Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11.Pindah Rumah.
Sepanjang perjalanan Anandita memilih untuk diam tidak ingin memulai pembicaraan mereka, begitu pun Gavin tidak berusaha memulai pembicaraan.
Suasana terasa sangat canggung diantara mereka,tiba tiba Gavin menyela dengan bertanya pada Anandita.
"berapa umurmu?"tanya Gavin memecah keheningan didalam mobil.
"hah"Anandita terkejut dengan pertanyaan tiba tiba dari Gavin.
"aku tau usia kita berdua pasti berbeda,jadi aku ingin tau berapa jauh perbedaan kita"ucap Gavin memberikan penjelasan tentang pertanyaannya karena melihat Anandita terkejut dengan pertanyaannya.
"ya,aku sudah berumur 23 tahun bulan lalu "jawab Anandita pada Gavin "kalau kau berapa umurmu sekarang?"
"aku 19 tahun awal bulan ini"
"semuda itu"jawab Anandita secara otomatis karena mendengar Gavin menyebutkan umurnya.
Seketika Gavin menengokkan kepalanya kearah Anandita.
"maaf aku tidak bermaksud...,aku hanya terkejut karena tidak menyangka bahwa kau semuda itu"ucap Anandita merasa bersalah.
"kenapa dengan usiaku,kupikir itu tidak akan terlalu berpengaruh dalam hubungan kita,karena umur hanya sebuah angka,tidak bisa menjadi penanda dari kedewasaan seseorang"ucap Gavin sambil kembali menatap jalan raya didepan.
"ya,kau benar,mulai sekarang kita harus merubah imej pandangan dari orang yang memandang kedewasaan seseorang hanya diukur dari berapa usia yang dimilikinya".
jawabku membetulkan ucapan dari Gavin.
Kutatap Gavin sekilas kadang aku merasa Gavin bersikap seperti pria dewasa,mungkinkah banyak hal yang telah dilaluinya diusia semuda itu,pikirku.
"apa yang kau pikirkan"tanya Gavin karena melihatku menatap kearahnya.
"tidak,aku hanya merasa kau lebih dewasa dari anak seusiamu,pasti sudah banyak hal yang terjadi dalam hidupmu"
"bagaimana denganmu?"tanyanya balik padaku.
"aku,tentu saja juga..."
"kalau orang pertama kali melihatmu pasti akan berpikir kau masih Abg, berusia sekitar 18 atau bahkan mungkin17 tahun"
"hah!!,benarkah"Anandita tidak menyangka ternyata Gavin mengira dia masih semuda itu,jadi mungkin itu alasannya Gavin mau menikah dengannya tadi malam.
Seketika dada Anandita terasa nyeri karena memikirkannya,apakah sekarang Gavin merasa tertipu karena wanita yang dinikahinya ternyata umurnya lebih tua bahkan gurunya sendiri Gavin pasti kecewa sekarang,batin Anandita.
"kenapa?"tanya Gavin karena melihat wajah Anandita yang muram setelah dia menyebutkan perkiraan umurnya.
"tidak.."ucap Anandita masih berusaha menutupi nyeri didadanya.
"benarkah?"
"iya tidak apa apa?,aku hanya merasa seperti telah menipumu"ucap Anandita pelan.
"maksudmu?"tanya Gavin heran dengan pertanyaan Anadita.
"itu...,kau pasti merasa tertipu karena sudah menikahiku yang kau kira masih Abg ternyata sudah bisa jadi sugar Mamy mu,"ucap Anandita dengan tertunduk karena merasa sedih.
Tapi Gavin menanggapi pernyataan Anandita malah dengan tertawa lebar.
"dasar otak biji jagung"sentil Gavin pada dahi Anandita dengan gemas.
"hah,kenapa?"
"kau itu...,tidak bisakah kau berpikir secara wajar,bagaimana tadi malam aku bisa mengucap ijab qobul kalau aku tidak melihat kartu tanda pengenalmu"
"tapikan.."
"dan kau pikir aku tidak berpikir saat akan mengucapkan sumpah itu,kalau kau masih berusia dibawah umur kau pikir aku akan mau melakukannya"
"maksudmu?"
"aku mau menikahi karena tau kau sudah cukup dewasa untuk menikah"
"bagaimana denganmu bukankah usiamu masih sangat muda untuk menikah,apakah itu tidak mengganggumu apa lagi kau belum mengenal siapa istrimu"tanya Anandita dengan penasaran.
Gavin menatap wajah Anandita sebelum menjawab pertanyaan yang diajukannya.
"mungkin itu yang dinamakan rahasia jodoh"ucap Gavin dengan santai.
Seketika Anandita terbelalak mendengar jawaban yang diberikan Gavin atas pertanyaannya,dia tidak pernah menyangka akan mendapat jawaban yang sangat dalam dari suami dadakannya itu.
"bagaimana denganmu,apa alasanmu?"tanya balik Gavin pada Anandita.
"maaf aku tidak tau,kenapa aku bisa menerima pernikahan kita tadi malam?"ucap Anandita sambil tertunduk karena merasa bersalah dengan jawabanya yang tidak seyakin milik Gavin,dan takut membuat Gavin kecewa dengannya.
Gavin menyentuh lembut puncak kepala Anandita.
"tak harus punya alasan yang bagus untuk memulai sesuatu yang baik,jadi jangan khawatirkan hal yang tidak penting,kita menjalani hidup tidak dengan sebuah alasan tapi dengan sebuah niat dan keyakinan kita akan sesuatu"
"ya,jawab Anandita pelan merasa sangat terharu mendengar semua yang diucapkan Gavin padanya.
Membuatnya merasa mungkin memang jodohlah yang mempertemukan mereka dan waktulah yang akan mengisi lembar cerita mereka yang masih kosong saat ini,dan Anandita berharap semoga banyak cerita indah dilembar cerita hidupnya dengan Gavin nanti.
dan terimakasih"ucap Anandita sambil menatap wajah Gavin yang duduk disampingnya.
Gavin tidak menjawab apapun dari ucapan Anandita, dia lebih memilih fokus pada jalan raya didepannya.
Setelah berkendara sekitar hampir satu jam
mobil yang dikemudikan Gavin sudah mulai
masuk gang menuju rumah Anandita.
Dari sana Gavin harus pelan pelan menjalankan mobilnya karena jalan yang dilewati lumayan sempit hanya muat untuk mobil ukuran kecil,jadi perjalanan menjadi lebih lambat.
"kamu tunggu disini saja,biar aku masuk sendiri"ucap Anandita pada gavin yang barusaja mematikan mesin mobilnya di halaman rumah Anandita.
Gavin tidak menjawab hanya menatap saat Anandita turun dari dalam mobilnya.
Sampai didalam rumah Anandita segera masuk kedalam kamarnya dan langsung membuka lemari kecil tempat bajunya diletakkan.
Anandita memilih sebuah atasan kaos lengan pendek dengan bawahan celana panjang jeans warna biru gelap,kemudian karena dia akan bersih bersih jadi dia memutuskan mengikat rambutnya keatas,saat melihat kearah cermin dia terkejut karena banyak sekali tanda kissmark merah keunguan dilehernya yang putih itu membuat emosinya tiba tiba naik.
"Gaviiin!!"teriaknya dengan kesal pada cermin didepannya.
"ada apa kau berteriak memanggilku?"tanya Gavin memunculkan kepalanya dipintu kamar Anandita.
Membuat Anandita yang awalnya emosi jadi terkejut,karena melihat wajah Gavin yang muncul tiba tiba dipintu kamarnya.
"sejak kapan kau ada disitu?"tanya Anandita sambil menunjuk Gavin dari dalam kamar.
"sejak tadi"jawab Gavin sambil melangkah masuk kedalam kamar Anandita yang hanya berukuran sepertiga dari kamar milik Gavin.
"mau apa kau?"tanya Anansita sambil memundurkan langkahnya karena melihat Gavin berjalan mendekat kearahnya.
"aku hanya ingin melihat apa yangcterjadi oadamu ,kenapa kau sampai meneriakkan namaku sekeras itu"ucapnya dengan sangat santai.
"stop!!!,berhenti disana aku tidak papa,tadi aku hanya terkejut melihat banyak sekali ini dileherku"ucap Anandita sengan polosnya menunjuk kissmark buatan Gavin,membuat Gavin jadi ingin mengerjainya.
"coba kuperiksa"ucqp gavin dengan ekspresi jahil pada Anandita.
"berhenti disana,jangan mendekat,Vin atau..."
"atau...,apa kau mau berteriak lagi"
"tidak"jawab Anandita dengan menggelengkan kepalanya.
"Ternyata masih kurang bagus hasilnya sepertinya bintang bintang ini harus dibuat lebih besar dan terang jadi akan semakin indah terlihat"ucapnya dengan menampilkan senyum devil pada Anandita,membuat Anandita membelalakkan mata mendengar apa yang diucapkan Gavin padanya.
Sidorongnya tubuh Gavin sambil berteriak marah pada Gavin.
"Gaviiiin!!!".
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁