Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberikan Keberuntungan
Di ruang rapat bukan hanya ada Lin Yehua serta antek-antek perusahaan Mingzhu Group, tapi orang-orang kepercayaan Halbert juga ada di sana.
Tanah yang ada di dekat pantai itu sebenarnya dilelang oleh pemerintah dan kini sedang diperjuangkan oleh sebagian pihak. Hanya saja, perusahaan Jefford Corp dan Mingzhu Group yang paling menonjol.
"Tuan Halbert tidak ingin memikirkan permintaku sebelumnya?" Lin Yehua memastikan.
"Jangan menyia-nyiakan usaha." Halbert sama sekali tidak tergerak.
Lin Yehua menggertakkan gigi. Kalau begitu dia tak akan ragu lagi untuk mengeluarkan banyak uang demi tanah itu. Ayahnya tidak akan terlalu peduli. Yang penting dia tak bisa malu di sini.
Hanya saja sebelum kedua belah pihak bertarung harga demi lembaran kepemilikan tanah di dekat pantai, Lin Yehua mendapatkan telepon dari ayahnya.
"Maaf, bisakah aku menerima panggilan telepon dulu?" Lin Yehua masih tidak melupakan kesopanannya di depan banyak orang.
Halbert mengerutkan kening tapi masih mengangguk. "Silakan."
Saat Lin Yehua menerima panggilan telepon dari ayahnya, pihak di seberang telepon tampaknya marah-marah dan hampir tercekik oleh kata-katanya sendiri.
Saat ini, Lin Yehua berwajah pucat dan ekspresinya jelas salah. Ada sedikit kebingungan dan rasa takut. Dia segera menenangkan kemarahan ayahnya yang telah memuncak.
"Ayah, jangan khawatir. Tunggu aku kembali setelah—"
Pihak di seberang telepon langsung menukasnya. "Setelah apa? Pulang sekarang dan tidak perlu mendapatkan tanah di dekat pantai itu! Apa kamu ingin membuat keuangan kita semakin habis? Kita sudah kehilangan banyak uang karena beberapa investasi yang kamu lakukan tidak ada satupun yang memiliki keuntungan! Cepat kembali!" raungnya.
"Tapi ayah—"
"Aku berkata kembali atau kamu tunggu ibumu untuk diusir dari rumah!"
Lin Yehua bahkan lebih pucat dan segera mengiyakannya. Setelah menutup telepon, dia bangkit dan meraih tasnya. Orang-orang yang ikut bersamanya dari perusahaan bingung.
"Nona Lin, apakah ada masalah?" tanya salah satu orang perusahaan.
Lin Yehua mencoba membuat dirinya tentang. "Kembali ke perusahaan sekarang. Tanah ini tidak diperlukan lagi. Ada sesuatu yang terjadi pada ayahku dan memintaku untuk kembali," jawabnya sedikit sakit hati. Wajahnya sedikit memerah karena malu.
"Sekarang? Lalu tanah itu—"
Lin Yehua menukas. "Ayahku berkata tidak perlu mendapatkan yang itu lagi. Patuhi saja. Ayo kembali." Kemudian dia menatap Halbert dengan sedikit tidak nyaman di wajahnya. "Selamat kepada Tuan Halbert. Kami tidak membutuhkan tanah di lokasi itu lagi. Maaf, kami harus segera pergi," imbuhnya.
Meski Halbert masih belum jelas tentang apa yang terjadi dengan perusahaan Mingzhu Group, dia masih mengangguk datar.
Lin Yehua sedikit membungkuk pada semua pihak yang hadir. "Kami permisi."
Dia langsung keluar dengan langkah lebar. Orang-orangnya mengikuti dengan kebingungan dan mengucapkan selamat tinggal satu-persatu pada orang-orang yang hadir.
Saat ini, situasi di kantor menjadi hening.
Halbert tidak banyak bicara dan meminta orang-orangnya untuk menangani masalah tersebut. Dia masih ingat dengan apa yang dikatakan Nola—bahwa dirinya akan mendapatkan tanah itu tanpa melakukan usaha apapun.
Ini ... mungkinkah ramalan?
Gadis itu tidak mungkin bertindak untuk membuat Mingzhu Group dalam masalah hanya dalam waktu singkat. Jadi harusnya hanya kebetulan saja. Halbert tidak pernah mempercayai adanya hantu atau sesuatu yang bersifat supernatural lainnya. Baginya, semua itu hanyalah cerita khayalan semata.
"Kalian lanjutkan. Aku ada urusan lain," kata Halbert juga pamit.
Dia meninggalkan ruang rapat dan kembali ke kantornya. Di sana, dia melihat Nola sedang menyeka hidungnya dengan tisu. Dan masih ada warna merah pada tisu.
Ekspresi Halbert sedikit berubah dan dia menatap sekretaris nya dengan dingin. Sang sekretaris menggelengkan kepala, wajahnya pucat.
"Bos, Nona ... Nona Nola tiba-tiba saja mimisan saat aku datang membawa camilan untuknya. Aku bersumpah, tidak melakukan apa-apa," kata Sekretaris Eli.
Asisten Jae juga ada di sana dan mengangguk. Dia membenarkan semua itu. Jadi seharusnya Sekretaris Eli tidak menyebabkan Nola mimisan.
Bahkan Nola menggelengkan kepala. "Bukan salah mereka. Aku hanya tidak enak badan saja," ujarnya.
Halbert tidak menyalahkan siapapun dan menghampiri gadis itu. "Kenapa kamu mimisan tanpa alasan? Ayo periksa ke rumah sakit," katanya.
"Tidak, tidak! Dokter tidak akan menemukan masalah dengan tubuhku. Aku baik-baik saja setskah beberapa saat." Nola langsung menolak secara halus.
Halbert menyipitkan mata. Mimisan gadis itu akhirnya berhenti. Tapi Halbert masih khawatir. Bagaimana jika Nola memiliki penyakit tersembunyi?
Namun karena Nola tetap bersikeras tidak mau ke dokter, Halbert tidak lagi memaksanya. Dia mulai berbicara tentang apa yang baru saja terjadi di ruang rapat.
"Tanah itu sudah didapatkan tanpa usaha. Kamu senang?" tanyanya pelan dan datar, tapi matanya menyipit. Dia melihat setiap reaksi kecil Nola saat ini.
"Ini ... Ini bagus? Keberuntungan mu," kata Nola pura-pura tidak tahu.
Halbert masih tidak mengerti beberapa hal. Terutama untuk orang-orang yang memiliki kemampuan khusus seperti meramal atau lain sebagainya. Apakah mereka dukun? Nola salah satu dukun?
Setelah urusan perusahaan selesai, Halbert dan Nola kembali ke rumah. Keduanya sama-sama diam, memiliki pikirannya tersendiri.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤