Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Arka marah melihat Eleanor dipeluk oleh laki-laki lain, tentu saja. Namun Arka hanya diam di tempatnya tanpa melakukan apapun. Arka ingin melihat apa yang akan Eleanor lakukan terhadap laki-laki yang pernah hampir melecehkannya.
Di depan sana, tubuh Eleanor kaku mendapat pelukan tiba-tiba Kai. Laki-laki yang paling tidak ingin Eleanor temui itu mengaku khawatir karena Eleanor menghilang cukup lama. Lucu memang, Kai khawatir terhadap perempuan yang hampir dilecehkan olehnya.
"Kamu kemana saja? aku khawatir sama kamu," ungkap Kai.
Eleanor ingin sekali tertawa. Namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk itu. Eleanor mungkin akan dianggap gila jika tiba-tiba tertawa di depan banyak orang.
Cafe tempat mereka berada saat ini lumayan stategis, terdapat perkantoran, toko pakaian dan toko-toko lain di sekitarnya. Cafenya lumayan ramai karena mungkin mereka datang ke cafe setelah penat berbelanja atau lainnya.
"Tolong jangan seperti ini, kita sedang berada di tempat umum," ucap Eleanor langsung melepaskan pelukan Kai. Bukan di tempat umum saja Eleanor tidak mau berpelukan dengan Kai, apalagi sekarang di tempat umum.
Eleanor bukan tipe orang yang akan merasa jijik terhadap mantannya sendiri setelah mereka putus. Tapi statusnya sekarang yang membuatnya tidak mau berpelukan dengan Kai. Wanita hamil yang sudah menikah bagaimana bisa berpelukan dengan mantannya?
Eleanor menoleh ke tempat Arka berdiri, lalu melambaikan tangannya agar Arka menghampirinya, "suamiku, aku disini."
Arka tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat Eleanor melambaikan tangan dan memanggilnya suami. Tidak disangka ternyata Eleanor masih ingat dengan dirinya. Tanpa membiarkan Eleanor menunggu, Arka langsung bergegas menghampiri istrinya itu.
"Kamu mau makan apa? biar aku pesankan sekarang," ucap Eleanor tepat setelah Arka tiba di hadapannya. Ia malas menjelaskan bagaimana hidupnya setelah pergi dari apartemen, jadi Ia menunjukkan di depan Kai bahwa dirinya sudah memiliki kehidupan baru dengan suaminya.
Masa bodo jika setelah ini Kai berpikir buruk tentangnya. Yang penting Kai tahu statusnya agar Kai tidak sembarangan memeluknya lagi. Karena Arka pasti tidak menyukai itu.
"Aku bisa makan apapun, jadi pilih saja makanan yang kamu suka," jawab Arka.
"Oke, kalau gitu aku pesan dulu," Eleanor berjalan menuju kasir setelahnya, melewati Kai yang nampak mematung dan berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Eleanor sama sekali tidak menghentikan langkah atau berbalik melihat reaksi Kai. Ia terus berjalan sampai ke meja kasir dan memesan makanan tanpa memperdulikan Kai.
"Kalian..." Kai menatap Arka untuk memastikan hubungan Arka dan Eleanor. Ia berharap pendengarannya salah, tidak mungkin juga Eleanor memanggil Arka suami.
"Ya... kami sudah menikah," ucap Arka seakan tahu apa yang ingin Kai katakan.
"Mungkin lo merasa ini gak adil, kalian belum menyelesaikan masalah kalian, terus El tiba-tiba nikah sama gue. Tapi lo harus tahu kalau ini yang terbaik untuk kalian," tambahnya pelan.
Ada orang lain disekitar mereka, Arka berusaha agar mereka tidak menjadi bahan omongan orang-orang disana.
"Yang terbaik untuk kami?" Kai terkekeh.
Arka tidak menjawab. Ia mendekat pada Kai dan berbisik, "lo ingat di malam lo ketahuan selingkuh? malam itu El mabuk, kami menghabiskan malam indah bersama dan sekarang El hamil."
Tangan Kai terkepal mendengarnya. Kai hampir saja melayangkan pukulan, namun perkataan Arka berikutnya membuat Kai mengurungkan niatnya untuk memukul wajah Arka.
"Kalau lo membuat keributan disini sekarang, El akan di cap buruk oleh orang-orang," bisik Arka mengingatkan.
Arka tidak masalah Kai memukulnya atau melakukan apapun terhadapnya, tapi Ia tidak akan membiarkan Eleanor di cap buruk oleh orang lain karena hal itu. Jika Kai merasa tidak terima, Kai bisa menghajar Arka lain kali.
"Gue gak takut sama pukulan lo. Kalau lo mau, lo bisa datang kapanpun ke tempat gue. Terserah mau pukul gue atau apapun. Tapi sekarang tolong jangan melakukan hal bodoh," bisiknya lagi.
Ada hal yang perlu Arka pikirkan selain nama baik Eleanor, yaitu kesehatan Eleanor dan kandungannya. Arka harus memastikan Eleanor makan tanpa gangguan apapun sekarang.
"Aku sudah pesan makanannya," ucap Eleanor kembali menghampiri Arka setelah selesai memesan makanan untuk mereka. Tanggannya kini menggandeng tangan Arka. Menunjukkan keharmonisan di depan Kai.
"Ayo, cari tempat duduk," ajaknya bersikap sok manja karena masih ada Kai disana.
Eleanor tidak sedang berusaha membuat Kai cemburu. Ia hanya menegaskan melalui sikapnya jika sekarang sudah tidak ada lagi harapan antara dirinya dengan Kai. Ia sudah nyaman hidup bersama Arka dan berharap Kai juga bisa menemukan kebahagiaannya sendiri setelah ini.
"Iya, ayo," Arka mengajak Eleanor duduk di meja yang kosong disana dan Eleanor hanya mengikuti.
Kai memperhatikan mereka. Melihat Eleanor yang sama sekali tidak menoleh kearahnya. Hubungan mereka yang berjalan lima tahun harus hancur hanya karena Kai gagal membuktikan bahwa dirinya mencintai Eleanor. Sekarang, Kai harus melihat Eleanor bersama laki-laki yang dipanggil suami. Padahal, menjadi suami Eleanor adalah impiannya sejak dulu.
"Aku tidak tahu sejak kapan kita mulai hancur, apa setelah kamu melihat Cantika menciumku, atau jauh sebelum hari itu. Tapi sepertinya aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi sekarang," gumam Kai sambil terus memperhatikan Eleanor.
Melihat Eleanor begitu akrab dengan laki-laki lain membuatnya teringat momen kebersamaannya dengan Eleanor. Mereka akrab dari kecil, sering berbagi suka duka bersama, kadang juga mereka menangis bersama ketika salah satunya sedang menghadapi masalah. Tidak hanya berdua, Elang dan Cantika juga selalu bersama mereka. Mereka menjadi empat anak kecil yang memiliki masalah keluarga, lalu sama-sama saling menguatkan.
Sebenarnya dulu mereka memiliki janji untuk tidak memiliki perasaan terhadap satu dengan lainnya, tapi Kai dengan egonya menciptakan hubungan diantara persahabatan mereka. Awalnya berjalan dengan baik, namun seiring berjalannya waktu dan semakin mereka dewasa, persahabatan dan juga percintaan mereka menjadi lebih rumit. Kai bahkan tidak tahu sejak kapan Eleanor mulai meragukan perasaannya.
"Aku sayang sama kamu, El," Kai teringat saat dirinya pertama kali mengungkapkan perasaannya pada Eleanor. Kurang lebih sekitar lima tahun yang lalu Kai mengungkapkan perasaannya.
"Aku juga sayang sama kamu, Kai. Bukankah kita berempat memang sudah berjanji untuk saling menyayangi sampai kapanpun?"
"Aku sayang sama kamu sebagai perempuan."
"Kai..."
"Aku gak suka kamu dekat laki-laki lain. Meskipun kalian cuma mengobrol, aku gak suka melihatnya."
"Tapi kamu juga gak suka Cantika dekat dengan laki-laki lain. Kamu marah waktu tahu Cantika punya pacar, kan?"
Kai memejamkan matanya sejenak. Sepertinya sejak hari itu juga Eleanor berpikir Kai memiliki perasaan lebih terhadap Cantika. Kai bodoh karena tidak menyadarinya sejak awal. Kai sudah menjelaskan bahwa perasaannya pada Eleanor dan Cantika berbeda. Ya meskipun Kai mengaku marah ketika kedua perempuan itu dekat dengan laki-laki lain diluar sana.