Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. DI RUANG OPERASI
Tamara bingung harus melakukan apa saat ini. Setelah mengetahui pria yang ia tolong ternyata Putra tunggal dari Tuan Aditama.
Saat dokter memeriksa kondisi Regen saat ini, dokter memutuskan untuk segera melakukan tindakan operasi.
Karena di bagian kepala Regen terdapat benturan yang cukup keras, hingga perdarahan pun terjadi.
Dokter meminta persetujuan dari Tamara, Tamara bingung harus melakukan apa. Dia hanya menjawab kepada dokter untuk segera melakukan yang terbaik dan berusaha menyelamatkan pria yang ia tolong.
Mau tidak mau Tamara harus menghubungi Tuan Aditama. Ia meraih ponselnya, masih tersimpan di sana nomor ponsel mantan bosnya itu.
Saat nomor ponsel milik Tuan Aditama ia temukan di layar ponselnya, ia menekan tombol hijau agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Tuan Aditama.
Tamara sama sekali tidak mengetahui kalau kondisi kesehatan Tuan Aditama saat ini menurun.
Kring....
Kring ....
Kring....
Suara Deringan ponsel milik Tuan Aditama yang berada di atas nakas.
Tuan Aditama bersusah payah untuk bangkit berniat mengambil ponsel miliknya yang berada di samping tempat tidur.
Tuan Aditama mengerutkan keningnya, ketika melihat nomor ponsel Tamara yang menghubungi dirinya.
"Ada apa Tamara menghubungiku sore begini, apa ada sesuatu hal yang ingin Ia tanyakan kepadaku mengenai Alven? bukankah dia sudah bercerai dengan Alven? pertanyaan demi pertanyaan timbul di hati Tuan Aditama.
Daripada penasaran Tuan Aditama pun menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya.
"Halo selamat sore Tamara, lama sudah kamu tidak pernah menghubungi saya."ucap Tuan Aditama dengan suara sedikit parau.
"Selamat sore Tuan, Bagaimana kabar Tuan hari ini apa baik-baik saja?"
"Iya beginilah Tamara, kalau usia tubuh sudah termakan usia, jadi kondisi kesehatan pun semakin menurun.
"Tuan, bolehkah anda datang ke rumah sakit?"tanya Tamara berhati-hati.
"Ada apa Tamara, Mengapa kamu memintaku datang ke rumah sakit sekarang?"tanya Tuan Aditama merasa heran.
"Tidak apa-apa Tuan, Saya hanya ingin bertemu dengan Tuan."ucap Tamara membuat Tuan Aditama semakin bingung.
"Ada apa sebenarnya Mengapa tiba-tiba kamu menghubungi saya lalu meminta saya untuk datang ke rumah sakit."
"Saya hanya ingin perlu bertemu dengan Tuan saja, ada sesuatu yang ingin Tamara bicarakan kepada Tuan. Apa tidak ada sopir pribadi yang bisa mengantar Tuan ke sini?
"Kamu tenang saja, aku akan datang kebetulan Aryo berada di sini." sahut Tuan Aditama sembari berusaha bangkit dari tempat tidurnya.
Tuan Aditama meminta kepada sang sopir untuk segera menyiapkan mobil, agar Aryo segera menghantarkannya ke rumah sakit di mana Tamara saat ini berada bersama Regen Aditama
Setelah Tuan Aditama duduk dengan nyaman di dalam mobil, Aryo menghidupkan mesin mobil lalu meninggalkan rumah utama keluarga Aditama, menuju rumah sakit di mana saat ini Tamara berada.
"Maaf Tuan memangnya siapa yang sakit Mengapa Nona Tamara meminta Tuan untuk menemuinya di rumah sakit?" tanya Aryo yang juga penasaran.
"Entah, Saya juga merasa heran Tamara tidak pernah seperti ini. Pasti ada sesuatu hal penting yang ingin Ia bicarakan kepadaku." ucap Tuan Aditama kepada Aryol yang saat ini fokus menyetir mobil yang ditumpangi oleh Tuan Aditama.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih tiga puluh menit membelah jalanan ibukota yang lumayan macet, akhirnya Tuan Aditama tiba di rumah sakit. Dimana Tamara meminta Tuan Aditama untuk datang menemuinya.
Tamara sengaja tidak memberitahu hal yang sebenarnya yang kepada Tuan Aditama, khawatir jika Tamara memberitahu di rumah bisa saja kondisi kesehatan Tuan Aditama semakin drastis menurun bahkan bisa saja shock, yang dapat berakibat fatal untuk kondisi kesehatan Tuan Aditama.
Tampak Tuan Aditama sedikit tertatih berjalan menghampiri Tamara yang dari tadi mondar-mandir di depan ruang operasi.
Tuan Aditama kembali menghubungi nomor ponsel Tamara, dan mengatakan kalau saat ini dirinya sudah berada di rumah sakit. Tamara pun meminta kepada Tuan Aditama untuk segera menemuinya tepat di dekat ruang operasi. Membuat Tuan Aditama semakin bingung apa yang sebenarnya yang ingin dibicarakan Tamara kepadanya, Sehingga Tamara meminta Tuan Aditama untuk menemuinya di dekat ruang operasi.
Tamara sudah melihat Tuan Aditama berjalan ke arah ruang operasi. Ia pun langsung melambaikan tangannya agar Tuan Aditama mengetahui keberadaannya di.
"Ada apa Tamara Mengapa memintaku datang ke sini? apa kamu tidak mengetahui kalau kondisi kesehatanku saat ini sudah semakin menurun, dan tidak seperti dulu lagi?" ucap Tuan Aditama kepada Tamara.
Belum sempat Tamara menjawab, tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"Bagaimana kondisi pasien dokter apa operasinya berjalan dengan lancar?"tanya Tamara yang tiba-tiba langsung meninggalkan Tuan Aditama saat berbicara dengannya, Ketika sang dokter keluar dari ruang operasi.
"Operasinya sudah berjalan dengan lancar, tapi pasien belum sadarkan diri. Kita lihat saja nanti perkembangannya, karena benturan di kepalanya cukup parah, membuat pasien sampai saat ini belum sadarkan diri.
Lebih baik Nona segera menghubungi keluarganya. Agar keluarganya mengetahui kondisinya yang sebenarnya.
" Yang sabar ya, Nona, Oh iya nona apa keluarga pasien sudah mengetahuinya tanya seorang suster yang baru keluar juga dari ru ruang operasi menyusul sang dokter. Membuat perasaan Tuan Aditama merasa tidak enak sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan Tamara darinya.
"Pasien?
"Benturan kepala?
"Siapa yang ada di ruang operasi Tamara?"tanya Tuan Aditama penasaran.
"Yang sabar Tuan, Maaf kalau saya sebelumnya tidak memberitahu kepada Tuan, Kalau Tuan Muda Regen Aditama saat ini berada di ruang operasi Karena mengalami kecelakaan, tetapi Tuan tenang saja operasinya sudah berjalan dengan lancar. Tuan muda Regen Aditama mengalami kecelakaan laka lantas, Kebetulan saya pada saat itu berada di lokasi kejadian.
"Sepertinya Tuan Regen Aditama mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan tinggi, kebetulan sebuah mobil truk melintas dari persimpangan, dan Tuan Regen Aditama tidak sempat mengerem lag. Ia pun akhirnya membanting stir mobil miliknya ke arah kanan, sehingga Tuan Regen Aditama menabrak pohon yang cukup besar. Hingga membuat mobil Tuan Regen Aditama ringset dan hangus terbakar,"
"Jika saja saya terlambat datang menghampiri Tuan Regen Aditama, bisa saja Tuan Regen ikut terbakar, karena mobilnya juga sudah hangus terbakar,"
"Saya melihat ada asap mengepul di mobil Tuan Regen Aditama, sehingga saya langsung berlari mencoba melihat seseorang yang ada di dalam mobil. Yang ternyata Tuan muda Regen yang ada di dalam, sehingga saya berusaha untuk mengeluarkan tubuh Tuan Regen Aditama yang terjepit di dalam mobil,"
Dan akhirnya saya berhasil mengeluarkan tubuh Tuan Regen Aditama, Tapi sayangnya saya tidak bisa, menyelamatkan mobil itu dari kobaran api." ucap Tamara memberitahu yang sebenarnya kepada Tuan Aditama membuat Tuan Aditama benar-benar terkejut mendengar penuturan dari Tamara.
Tuan Aditama menangis histeris mendengarkan kabar putranya mengalami kecelakaan. Bahkan mengalami benturan yang cukup hebat, Ia khawatir terjadi sesuatu kepada putranya, karena harta yang paling berharga bagi Tuan Aditama itu hanyalah Regen Aditama.
"Terima kasih Nak Tamara kamu telah menyelamatkan Putra saya, Jika saja kamu tidak ada disana saat kejadian itu, entah apa yang terjadi kepada Putra Saya." ucap Tuan Aditama kepada Tamara yang sedari tadi juga menangis setelah mengetahui kondisi Regen saat ini, masih dalam keadaan kritis pasca operasi.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂