NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ADA APA LAGI INI

Setelah di jamu makan siang oleh keluarga Wijaya. Tante Rossa pamit undur diri, wanita itu harus kembali ke butiqnya bersama Maya.

"Jangan sampai tidak datang Ros.." ucap Alyne setelah kedua wanita itu saling berangkulan dan menempelkan pipi.

Selain undangan, Alyne mengundang, memintanya secara langsung agar Rossa hadir di pesta pernikahan Dirga.

"Pasti, Lyne.. Aku akan datang, sebelum kembali ke Singapore, datanglah ke butiqku.."

"Ya, Ros.. Akan aku sempatkan, aku sangat puas dengan hasil rancanganmu. Baju seragam yang kamu siapkan sangat cocok dan pas untuk kami pakai.

"Terimakasih, Lyne.. Kamu terlalu memuji.. Bisa besar kepala aku nanti.."

Keduanya tertawa bicara di ambang pintu, sebelum ahirnya Tante Rossa dan Maya berada di dalam mobil dan meninggalkan rumah megah nan mewah itu.

"Tante, apa boleh? Maya ijin sebentar?"

"Mau kemana, May?" Tante Rossa bertanya dan melihat Maya sekilas, sebelum kembali fokus ke jalan raya.

"Maya harus menebus obat dan membelikan makanan untuk suami Maya Tante."

"Oouh.." Tante Rossa menganggukkan kepalanya. "Apa perlu Tante antarkan?"

"Tidak uasah Tante, Maya turun di lampu merah perempatan depan saja. Maya biasanya beli obat di apotik lampu merah."

"Hati-hati May.." ucap Tante Rossa, sebelum Maya turun dari mobilnya.

"Ya, Tante.."

Berjalan di pinggir trotoar, Maya memasuki Jayamart, swalayan kecil yang biasanya menyediakan mesin ATM untuk penarikan uang, sebelum menguras habis isinya, Maya mengecek saldo di dalam rekening tabungan Haris. Seperti yang di ucapkan Haris, nominalnya memang tidaklah banyak, tapi paling tidak bisa untuk membeli obat yang sudah habis.

Keluar dari Jayamart.. Maya berjalan kembali ke arah lampu merah dan harus menyebrang dimana apotik tempatnya membeli obat berada. Menunggu lampu merah menyala agar ia bisa menyebrang dengan aman.

Tak lama saat lamu merah menyala dan banyaknya kendaraan sudah berhenti, Maya mulai melangkah dengan cepat, rambutnya tergerai tertiup angin panas di siang hari, tak perduli terik matahari yang menyengat, Maya lebih banyak memilih jalan kaki.

'Maya' seorang pengendara di dalam mobil bersuhu dingin yang tengah berhenti, melihat seorang wanita sedang menyebrang yang di kenalnya bernama Maya Mawanda. Matanya mengikuti arah kemana langkah Maya bergerak. Hingga lampu merah menyala dan bunyi klakson dari arah belakang memintanya menjalankan mobilnya.

'Maya' untuk kedua kalinya, mulutnya menyebut nama wanita itu kembali.

"Apa dia sakit? Kenapa dia masuk ke dalam apotik?" sambil melajukan kendaraannya, pria bernama Lingga itu bertanya-tanya. Dari terahir pertemuannya dengan Maya. Lingga sempat melupakan karena kesibukannya.. Apa lagi ia harus kembali bolak balik ke gedung BNN untuk menengok Alisa, istrinya itu mogok makan dengan alasan makanan yang di sediakan di tempat rehabilitasi tidak sesuai dengan seleranya dan berakibat maagnya bermasalah.

Sepanjang perjalanan, Lingga tak lepas memikirkan Maya, sudah seperti magnet yang menarik. Wanita itu mampu memenuhi isi ruang pikiran Lingga. Entah mengapa, dirinya merasa penasaran, dan tertarik ingin mengetahui siapa sosok Maya yang sebenarnya.

Sedangkan di apotik. Maya menyerahkan resep obat yang selalu di bawanya, supaya sewaktu-waktu ketika harus membeli obat, catatan berupa resep itu selalu siap.

"Totalnya satu juta tujuh puluh lima ribu rupiah Mbak." kasir apotik itu menyerahkan struk totalan harga obat.

"Maaf, mbak.. Seperti biasa, saya tebus setengan dulu yaa.." Maya harus menyesuaikan uang yang ada, kerena memang tidak mencukupi.

"Ya, Mbak Maya tidak apa-apa.." kebetulan kasir itu sudah sangat mengenal Maya, karena selam 3 tahun Maya tak pernah ganti apotik. Selain itu, ada obat tertentu yang tidak di sediakan di apotik lainnya.

"Terimakasih, Mbak.." Maya menerima bungkusan obat dan keluar.

Untuk sampai, ke pertigaan dari perempatan lampu merah, Maya masih memilih berjalan kaki. Di bilang jauh tidak, di bilang dekat juga tidak, tapi lumayan membuatnya lelah.. Dari pada uangnya ia gunakan untuk membayar ojek dan angkot lagi, lebih baik ia gunakan untuk membeli lauk yang akan di belinya. Belum lagi ia harus menyebrang jalan.

Sampailah Maya di sebuah warung makan yang menjual berbagai menu masakan. Menjadi langganan tetap dikala sedang tidak memasak, pemilik rumah makan pun mengenal Maya dengan baik. Dan juga wanita itu bertempat tinggal tak jauh dari kontrakan Maya.

"Neng Maya, enggak kerja?" si ibu pemilik warung bertanya.

"Kerja buk, ini sedang ijin keluar beli lauk."

Maya mendudukkan bokongnya di bangku, ia duduk sebentar untuk menghilangkan lelahnya sambil menyebutkan lauk dan sayur yang di belinya.

"Kirain ibu, Neng Maya libur ada di rumah.. Ibu baru aja pulang, di kontrakan Neng Maya tadi ramai. Ada tamu kayanya Neng. Lebih dari dua orang."

"Tamu? Siapa buk?" Maya mulai bertanya-tanya kira-kira siapa yang berkunjung ke rumahnya.

"Yang lainnya sih ibu gak kenal Neng, tapi ibu taunya yang perempuan, sepertinya ibunya Haris."

Deg..

"Ada apa lagi ini?" hati Maya mulai tak tenang. Membayar lauk dan sayur yang sudah di bungkus. Maya berjalan sedikit berlari menuju rumah kontrakannya.

Napasnya tersengal-sengal karena kelelahan.. Tetapi ia harus kuat untuk segera sampai. Beberapa langkah lagi kakinya akan tiba, Maya melihat pintu rumahnya tertutup rapat menandakan tak ada orang atau tamu di dalamnya.

Meraih handle pintu yang ternyata di terkunci, Maya segera mengeluarkan kunci dari dalam tas. Melangkah masuk ke dalam, Maya menaruh kantung kresek berisi makanan di atas meja makan dan mencari keberadaan suaminya..

"Mas, Mas Haris.." Maya mengecek kamar, dapur, dan kamar mandi.. Tapi tidak menemukan keberadaan Haris, apa lagi tamu yang di sampaikan buk Dijah pemilik warung. Maya kembali ke dalam kamar, perasaannya tidak tenang saat koper mini yang berada di atas lemari tidak ada di tempatnya.

Maya lalu membuka lemari pakaian, di lihatnya beberapa kemeja dan celana Haris yang masih layak pakai, tidak ada di tumpukan pakaian. Maya segera keluar untuk bertanya dan mencari tau kepada tetangganya.

"Mbak Maya." seorang tetangganya menegur sebeleum Maya mengetuk pintu rumahnya.

"Cari Mas Haris ya?" seorang wanita bernama Susan, keluar dari dalam rumah. Wanita itu sudah berpakaian rapih karena akan berangkat bekerja

"Iya, Mbak. Mbak Susan tau gak, kemana Mas Haris pergi?"

"Barusan Saja Mbak, Mas Haris pergi dengan perempuan berumur, dan juga dua orang laki-laki. Tapi siapanya saya gak tau Mbak.. Tapi wajahnya mirip dengan Mas Haris."

"Mama Hani.." Maya bergumam menyebiut nama mertuanya.

"Ya sudah Mbak Susan, terimakasih ya.."

"Sama-sama Mbak Maya."

Mengunci pintu, Maya segera memesan ojek online agar cepat sampai ke tujuan. Maya akan menyusul ke rumah besar, rumah orang tua Haris..

Seakan semuanya jadi sulit, sudah 10 menit, Maya belum mendapatkan ojek yang di pesannya. Sepertinya siang ini para driver sedang sibuk dengan orderan makan siang dari para pelanggannya.

Tetapi Maya harus bersabar, walau dadanya terasa sesak dan hatinya cemas. Tidak biasanya Haris seperti ini. Biasanya pria itu akan pergi bersamanya, kalau ada keperluan yang di tujunya.

Sambil menunggu ojek yang mau menerima orderannya, Maya berjalan ke depan keluar dari gang.. Agar memudahkan Ojek online untuk menemukan alamatnya.

****

Bersambung ❤️

Mohon dukungan like komennya ya

1
Nazwah Nazwah
mmk Haris sableng
Ida Safitri
cinta itu tdk hrs di ucapkan dgn mengobral kt cinta
tp dgn perbuatan yg nyata karna cinta yg sesungguhnya cinta itu tak bersyarat
Imas Siti Rokayah
sweet banget daeng
Zayna Khanza
panggilan alam🤣🤣🤣
Zayna Khanza
nyesekk banget di part ini thorr
tri Wijayanti
ya udah mah,mamah ambil tuh anaknya biar cepet Maya bisa terlepas dr beban hidupnya
Dewi Purbowati
Lumayan
Dewi Purbowati
Kecewa
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
Ani Ani
DIA ingin jumpa kawan Baik nya
Ani Ani
ada yang marah ni
Ani Ani
kena Macan baru nak makan
Ani Ani
kawan lama nya
Ani Ani
rasia lagi
Eka Yuliana
God kak,bukan good...
terus lauk pauk dan obat buat haris di kemanain tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!