamu nak, coba kau lihat kondisinya sekarang.” ucap Pak Arief sambil pandangan mata menunjuk ke arah sang istri yang tengah terbaring .

“ Tapi Pah aku gak cinta sama Naya , mana mungkin kami menikah , lagipula Naya juga pasti gak akan bersedia menikah denganku .” tolak Bumi  yang di barengi anggukan juga oleh Naya.

" Ia Om, jangan bercanda dengan situasi ini. Kami tidak bisa menikah ,mas Bumi sangat mencintai mba Nesa, akupun gak mau masuk dalam hubungan mereka Om." Ucap Kanaya lagi.

"Om mohon Nay , kabulkan permintaan istri Om ,mungkin ini adalah permintaan terakhirnya." Ucap Pak Arif memohon pada gadis yatim piatu ini.

" Tapi Om."

" Nay ... Nay to-long kabulkan permintaan Tante Nay..!" Ucap Bu Ningsih dengan terbata bata dan sedikit lemah.

"Bum.. Mama mo-hon nikahi Ka-na-ya.!"  Lanjut Bu Ningsih pada sang putra .dia memegangi terus dadanya yang kembali merasakan sakit.

" Gak mah ,kita ke rumah sakit sekarang ya .mamah jangan mikir apa apa lagi Bumi gak mau mama sakit ayo mah." Bumi beranjak hendak mengangkat tubuh sang mama namun di cegah oleh Bu Ningsih.

" Ini permintaan Mama yang terakhir nak."

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

😭😭awal yg sedih

2024-01-11

1

𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚

𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚

mampir

2024-01-08

0

Minah Parinduri

Minah Parinduri

hai thor,,
mampir dl ah,,

2024-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pernikahan
2 BAB 2 MASUK RUMAH SAKIT
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8 PERGI
9 BAB 9 PENYESALAN
10 BAB 10 TIDAK ADA KABAR
11 BAB 11 SIAPA ANAK KECIL ITU?
12 BAB 12 KEGELISAHAN SEORANG BUMI
13 BAB 13 KAIN MERAH DI BALIK KEMEJA TIPIS
14 BAB 14 PANGGILAN SAYANG
15 BAB 15
16 BAB 16 KITA MULAI DARI AWAL
17 BAB 17 TAK BISA MELEPASMU
18 BAB 18 IBADAH BERSAMA
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 Bab 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 Bab 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 Bab 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 Bab 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BSB 50 BERKELAHI
51 Bab 51 kehilangan
52 Bab 52 masih larut dalam kesedihan
53 Bab 53 Sepupu menyebalkan
54 Bab 54
55 Bab 55 mencari pria yang menghamili Nesa
56 Bab 56 Menemui Bumi
57 Bab 57 hidup baru di Malang
58 Bab 58 meminta tanggungjawab
59 Bab 59 ketegangan di meja makan
60 Bab 60 leo semakin menjadi
61 Bab 61 BERKELAHI
62 Bab 62 Pergi dari rumah
63 Bab 63 Hanya pindah, tidak meninggalkan
64 Bab 64 Merubah penampilan
65 Bab 65 Jangan lagi mau ditindas, Ma
66 Bab 66 Bapak dan anak sama saja
67 Bab 67 Leo kembali berulah
68 Bab 68 Di bawa pergi
69 Bab 69 Wanita Playing victim
70 Bab 70 Semakin rumit
71 Bab 71 bertemu Dimas
72 Bab 72 Tanda tangan
73 Bab 73 Kabur
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 Bertemu Altezza
78 BAB 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81 Tidak seperti yang diduga
82 Bab 82 Membujuk Kanaya
83 Bab 83 Ayah jangan pergi
84 Bab 84 kepergian Eyang Nur
85 Bab 85 kembali bersama
86 Bab 86 Karma
87 Bab 87
88 Bab 88 persiapan kembali ke rumah
89 Bab 89 selamat datang kembali, sayang
90 Bab 90 Pertemuan haru
91 Bab 91 Pria kesepian
92 Bab 92 merajuk
93 Bab 93 Takut
94 Bab 94
95 BAB 95 Buka puasa untuk yang kedua kali
96 Bab 96 Rencana licik Bumi
97 Bab 97 pengacau
98 BAB 98 bertemu Ana lagi
99 BAB 99 BERKUNJUNG KE KANTOR
100 BAB 100 Harap-harap cemas
101 BAB 101 MAU TUTUT!
102 BAB 102 Garis dua
103 novel baru
104 Bab 103 acara tujuh bulanan
105 pengumuman novel baru
106 Bab 104 TERPUKAU
107 Kaila Sasa putri Erlangga
108 Akhir yang bahagia
109 pengumuman novel baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1 Pernikahan
2
BAB 2 MASUK RUMAH SAKIT
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8 PERGI
9
BAB 9 PENYESALAN
10
BAB 10 TIDAK ADA KABAR
11
BAB 11 SIAPA ANAK KECIL ITU?
12
BAB 12 KEGELISAHAN SEORANG BUMI
13
BAB 13 KAIN MERAH DI BALIK KEMEJA TIPIS
14
BAB 14 PANGGILAN SAYANG
15
BAB 15
16
BAB 16 KITA MULAI DARI AWAL
17
BAB 17 TAK BISA MELEPASMU
18
BAB 18 IBADAH BERSAMA
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
Bab 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
Bab 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
Bab 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
Bab 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BSB 50 BERKELAHI
51
Bab 51 kehilangan
52
Bab 52 masih larut dalam kesedihan
53
Bab 53 Sepupu menyebalkan
54
Bab 54
55
Bab 55 mencari pria yang menghamili Nesa
56
Bab 56 Menemui Bumi
57
Bab 57 hidup baru di Malang
58
Bab 58 meminta tanggungjawab
59
Bab 59 ketegangan di meja makan
60
Bab 60 leo semakin menjadi
61
Bab 61 BERKELAHI
62
Bab 62 Pergi dari rumah
63
Bab 63 Hanya pindah, tidak meninggalkan
64
Bab 64 Merubah penampilan
65
Bab 65 Jangan lagi mau ditindas, Ma
66
Bab 66 Bapak dan anak sama saja
67
Bab 67 Leo kembali berulah
68
Bab 68 Di bawa pergi
69
Bab 69 Wanita Playing victim
70
Bab 70 Semakin rumit
71
Bab 71 bertemu Dimas
72
Bab 72 Tanda tangan
73
Bab 73 Kabur
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 Bertemu Altezza
78
BAB 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81 Tidak seperti yang diduga
82
Bab 82 Membujuk Kanaya
83
Bab 83 Ayah jangan pergi
84
Bab 84 kepergian Eyang Nur
85
Bab 85 kembali bersama
86
Bab 86 Karma
87
Bab 87
88
Bab 88 persiapan kembali ke rumah
89
Bab 89 selamat datang kembali, sayang
90
Bab 90 Pertemuan haru
91
Bab 91 Pria kesepian
92
Bab 92 merajuk
93
Bab 93 Takut
94
Bab 94
95
BAB 95 Buka puasa untuk yang kedua kali
96
Bab 96 Rencana licik Bumi
97
Bab 97 pengacau
98
BAB 98 bertemu Ana lagi
99
BAB 99 BERKUNJUNG KE KANTOR
100
BAB 100 Harap-harap cemas
101
BAB 101 MAU TUTUT!
102
BAB 102 Garis dua
103
novel baru
104
Bab 103 acara tujuh bulanan
105
pengumuman novel baru
106
Bab 104 TERPUKAU
107
Kaila Sasa putri Erlangga
108
Akhir yang bahagia
109
pengumuman novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!