Arini

Setengah jam berlalu, andreaz pun keluar dari kamar mandi. Ia melihat arini sudah tidur yang masih memakai hijab dan cadarnya.

''aku jadi penasaran dengan wajah dan tubuhmu yang selalu engkau tutupi dibalik hijan dan cadar mu itu. ''ucap amdreaz lirih dan ia masuk kedalam ruang ganti .

Setelah berganti pakaian dengan kaos putih polos serta celana training panjangnya, kali ini ia ingin tidur di atas ranjang yang beberapa hari ini tidak ia tempati karena arini yang menempatinya. Tapi kali ini ia ikut tidur di samping arini dengan satu ranjang . Ia terus memperhatikan tubuh arini yang membelakanginya, ada senyum smirk terpancar di wajah andreaz entah apa yang ia pikirkan .

seperti biasa , arini bangun jam tiga pagi. Ia ingin melaksanakan sholat sunah dua rakaat . Tapi ketika ia bangun , tubuhnya terasa berat . Setelah ia menyadari ada sosok tangan yang memeluknya dari belakang membuat arini kaget dan dengan pelan ia melepaskan tangan andreaz dari tubuhnya .

''biar seperti ini sebentar, aku masih kangen sama kamu aku mohon jangan tinggalkan aku. ''ucapnya dengan mata tertutup.

''astarfirullahalhazim , yaallah wanita yang dirindukan oleh suamiku adalah wanita yang aku lihat kemarin, jika benar maka berilah petunjuk kepada hamba untuk memutuskan mana yang terbaik buat hubungan kami ''ucap arini yang mulai meneteskan air matanya , sungguh sakit hatinya mendengar laki-laki yang sudah menjadi suaminya merindukan wanita lain. sambil menghapus air matanya,dengan perlahan arini turun dari atas ranjang . Ia masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya serta berwudhu. Ia melaksanakan sholat sunah seperti biasa dan tak lupa membaca ayat-ayat suci alqur'an. Ketika adzan subuh berkumandang dengan perlahan ia membangunkan sang suami untuk melaksanakan sholat berjamaah.

''mas bangun, ayo sholat subuh dulu. ''ucap arini.

''mmm, kamu duluan nanti aku nyusul. ''jawabnya tanpa membuka matanya.

Arini hanya pasrah dan ia melaksanakan sholat subuh tanpa menunggu sang suami yang kembali tertidur. Setelah sholat, arini keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar. Ia menuju ke dapur dimana para asisten sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

''non arini sudah bangun. ada yang bisa saya bantu, non?''tanya asisten rumah tangga.

''gak ada bik, saya cuma mau bikin sarapan buat mas andreaz. ''ucapnya dengan suara lembut serta senyumnya yang pastinya tidak terlihat karena tertutup oleh cadarnya.

''biar bibik bantu , non. Memangnya mau masak apa?''tanya asisten .

''cuma mau bikin rendang ayam sama sayur sop bik. Bibik bantuin potongin sayurnya aja , yang lain biar saya yang masak. ''ucap arini sambil membuka kulkas mengambil daging serta sayur yang akan ia masak.

Setelah semua selesai di masak , arini kembali ke atas. Ia ingin manggil suaminya untuk sarapan.

''mmm, wangi banget . Ternyata, non arini jago masak ya. ''ucap asisten memuji masakan arini.

''bibik bisa aja. yasudah , kalau gitu saya ke atas dulu bibik tolong siapin ini semua dan letakan di atas meja makan. ''pinta arini.

''baik, non. ''jawabnya.

Arini naik kelantai atas .setelah sampai di kamarnya, arini tidak melihat suaminya yang ada hanya suara air dari kamar mandi . Tidak lama pintu kamar mandi terbuka , andreaz keluar dengan tubuh yang hanya berbalut handuk yang ia lilitkan di pinggangnya . Arini yang kaget melihat suaminya seperti itu ia langsung memalingkan mukanya, ia tidak ingin melihat suaminya dengan kondisi seperti itu walaupun sudah halal baginya.

''mas, sarapannya sudah siap. Mas mau sarapan di kamar apa di ruang makan?'tanya arini yang masih memalingkan wajahnya.

''saya makan di ruang makan saja, kamu turun duluan nanti saya menyusul. ''ucap andreaz dan berlalu nenuju ruang ganti.

Arini keluar dari kamar dengan nafas terengah-engah. ''Astaghfirullah , ampuni hamba ya allah karena telah memalingkan wajah ketika berbicara kepada suami hamba . Hamba hanya tidak terbiasa melihat laki-laki dengan kondisi seperti itu. ''ucap arini sambil mengelus dadanya yang sejak tadi berdetak lebih cepat seperti biasanya.

Setelah merasa tenang arini turun menuju ruang makan. Ia menyiapkan piring serta air minum untuk andreaz. Tidak lama suara langkah kaki terdengar menuju ruang makan, siapa lagi kalau bukan andreaz. Ia menarik satu kursi yang ada di meja makan dan mendaratkan bokongnya di sana. dengan sigap arini melayani suaminya seperti istri pada umumnya . Mengambilkan nasi serta lauknya dan segelas air putih , selesai mengambilkan sang suami sarapan, arini pun mengambil sarapan untuk dirinya dan mereka sarapan dengan hening tanpa adanya obrolan yang terdengar hanya dentingan sendok. Selesai sarapan andreaz bangun dari duduknya, ia hendak berangkat kekantor. Tapi langkah kakinya terhenti ketika suara lembut arini memanggil namanya.

''mas andreaz. ''panggil arini. Andreaz menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya ke arah arini. Dengan gugup arini mengambil tangan sang suami dan menciumnya.

''assalamu'alaikum, mas. Hati-hati. ''ucap arini .

''wa'alaikumsalam. ''jawabnya singkat dan ia langsung melangkah keluar dan masuk kedalam mobilnya .

''jalan , pak. ''ucap andreaz kepada sang supir.

''siap, den. ''jawabnya dan mobil melaju meninggalkan halaman rumah yang megah bak istana tersebut. dari kejauhan , arini hanya dapat melihat suaminya yang sudah hilang dari pandangannya.

Setibanya di kantor, andreaz langsung turun dari mobil dan masuk kedalam lift yang di khususkan untuk ceo.setelah sampai di lantai khusus ceo, lift pun terbuka andreaz keluar dan melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Setelah sampai, ia masuk dan duduk di kursi kebesarannya. Tidak berapa lama tama masuk kedalam ruangannya sambil membawa beberapa berkas untuk ia periksa dan ia tanda tangani.

''ini apa , tama?''tanya andreaz.

''oh iya, pak. Maaf saya lupa. Itu ada undangan dari tuan mateo untuk anda , acaranya nanti malam. ''jawab tama .

''baiklah, kamu kirimkan istri saya pakaian buat nemenin saya ke acara tuan mateo nanti malam.''ucap andreaz .

''satu lagi, jangan lupa semuanya harus sesuai seperti yang istri saya pakai . ''sambungnya.

''baik, pak. Kalau gitu saya permisi dulu. ''pamitnya dan keluar dari ruangan tersebut.

Drett , drett, drett. getaran handphone andreaz yang ia letakan di atas meja. sontak membuat andreaz menghentikan pekerjaannya.

''hais ! ''keluh andreaz lalu ia mengambil handphonenya .ternyata nama yang tertera di panggilan teleponnya adalah nama sang mantan.

''selvi, ada apa dia menelpon ku . Apa dia baik-baik saja. ''pikir andreaz. akhirnya ia mengangkat telpon dari sang mantan.

''iya, selvi. Ada apa kau menelpon ku?''tanya andreaz dengan nada sedikit dingin.

''maaf andreaz mengganggu mu. Aku hanya ingin memastikan kalau kau akan kesini menjenguk ku hari ini. ''ucap selvi .

''hmm, iya. Aku akan ke sana nanti sore setelah pekerjaan ku selesai. ''ucap andreaz.

''baiklah, kalau gitu aku tunggu kau nanti sore. Terimakasih karena sudah mau menyempatkan waktu mu untuk menjenguk ku nanti. ''ucapnya dengan senyum bahagia di wajahnya yang tak bisa di lihat oleh andreaz.

''hmm, baiklah. sampai nanti. ''ucap andreaz dan ia memutuskan panggilan tersebut.

''sebentar lagi andreaz, kau akan kembali menjadi milik ku dan aku tidak akan melepaskan mu lagi. ''ucap selvi dengan senyum devilnya.

***

Saat Andreaz masih sibuk dengan pekerjaannya,tiba-tiba asistennya tama masuk kedalam ruangannya.

''maaf, pak. Ini pilihan pakaian buat nona arini. ''ucap tama memberikan tabletnya yang berisi bermacam-macam gamis , hijab plus cadarnya dengan beragam warna.

''hmm, saya pilih yang ini saja dan langsung kamu antar ke rumah saya. ''ucap andreaz. ia memilih long dress berwarna pink serta hijab dan cadar senada.

''baik, pak. kalau begitu saya permisi dulu. ''ucap tama lalu ia keluar dari ruangan andreaz.

🐰selamat membaca🐰

🐰maafkan author karena lama up nya, karena beberapa hari ini author gak enak badan dan ini juga author paksain buat nulis🐰

''