Claudia wanita yang cantik, baik, dan selalu di ratukan di keluarga nya. setelah ibu kandung nya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya dan mempunyai kakak tiri yang sama jahatnya dengan sang ibu tiri. Setelah itu hidup Claudia menjadi hancur dan menderita. tidak hanya itu saja gara-gara niatan jahat kakak tirinya yang ingin menjebak Claudia tidur dengan pria hidung belang malah berakhir tidur dengan seorang CEO yang kaya raya hingga hamil diluar nikah. setelah kejadian itu Claudia meninggalkan negaranya dan pergi keluar negeri untuk mengadu nasib dinegara orang lain dan setelah beberapa tahun kemudian Claudia kembali ke negaranya untuk membalaskan dendam dan mengambil semua miliknya yang dikuasai oleh ibu tirinya.
ikutin terus cerita nya sampai selesai, jangan lupa like dan komen dibawah ini ok. terima kasih.
( by Aty Farah ) salam cinta untuk kalian semua❤️❤️😊😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aty Farah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( Kedatangan Alex Ke Kota X )
Perusahaan pusat Alexander Lemos Apple Inc yang sangat besar di kota California.
Alex Lemos berjalan menuju ruangan meeting bersama asisten dan beberapa staf direksi yang mengikuti langkahnya.
Setiap karyawan yang berpapasan disana dengan sigap dan segera menyapa kedatangan Ceo mereka itu.
"Selamat pagi pak Alex..."
"Selamat pagi pak Alex..."
"Selamat pagi pak Andre..."
Itulah sapaan mereka pada pria tersebut dan juga asisten nya. Namun hanya anggukkan kepala yang mereka dapatkan.
Mereka segera menuju ruangan meeting untuk membicarakan proyek yang ada di kota X yang sedang bermasalah.
Setelah duduk diruang meeting, salah satu staf pun mulai melaporkan masalah proyek tersebut.
Andre Villas asisten nya menyerahkan berkasnya pada Alex. Segera Alex pun menerima dan melihat berkas tersebut.
"Pembebasan lahan. Bukankah kita sudah membayar lahan tersebut dengan kompensasi yang tinggi," ujar Alex.
"Masalahnya ada beberapa warga yang meminta dua kali lipat Harga yang sudah disepakati sebelumnya pak." Andre menjawab dengan cepat.
Alex membanting berkasnya. Apa kalian tak ada satupun yang bisa menyelesaikan masalah ini?" tanya Alex dengan emosi.
"Masalahnya bukan hanya satu warga yang meminta itu setidaknya ada dua puluh orang warga pak," sahut salah satu staf yang ada di sana.
"Berapa dana yang tersisa untuk membebaskan lahan tersebut?" tanya Alex.
"Sekitar satu triliun pak," jawab staf tersebut.
"Andre? Apa ada jadwal kerjaku yang sangat penting Minggu ini?" tanya Alex.
"Tidak ada masalah perusahaan pak," jawab Andre.
"Kita ke kota X selama seminggu, atur keberangkatan kita besok pagi ndre," sambungnya.
"Baik pak," jawab Andre.
"Rapat selesai, aku yang akan turun langsung ke sana," ujar Alex seraya beranjak dari sana lalu keluar tanpa menunggu persetujuan dari siapapun.
Keputusan yang di ambil Alexander Lemos selalu tak bisa di bantah. Ia keluar dari ruangan meeting diikuti Andre Villas menuju ruang kantornya. Pria itupun masuk ke dalam ruangan kerjanya lalu menatap kaca jendela dengan nanar.
"Apa belum ada informasi soal wanita itu?" tanya Alex tanpa menatap asisten nya.
"Semuanya masih nihil pak." Andre menjawab dengan cepat.
Alex menghela nafasnya lalu membalikkan tubuhnya.
"Ya Tuhan... di manakah wanita itu berada. Semoga dia baik-baik saja dimana pun dia berada saat ini," batin Alex.
•
•
•
Alex dan Andre sudah sampai di kota X. Mereka disambut oleh supir perusahaan cabang perusahaannya di bandara, supir tersebut membuka pintu mobilnya untuk Alex.
Pria itu segera masuk ke mobilnya untuk beristirahat sejenak. Sedangkan Andre duduk di samping pengemudi.
"Pak, apa kita ke hotel?" tanya Andre.
"Ke perusahaan." Alex menjawab seraya menyenderkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.
"Baik," jawab Andre seraya menyuruh supirnya menuju perusahaan.
Baru setengah jam perjalanan, Andre merasa sudah kelaparan. Ia kembali memberanikan diri untuk bertanya pada atasannya.
"Pak Alex. Haruskah kita mampir ke restoran sebentar, sebelum kita pergi ke perusahaan?" tanya Andre dengan hati-hati.
Alex membuka matanya lalu melihat jam di tangannya. Cari restoran terdekat," perintahnya seraya kembali memejamkan matanya.
"Baik pak," jawab Andre lagi lalu memerintahkan supir perusahaan untuk mencari restoran mewah di kota tersebut.
Beberapa Menit Kemudian
Mereka sampai di restoran mewah, Andre kembali membangunkan Alex. Pria itu membuka matanya lalu menatap keluar jendela mobilnya.
"Kota ini ternyata semakin berkembang, aku pikir tak ada restoran seperti ini," ujar Alex.
Andre tersenyum karena atasannya puas dengan pilihan restoran nya, ia pun keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu mobil Alex.
Alex keluar dari mobilnya ia merapikan jasnya.
"Ajaklah supir itu ikut makan bersama kita," perintah Alex seraya melangkahkan kakinya menuju restoran.
Andre pun bertanya pada supir perusahaan tersebut, tapi pria itu tak mau ikut makan bersama mereka.
Andre menghela nafasnya lalu segera mengejar Alex masuk ke dalam restoran tersebut.
Andre segera mencari tempat duduk VIP disana, beruntung masih ada meja tersisa yang belum di pesan. Keduanya di bawa pelayan menuju ruangan tersebut.
"Siapa nama supir perusahaan tadi?" tanya Alex.
"Pak Arman," Andre menjawab dengan cepat.
"Mengapa pak Arman tidak ikut makan bersama kita, Aku yakin ia juga belum makan siang kerena menunggu kita di bandara?" tanya Alex.
"Ia bilang sudah makan pak," jawab Andre.
Alex tak menanggapi lagi, ia mulai memesan makanan. Andre tahu atasannya sangat suka seafood pilihan restoran itu sangat tepat buat Alex. Dan benar saja Alex hampir memesan seluruh seafood yang ada di menu tersebut.
"Pesanlah makanan untuk kamu Ndre," ujar Alex.
"Sepertinya tak perlu pak, pesanan anda sudah memenuhi meja ini." Andre menjawab seraya menyeringai.
"Baiklah. Aku harap kau bisa menghabiskannya," kata Alex seraya menutup buku menunya setelah memesan.
Pelayan pun segera meninggalkan mereka setelah selesai mencatat pesanan Alex.
Setengah jam kemudian makanan satu persatu memenuhi meja. Andre terbelalak karena yang dipesan Alex adalah porsi yang sangat besar sedangkan mereka hanya makan berdua saja, Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ada apa?" tanya Alex.
"Ini semua...
"Habiskan tanpa sisa," potong Alex.
"A... aku...?" Siapa yang memesan makanan begitu banyak?" tanya Andre.
Alex yang mendengar perkataan Andre langsung menatap nya dengan tajam.
"Oh... baiklah pak," ujar Andre ketakutan setelah melihat tatapan Alex.
Alex menyungginkan senyumnya lalu mereka mulai makan. Andre memang asisten Alex yang paling lama mengikutinya, walaupun pria itu selalu memanggil Alex pak, tapi Alex selalu membuatnya makan di meja yang sama.
Ia selalu memperlakukan karyawannya sebagai teman, kecuali mereka berkhianat maka tidak ada pengampunan bagi seorang pengkhianat.
Andre mengikuti keinginan Alex, ia makan begitu banyak hingga nyaris menghabiskan semua makanan yang ada di meja tersebut.
"Setelah ini kau harus banyak berolahraga jika tidak ingin perutmu buncit Ndre..." Alex yang sengaja mengejek Asistennya itu saat melihat dia makan dengan begitu lahap.
Andre menyungginkan senyumnya...
"Siap pak Alex," jawab Andre walaupun dalam hati ingin sekali menendang bokongnya itu, karena sudah menyuruhnya makan berlebihan.
Setelah mereka selesai makan, Andre membayar tagihannya dengan kartu perusahaan. Keduanya pun segera keluar dari restoran dan kembali ke mobilnya.
Seketika pak Arman keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Alex kembali.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju perusahaan walaupun hari semakin sore. Seperti biasa Alex kembali memejamkan matanya di dalam mobilnya.
Setelah sampai di perusahaan Alexander Lemos yaitu perusahaan Apple Inc, yang bergerak di bidang teknologi.
Saat ini Alex sedang berada di perusahaan cabang yang ada di kota X yang berdiri dengan megah di sana.
Mereka memasuki perusahaan dan mobil itu tepat berhenti di depan pintu masuk.
Seketika para staf segera berbaris dengan rapi untuk menyambut kedatangan Ceo mereka.
Alexander Lemos keluar dari mobilnya, ia kembali merapikan jasnya lalu mulai melangkahkan kakinya masuk ke perusahaan.
Sedangkan seluruh staf seketika membungkuk bersama saat Alex melewati mereka.
"Kita langsung menuju meja rapat," perintah Alex.
"Baik pak," jawab beberapa staf utama bersamaan.
Alex dan Andre berjalan di depan sedangkan staf yang lain mengikuti nya di belakang.
Keduanya menuju pintu lift khusus petinggi perusahaan. Sementara staf yang lain menunggu mereka masuk ke dalam lift.
Setelah melihat mereka keduanya masuk ke dalam lift. Baru staf yang lain menuju lift umum yang di khususkan untuk karyawan biasa menuju ruangan meeting.
•
•
•
Bersambung......
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁