Nicolas Raymond atau kerap disapa sebagai Niko, pria tampan yang sangat di incar oleh banyak kalangan gadis remaja.
Pria ini tertarik dengan seorang gadis pendiam yang berprestasi di sekolah nya. Yah, gadis itu bernama Helena Lavender...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-
Niko melepas nya terlebih dahulu sebelum Helen kehabisan napas dan memukul dadanya, membuat Helen terheran-heran.
Tumben sekali Niko ingin melepaskan ciuman terlebih dahulu.
"Aku pergi," pamit Niko.
"Niko, besok aku udah gak bisa disini,"
"Kenapa?"
"Mamah sama papah aku bakalan balik ke rumah," jawab Helen, ya, tak terasa sudah dua Minggu berlalu, dan waktunya ayah dan ibu nya pulang.
"Hmm," Niko merubah wajah nya datar.
"Tenang aja, aku bakalan sesekali berkunjung kok," ucap Helen berusaha membuat Niko luluh.
"Gak dapat cium lagi dong," ucap Niko sedih dan matanya berkaca-kaca.
"Hah, ternyata karena cuman itu kamu mau aku disini?" Helen mendengus kasar.
"Aku juga bakalan kesepian disini," tambah Niko
"Kalau kamu ada waktu, kamu boleh video call aku kok," ucap Helen menenangkan.
Niko tak menjawab melainkan memeluk tubuh Helen erat. Helen mengelus punggung Niko yang terasa rapuh.
"Kamu gak jadi pergi?" Tanya Helen berusaha mengalihkan kesedihan Niko.
"Aku pergi kok,"
"Ututu, pacarnya Helen gak boleh nangis," Helen menangkup pipi Niko.
"Hm,"
"Ya udah kalau gitu sekalian aja kamu antar aku,"
"Kemana?" Tanya Niko.
"Ke minimarket aja,"
"Oke,"
Keduanya meninggalkan area apartemen dan memasuki mobil.
...▪️◾◼️◾▪️...
Helen memasuki minimarket.
Ia melangkah ke bagian sayur-sayuran dan buah, dan memilih beberapa untuk di masukkan ke keranjang.
"Hai Helen?" Sapa seseorang yang suara nya seperti tak asing di telinga Helen. Ia membalikkan tubuh nya.
"Eh Zein ? Hai juga, dan... Kamu?"
"Perkenalkan nama ku Kiki," Kiki mengulurkan tangan nya dan di sambut oleh Helen.
"Hai, nama ku Helen,"
"Karena kalian udah kenalan, yuk kita makan bareng," ajak Zein.
"Boleh, di mana?"
"Ikut saja," Zein menarik tangan kedua nya.
"Eh, eh, hati-hati Zein,"
"Ah, bodo, cepetan!"
Mereka memasuki sebuah warung makan dan memesan makanan, setelah nya mereka duduk.
"Oh, iya Helen, kok lo gak sama Niko?" Tanya Zein.
"Katanya dia disuruh sama Daddy, buat ngomongin soal bisnis," jawab Helen seadanya.
"Ooh, gitu ya," Zein manggut-manggut.
"Hm,"
Pesanan datang dan ketiga nya mulai menyantap makanan. Helen orang yang paling lahap di antara ketiga nya karena ia memang tak jadi makan di apartemen tadi pagi.
"Uhuk-uhuk,'' Helen terbatuk, Kiki menyodorkan air minum milik Helen, yang langsung di teguk oleh hingga tandas.
"Pelan-pelan kek, kayak orang gak makan tiga hari aja lo," Zein mencibir.
"Bukan nya nolongin, malah ngomongin," sindir Helen.
"Dih, lo lagi pantun apa gimana?''
"Iya! Nge pantun," balas Helen sengit.
"Udah-udah, jangan berantem, kalian gak malu apa? Di liatin banyak orang?" Ucap Kiki menengahi.
"Huh, dia yang mulai kok," ucap Helen.
"Nye Nye Nye😝,"
"Ishhh, coba aja kamu bukan teman aku, pasti udah ku Jambak dari tadi,"
"Jambak aja nih," Zein menyodorkan rambut nya menantang.
"Gak ah, gak mau nambah-nambah dosa,''
"Udah-udah, gak usah ribut lagi, Zein ingat umur kamu,"
"Emang kenapa sama umur gue😑?!" Tanya Zein tak terima.
"Umur kamu udah dewasa,"
"Dih, biarin,"
"Udah jangan berantem, mending kita terusin makan nya," ucap Helen yang kini sok bijak dan menengahi.
"Lu lagi, bikin gue pengen ngomong kasar aja!"
"Ya udah di persilahkan,"
"Nyebelin Lo😒!"
"Terserah,😏"