NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemampuan Rana

Di sebuah kota yang dijuluki sebagai Kota Kembang, seorang gadis duduk terpaku di bangku sebuah taman. Dadanya terasa sesak. Akan tetapi, dia tidak mampu meluapkan amarahnya.

"Kenapa, Mas? Kenapa kamu tega memperlakukan aku seperti ini?" gumamnya lirih.

Sejenak, dia teringat akan pertemuan yang dia lakukan dengan calon suaminya dua hari yang lalu.

"Maaf, Fina. Jujur aku belum siap untuk melanjutkan hubungan ini," jawab Adam saat sang tunangan mempertanyakan kelanjutan hubungan mereka.

"Ta-tapi kenapa, Mas? Dua tahun lebih kita membina hubungan pertunangan. Aku rasa itu waktu yang sangat cukup untuk saling mengenal sifat kita satu sama lain. Mau sampai kapan kita terus bertunangan, Mas? Apa Mas tidak ingin segera menghalalkan aku?" Lirih Safina yang sudah tidak sanggup lagi menahan emosinya.

Hening. Adam sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan tunangannya. Jangankan untuk menikahi, bahkan sampai detik ini pun, Adam masih tidak percaya jika dia telah bertunangan dengan perempuan lain.

"Apa semua ini karena Safira?" duga Safina.

"Jangan libatkan orang lain dalam hubungan kita, Fin," sangkal Adam.

"Jika Mas memang tidak ingin aku melibatkan orang lain, tolong beri jawaban yang masuk akal. Kenapa sampai detik ini, Mas tidak ingin melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius lagi? Apa Mas memang sebenarnya tidak berniat untuk menikahi aku?" seru Safina semakin emosi.

"Besok aku ada jadwal penerbangan. Aku pergi dulu!"

Tanpa merasa bersalah, Adam meninggalkan Safina di taman belakang rumahnya.

"Aargh! Brengsek!" jerit Safina yang sontak membuat para pengunjung taman menoleh padanya.

🌷🌷🌷

Pukul 08.00 waktu setempat, semua orang meninggalkan rumah minimalis itu. Opa Hadi bersama cucu laki-lakinya, pergi ke pabrik kayu. Lara dan Bik Cucum, pergi ke sanggar dan Safira tentunya berangkat ke kantor mengendarai mobilnya sendiri.

Perjalanan dari rumah menuju pabrik kayu milik Opa Hadi, membutuhkan waktu selama 40 menit. Tiba di sana, Opa Hadi langsung menuju area pabrik untuk meninjau para pekerjanya yang sedang membuat meja, kursi dan rak buku pesanan perusahaan milik Ken Grup. Barang-barang tersebut akan dihibahkan untuk sebuah sekolah swasta di bawah naungan yayasan Mutiara Bunda.

Ken Grup adalah salah satu perusahaan yang menjadi donatur tetap di yayasan tersebut. Dan salah satu sekolah satu atap yang dinaungi yayasan itu, adalah CERIA Kindergarten, sekolahnya Rana dan Lara.

“Paman, apakah benda-benda itu masih dipakai?” Tunjuk Rana pada beberapa batang kayu jati kecil yang menumpuk di sudut ruangan pabrik.

“Tidak, Nak," jawab orang yang dipanggil paman oleh Rana.

“Boleh aku memintanya?” tanya Rana lagi.

“Silakan, tapi untuk apa, Nak?” Paman itu penasaran dengan niat Rana yang menginginkan batang kayu yang tak terpakai tersebut.

“Hehehe,... hanya untuk bermain-main saja," jawab Rana, asal.

Setelah mendapatkan izin dari pekerja opanya, Rana mulai mengambil kayu-kayu tersebut dan mengumpulkannya di luar. Setelah itu, dia kembali ke dalam pabrik untuk mengamati para pekerja yang melakukan pekerjaannya. Mulai dari proses sawmill, kilndry dan assembly. Tak satu pun luput dari tatapan tajam mata Rana.

Setengah jam kemudian, Rana meminta izin untuk memasuki ruang kerja opanya. Di sana, Rana mengeluarkan peralatan tempurnya dari dalam tas. Dia mulai menuangkan apa yang ada dalam imajinasinya ke dalam sebuah sketsa gambar. Lepas itu, Rana mulai mengotak-atik tablet pemberian opanya.

Jari-jemarinya begitu lincah menari di atas tablet itu. Satu jam bergelut dengan tabletnya, Rana pun akhirnya tersenyum tipis melihat hasil karyanya.

Rana berjalan ke arah kulkas mini yang ada di sudut ruangan opanya. Dia kemudian mengambil sebotol air mineral dan mereguknya. Seperempat jam membaringkan tubuhnya di atas sofa tamu, Rana pun kembali keluar dengan menenteng tablet di tangannya.

Rana memasuki area pabrik. Dia meminta izin kepada para karyawan opanya untuk meminjam peralatan mesin yang dia butuhkan. Rana kemudian mulai asyik dengan pekerjaannya, tanpa menghiraukan para pekerja yang sesekali melirik ke arahnya.

Peluh mulai bercucuran di kening Rana. Namun, itu tak membuat dia patah semangat. Sesekali, bocah kecil itu terlihat mengerutkan kening, memperhatikan hasil karyanya yang dirasa kurang sempurna. Tak jarang, senyum Rana pun mengembang ketika menemukan solusi untuk menyempurnakan hasil karyanya.

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Opa Hadi pun kembali ke ruang kerjanya untuk mengajak Rana makan siang. Tiba di ruangannya, Opa Hadi terkejut karena tidak mendapati Rana. Opa Hadi memanggil orang kepercayaannya.

Pria berusia 40 tahunan itu memberi salam dan membungkuk di hadapan Opa Hadi.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya pria yang ternyata kepala bagian produksi.

“Apa kamu melihat cucuku di pabrik?” Opa Hadi balik bertanya.

“Iya, Tuan. Tadi saya melihat jika tuan muda sedang berada di tempat penyimpanan bahan baku," jawab Imran.

Opa Hadi mengerutkan keningnya. Sedang apa Rana di sana? batinnya.

“Maaf, Tuan. Apa perlu saya panggilkan tuan muda?" tawar Imran.

“Ah tidak usah. Biar aku saja yang ke sana," jawab Opa Hadi.

Opa hadi segera keluar dari ruangannya. Setelah berjalan sekitar 10 menit, dia sudah sampai di gudang tempat penyimpanan bahan baku. Opa Hadi memasuki gudang dan mengedarkan pemandangannya ke sekeliling gudang. Namun, dia tak menemukan bocah berambut kecoklatan itu.

“Abang! Bang! Kamu di mana?” tanya Opa Hadi, mulai berkeliling seraya berteriak memanggil cucunya.

“Abang di sini, Opa!” sahut Rana dari salah satu ruangan yang sudah tidak dipakai.

Opa Hadi segera mendatangi sumber suara. Tiba di sana, dia melihat Rana yang masih asyik berkutat dengan pekerjaannya.

“Apa yang kamu lakukan di sini, Nak? Ayo, kita makan siang dulu!” ajak Opa Hadi dari ambang pintu.

"Sebentar Opa, tanggung!” jawab Rana tanpa melihat kepada opa-nya.

Opa Hadi semakin penasaran. Dia kemudian mendekati cucunya. Opa Hadi sangat terkejut begitu dia melihat miniature sebuah villa yang telah dirangkai cucunya dari kayu-kayu bekas.

“Apa kamu yang mengerjakan ini semua?” tanya Opa Hadi.

Rana mengangguk. Namun, ada gurat tak percaya di kening opanya.

“Kamu yakin, kamu hanya membuat ini seorang diri?” tanya Opa Hadi lagi.

“Memangnya Opa lihat, di sini ada orang lain selain Abang?”

Rana malah balik bertanya. Jujur saja, dia merasa tidak suka kakeknya meragukan kemampuannya.

“Bu-bukan begitu maksud Opa, Bang. Dengar, untuk menghaluskan dan membuat kayu-kayu itu berbentuk, membutuhkan berbagai macam alat. Dan untuk anak seusia kamu, Opa tidak yakin jika kamu mampu mengendalikan alat-alat canggih yang besarnya jauh melebihi besar badan kamu," tutur Opa Hadi panjang lebar.

Rana hanya tersenyum tipis. “Monster apa pun mampu aku taklukkan dengan otakku, Opa!” Hanya itu yang keluar dari bibir mungil bocah kecil berusia 5 tahun tersebut.

1
Yuni Martopo
Luar biasa
Ayu
trs kisah cinta rana sm mey gimana. kok cuma lara nikah sm antara aja. kelanjutan nya rana nikah sm mey atau anna thor. lanjut dong crita nya
مي زين الش
safira idiot...
مي زين الش
sama" bodoh Mutia da Safira. gak tau berterima kasih sdh ditolong opa Adrian...
مي زين الش
Safira bodoh...
مي زين الش
Safira dan Mutia bikin gedek...
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Ayu
si antara kan jht tuh thor. di buat meninggal aja gimana. biar lara sm reno hidup bhgia
Ayu
kasihan lara harus mengalami nasib sama bunda nya. coba jangan di buat hamil lara nya thor. biar kluarga nya bhgia trs
Khusnul Fatonah
Kecewa
Khusnul Fatonah
Buruk
Ayu
sepertinya anak safina di suruh kakeknya bls dendam sama safira lewat lara ni
Ayu
crita nya kok jadi berbelit belit ya. tokoh utama jadi tersingkir sm crita hidup safina yg gak tau dr awal nya bisa punya anak trs bisa nikah sm adam jg.. huuu jadi bingung jg
Ayu
crita nya kok jadi membingungkan ya.. ada tokoh baru lagi. pemeran utama jadi bisa tersingkir lg. ada mahardika. ada casandra. siapa lg mereka
Ayu
kurang suka sama safira. sdh di tolong opa hadi. di angkat jadi anak sampai bertahun tahun malah bela ibu penggantinya yg blm lama di temukan. kurang puas jg sm mutia. melunjak tidak punnya perasaan buat orang yg sdh menolong nya. jadi sebel bgt ya
Ayu
opa hadi yg tk lain adrian gk bisa jujur sm mutia klau sebenar nya dia adrian. payah opa hadi ini(adrian)
Ayu
gimana sih.. kok bu mutia bisa ngomong klau safira bkn keturunan nya. pdhl ibu mutia yg mengandung selama 9 bln jg menyusui selama 6 bln.
Isabell Serinah
lanjut lagi plseeee cerita pasal rana lagi
Ayu
yg meninggal hadi adik adrian. mgkn demi keselmtn adrian yg suami dr clara ayah kenzo. jadi yg meninggl di ganti nm adrian. skrg nm hadi di pkai kk nya yaitu adrian. mgkn gitu crita nya ya
Ayu
mungkin kenzo ayah biologisnya twin.mgkn safina yg menjebak nya karena diam2 safina cinta sm adam. btl gk ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!