NovelToon NovelToon
Bangkitnya Lady Antagonis

Bangkitnya Lady Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Karin, seorang editor buku yang sibuk, terbangun dalam tubuh Lady Seraphina Ashbourne, seorang karakter antagonis dalam novel percintaan terkenal yang baru saja ia revisi. Dalam cerita asli, Seraphina adalah wanita sombong yang berakhir tragis setelah mencoba merebut perhatian Pangeran Leon dari tokoh utama, Lady Elara.

Berbekal pengetahuannya tentang plot novel, Karin bertekad menghindari takdir suram Seraphina dengan mengubah cara hidupnya. Ia menjauh dari istana, memutuskan untuk tinggal di pinggiran wilayah Ashbourne, dan mencoba menjalani kehidupan sederhana. Namun, perubahan sikapnya justru menarik perhatian banyak pihak:

Pangeran Leon, yang mulai meragukan perasaannya pada Elara, tiba-tiba tertarik dengan sisi "baru" Seraphina.

Duke Cedric Ravenshade, musuh terbesar keluarga Seraphina, yang curiga terhadap perubahan sifatnya, mendekatinya untuk menyelidiki.

Sementara itu, Lady Elara merasa posisinya terancam dan memulai rencana untuk menjatuhkan Seraphina sebelum hal-hal di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Bab 10: Titik Balik dalam Kegelapan

Setelah ledakan besar yang mengguncang istana, langit malam yang gelap terasa semakin pekat, seolah-olah alam pun menyatu dengan kekacauan yang terjadi di bawah. Api yang menyebar cepat membuat istana menjadi labirin berbahaya, dan Pangeran Leon serta Karin harus bergerak cepat, berusaha menghindari reruntuhan yang mulai menimpa sekeliling mereka.

Karin, meski terluka, tetap tidak berhenti berlari. "Kita harus keluar dari sini!" serunya kepada Pangeran Leon, yang juga tampak lelah dan terluka akibat pertempuran sengit yang baru saja mereka hadapi.

Namun, sebelum mereka bisa mencapai pintu keluar, suara tawa gelap terdengar di tengah kegelapan. "Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" suara itu, milik Lady Elara, mengalir seperti bisikan tajam di telinga mereka.

Karin menggertakkan gigi. "Tidak lagi, Elara. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan apa yang tersisa."

Lady Elara muncul di hadapan mereka dengan langkah anggun, mengenakan gaun hitam yang mengalir, seolah tak terpengaruh oleh kerusakan di sekitarnya. "Kalian masih berpikir ini tentang kekuasaan atau kerajaan?" katanya, suaranya tenang, namun mengandung ancaman yang jelas. "Ini lebih dari sekadar itu. Ini tentang mengubah dunia."

Pangeran Leon berdiri tegak, menatap Elara dengan tatapan penuh kebencian. "Mengubah dunia? Dengan cara menghancurkan semuanya? Ini bukan perubahan, ini adalah kehancuran."

Lady Elara tersenyum dingin. "Untuk membangun sesuatu yang lebih baik, kadang-kadang kita harus menghancurkan yang lama. Tidak ada ruang untuk kelemahan dalam dunia baru ini." Dia melangkah lebih dekat, seolah-olah membangun jarak emosional yang tak bisa dijembatani lagi.

Karin mengepalkan tangannya, berusaha mengontrol amarah yang mulai meluap. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan orang-orang yang kami cintai."

Saat itu, sebuah ledakan keras terdengar dari sisi lain, diikuti dengan suara ribut pasukan yang semakin mendekat. "Mereka datang," kata Pangeran Leon, matanya menyipit. "Kita harus segera mengambil tindakan."

Lady Elara menoleh, seolah tidak terganggu. "Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang sudah dimulai," jawabnya dengan yakin. "Hancurlah jika kalian ingin, tapi ini adalah jalan yang tidak bisa dihentikan."

Namun, tiba-tiba, dari dalam bayangan yang semakin gelap, sebuah suara datang, memecah ketegangan. "Kalian masih bisa menyelamatkan diri," suara itu mengalir dengan lembut namun penuh dengan kekuatan tersembunyi.

Pangeran Leon dan Karin terkejut, menoleh ke sumber suara. Dari bayangan, seorang sosok muncul, mengenakan jubah hitam dan menyembunyikan identitasnya. "Siapa kamu?" tanya Pangeran Leon, waspada.

Sosok itu melangkah maju dengan tenang. "Aku adalah bagian dari mereka yang percaya bahwa perubahan tidak harus datang dengan cara yang mengorbankan semuanya. Aku tidak ingin ini berakhir dengan kehancuran total."

Lady Elara menatap sosok itu dengan mata penuh sinis. "Ah, jadi ini adalah penyelamat kalian? Mereka yang selalu datang di saat-saat terakhir. Kalian tidak akan pernah bisa keluar dari permainan ini."

Namun, sosok misterius itu tidak terpengaruh. "Terkadang, dalam kegelapan, seseorang hanya perlu menunjukkan jalan keluar. Semua ini bisa berhenti jika kalian memilih untuk berhenti."

"Berhenti?" tanya Karin dengan nada mencemooh. "Setelah semua yang kau lakukan, bagaimana mungkin kita bisa berhenti?"

Sosok itu menghela napas, dan tiba-tiba, sebuah cahaya terang muncul di sekitar mereka. "Ini bukan soal pilihan yang kalian kira. Ini tentang memilih untuk bertahan hidup—untuk bertahan, untuk meruntuhkan dinding yang dibangun di antara kalian dan dunia yang lebih baik."

Dengan gerakan cepat, sosok misterius itu mengangkat tangan, dan sebuah kekuatan aneh menyelimuti ruang di sekitar mereka. Tiba-tiba, pasukan musuh yang mengelilingi mereka tampak terhenti, beku dalam waktu sejenak.

"Ini kesempatanmu," suara itu berkata. "Maju, selamatkan mereka, sebelum semuanya terlambat."

Pangeran Leon dan Karin saling memandang, tidak yakin dengan apa yang baru saja terjadi. Namun, mereka tahu satu hal: ini adalah peluang mereka untuk mengakhiri semuanya.

Dengan penuh tekad, mereka melangkah maju, berusaha mengejar sosok misterius yang kini memimpin mereka menuju jalan keluar yang sebelumnya tertutup rapat.

Namun, saat mereka mulai bergerak, Lady Elara mengangkat tangannya, mengirimkan energi gelap yang membekukan udara di sekitar mereka. "Tidak ada yang akan melarikan diri dariku," katanya dengan suara tajam, "Tidak ada yang bisa menghentikan aku."

Pangeran Leon menggenggam pedangnya erat. "Jika kita harus bertarung untuk masa depan, maka kita akan bertarung."

Dengan serangan terakhir, Pangeran Leon dan Karin berlari menuju sosok misterius yang tampaknya memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi Lady Elara. Namun, meskipun mereka memiliki peluang, mereka tahu bahwa keputusan yang akan mereka buat saat ini akan menentukan nasib kerajaan dan dunia yang lebih luas.

Keadaan semakin genting. Pangeran Leon dan Karin semakin mendekati sosok misterius yang menghalau serangan dari pasukan musuh. Meski terluka parah, mereka tidak bisa berhenti. Di tengah kecamuk pertempuran, keduanya merasakan adanya perubahan yang tak dapat dijelaskan, sebuah harapan yang mulai muncul di tengah kegelapan.

Sosok misterius itu melanjutkan gerakan tangannya, dan seberkas cahaya biru mulai muncul dari telapak tangannya. "Kekuatan ini tidak abadi," katanya, "Tetapi ini cukup untuk memberi kalian kesempatan untuk bertahan. Jangan sia-siakan ini."

Pangeran Leon menatap cahaya biru itu dengan penuh kekaguman, namun hatinya tetap dipenuhi oleh keraguan. "Siapa kamu? Mengapa kamu membantu kami?" tanyanya dengan suara penuh keingintahuan.

Sosok itu tidak langsung menjawab, tetapi seiring dengan desah napasnya, aura misterius semakin menguat. "Aku adalah bagian dari garis keturunan yang memelihara keseimbangan dunia ini," jawabnya akhirnya, "Dan aku tidak bisa membiarkan dunia ini hancur karena ambisi satu orang."

Karin, yang mendengarnya, merasa seperti ada sesuatu yang penting yang belum mereka ketahui. "Jadi, Elara benar? Ini bukan hanya tentang kerajaan atau kekuasaan, melainkan lebih besar dari itu," katanya, dengan sedikit kebingungan.

"Ya," jawab sosok itu. "Apa yang kau lihat sekarang adalah bagian dari permainan yang telah ada sejak zaman kuno. Kekuatan yang digunakan oleh Lady Elara adalah bagian dari perhitungan yang jauh lebih besar. Kalian semua adalah pion dalam permainan ini, tetapi kalian memiliki pilihan untuk memilih jalan yang berbeda."

Mendengar ini, Pangeran Leon merasa terbebani dengan pemahaman baru yang datang begitu mendalam. "Pilihan?" katanya dengan nada putus asa, "Setelah semua yang terjadi, masih ada pilihan?"

"Selalu ada pilihan, Pangeran." Sosok misterius itu menoleh, wajahnya tersembunyi dalam bayang-bayang jubah hitamnya. "Pilihan untuk bertahan, untuk berubah, atau untuk menghancurkan semuanya. Dunia ini tidak dikendalikan oleh satu orang saja. Namun, jika kalian mengikuti jalan Elara, kalian akan mengarah pada kehancuran, bukan kebangkitan."

Tiba-tiba, suara ledakan yang mengerikan mengguncang tanah di bawah mereka, dan seluruh aula yang sudah setengah hancur itu bergetar. "Waktunya hampir habis," kata sosok itu dengan suara tegas. "Kalian harus memutuskan, sekarang."

Tanpa ragu, Pangeran Leon mengangkat pedangnya dan melangkah maju. "Kami tidak akan membiarkan kehancuran ini terjadi. Jika dunia ini harus diperbaiki, kami akan melakukannya dengan cara kami, meski harus menghadapi Elara."

Karin juga mengangguk dengan yakin, meskipun masih ada keraguan di matanya. "Kami akan bertarung untuk masa depan."

Namun, saat mereka bersiap untuk bergerak lebih jauh, Lady Elara muncul kembali, di hadapan mereka, dengan senyum tipis yang penuh arti. "Kalian benar-benar tidak belajar, ya?" katanya, suaranya penuh dengan kebencian dan keangkuhan. "Aku sudah mempersiapkan segalanya, Pangeran. Apa yang kalian coba lakukan hanya akan mempercepat kehancuran."

Lady Elara melambaikan tangannya, dan energi gelap mulai berkumpul di sekelilingnya, mengancam untuk membanjiri segala sesuatu yang ada di hadapannya. "Tidak ada yang bisa menghentikan rencana ini. Ini sudah lebih dari sekadar perang, Pangeran Leon. Ini adalah takdir."

Sosok misterius itu mengangkat tangannya, dan energi biru melingkari tubuh Pangeran Leon dan Karin, memberikan perlindungan sejenak. "Kalian harus cepat," katanya dengan suara yang bergetar. "Kekuatan Elara semakin menguat. Aku akan menahan sebagian dari pasukannya, tetapi waktu kalian terbatas."

Pangeran Leon dan Karin tidak berkata apa-apa lagi. Mereka tahu bahwa keputusan yang mereka buat sekarang akan memengaruhi takdir seluruh kerajaan dan dunia. Mereka maju, menerjang ke arah Lady Elara, yang terlihat tak tergoyahkan.

Namun, saat pertempuran mulai memuncak, Pangeran Leon merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam cara Lady Elara bertindak. Tidak seperti sebelumnya, kini dia terlihat semakin marah, seolah-olah ada sesuatu yang hilang darinya. "Apa yang kau sembunyikan, Elara?" teriak Karin dengan penuh curiga.

Lady Elara menatap Karin dengan mata yang memancarkan amarah. "Aku tidak sembunyikan apa-apa. Kalian hanya tidak paham. Kalian tidak tahu apa yang sudah aku korbankan." Sesaat kemudian, dia melepaskan kekuatan gelap yang jauh lebih besar, menghantam Pangeran Leon dan Karin dengan kekuatan yang luar biasa.

Dengan bantuan dari sosok misterius, mereka berhasil bertahan, namun energi yang dilepaskan oleh Elara terasa luar biasa kuat. "Ini bukan hanya tentang kerajaan, bukan hanya tentang kalian, Pangeran," kata Elara, suaranya kini penuh dengan keputusasaan. "Ini tentang keseimbangan yang telah hilang. Kalian tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kalian hanya akan menjadi bagian dari kehancuran yang lebih besar."

Namun, Pangeran Leon tidak gentar. "Jika keseimbangan ini harus dipulihkan, maka kita yang akan melakukannya, tidak dengan menghancurkan semuanya!"

Dengan tekad baru, mereka bersiap untuk menghadapi Lady Elara dalam pertempuran terakhir yang akan menentukan takdir dunia ini.

---

1
Aster
Kenapa semua orang takut pada pilihan karin?, Seakan-akan mereka sudah tau masa depan, dan takut Karin mengubah nya?
Aster
Dia tiba-tiba berubah, siapa yg tidak penasaran, hemmm
Aisyah Suyuti
menarik
Frando Wijaya
entah knp gw jd alergi denger kta takdir....
Frando Wijaya
cih 😒....gw dh duga bkl terjadi yg sgt menjengkelkan
Frando Wijaya
HA! seakan2 Tau masa dpn apa yg bch ini lht.... bner2 konyol....segituny ingin antagonist jd boneka? HA! bner2 bch krg ajar tdk Tau malu
dea febriani: ijin promosi cerita silhoute of love
total 1 replies
Frando Wijaya
....... mencurigakn 😒😒😒
Frando Wijaya
ini jls2 ada seseorang yg awasi antagonist harus di takdirkn hidup antagonist
Frando Wijaya
gk heran putri kandung sendiri saat mati gk sedih....heh 😏....sampah bht
Frando Wijaya
semua berawal keslhan bpk antagonist sialan itu...yg sdh biarkn anakny mati gara2 Dia
Cha Sumuk
MC ceweknya kurg cerdas jg lemah
Achaa19
bagus
Hikam Sairi
mulai baca
Retno Isma
semangat nulisnya thorrr....💪💪💪💪
Rahman Hayati
masih lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!