Aditya Wijaya prakasa(35 tahun), atau biasa dipanggil Aditya..adalah seorang CEO tampan dan juga duda kaya raya,memiliki kecerdasan diatas rata2, Aditya adalah seorang laki - laki yg baik dan penyayang, karena masa lalu nya bersama mantan istrinya yang dulu pernah selingkuh darinya.. kini Aditya menjadi seorang yang dingin, cuek, arogan, dan tidak percaya lagi akan cinta..
Nabila sanjaya(25 tahun) adalah seorang Janda muda yang memiliki 2 orang anak,memiliki paras cantik,sangat penyayang, humoris,tegas, pekerja keras, dan baik hati..
bagaimana jadinya ya kalau si duda tampan dan cuek itu bertemu dengan Nabila si janda muda yang sangat baik hati dan penyayang itu.. akankah Aditya berubah dan percaya akan cinta sejati..
stay tune ya teman..☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virsya eldina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Nabila dan Lula sudah sampai di tempat kerja nya, Lula sibuk berkutat dengan komputer nya, sedangkan Nabila juga sibuk menyalin catatan yang disuruh oleh Lula.
" Nabila, aku mau ke kamar kecil sebentar, nanti kalau ada Pak Haris atau Pak Aditya minta catatan keuangan, kamu kasih kan Map di atas meja ku ya Bila " ucap Lula sambil berlari ke kamar kecil karena sudah tidak bisa menahan ingin BAB.
" Ia Mbak " sahut Nabila.
Kring.. Kring.. suara telpon berbunyi...
Nabila mengangkat telpon tersebut.
" Tolong bawakan hasil rekapan keuangan bulan ini " ucap Aditya dengan suara bariton khasnya.
Tanpa menunggu jawaban dari Nabila, Aditya sudah menutup telponnya.
" Sepertinya itu perintah dari Pak Aditya, aku bawakan ke dalam gak ya " batin Nabila.
" Aku masuk aja deh, tadi kan Mbak Lula sudah kasih pesan untuk bawa Map ini ke dalam "
" Bismillah " batin Nabila dalam hati sambil mengetuk pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
" Masuk "
" Permisi Pak, ini laporan keuangan yang Bapak minta " ucap Nabila menyodorkan Map itu kepada Aditya.
Aditya mengambil Map itu tanpa menoleh ke arah Nabila. Karena merasa tugas nya selesai, Nabila ingin keluar dari ruangan itu namun langkahnya terhenti karena suara bentaran dari Aditya.
" BERHENTI !!! " bentak Aditya.
Nabila membalikkan badanya, tubuh Nabila serasa bergetar, hatinya terasa hancur dan bercampur takut karena tiba - tiba saja Nabila mengingat bagaimana dulu Fajar pernah membentuknya persis seperti yang Aditya lakukan.
" Kamu !!! bisa kerja atau tidak, laporan apa ini yang kamu berikan " ucap Aditya sambil melempar Map tadi di hadapan Nabila.
Nabila kaget begitupun juga Haris yang langsung bangkit dari duduk nya.
Nabila hanya menundukkan kepalanya dan mengambil Map yang tadi terjatuh ke lantai.
" Kenapa diam " ucap Aditya kesal.
Nabila akhirnya memberanikan dirinya untuk berbicara.
"Maaf Pak, tadi saya di suruh Mbak Lula untuk membawa berkas ini ke Bapak " Jawab Nabila masih menundukkan kepala nya.
" Dasar Bodoh !!! dimana lagi Lula, bisa - bisa nya menyuruh orang yang berguna seperti kamu " ucap Aditya yang masih kesal.
" bisa - bisa nya lelaki ini bilang aku bodoh " batin Nabila kesal.
" KENAPA DIAM, LIHAT SAYA !!! bentak Aditya.
Nabila sudah tidak tahan mendengar bentaran Aditya, lalu memberanikan diri untuk mendongakkan kepala nya menatap Aditya dan ingin melakukan serangan balik.
Deg.. Deg.. Deg.. jantung Aditya tiba - tiba berdetak kencang ketika melihat wajah Nabila.
" Mata itu, wajah itu.. itu wanita yang pernah bertabrakan dengan ku di toko mainan " batin Aditya.
" Bisa kah Bapak tidak mengatakan saya bodoh "
" Saya hanya melakukan tugas yang diperintah kepada saya "
" Saya juga tidak tahu kalau isi di Map ini bukan laporan keuangan Pak, bukan hak saya untuk membuka Map ini "
" Kalaupun saya salah, bapak bisa kan berbicara baik - baik dengan saya "
" Bapak atasan di sini, Bapak orang yang berpengaruh besar di perusahaan ini, seharusnya bisa menunjukkan sikap yang baik kepada bawahan, bisa melihat yang mana salah dan benar dengan lebih teliti, tidak langsung memarah - marahi tanpa tau sebenarnya seperti apa " ucap Nabila nyerocos mengungkapkan kekesalan nya yang sudah ia pendam sejak tadi.
Aditya hanya bengong melihat Nabila begitupun Haris yang terkejut mendengar Nabila memarahi atasan nya.
Wajar saja karena selama ini tidak ada yang berani memarahi bos nya itu bahkan sampai ikut membentak juga, baru Nabila lah yang berani melawan bos nya itu.
Nabila yang kesal langsung pergi meninggalkan Aditya yang mematung sejak tadi.
" Pak.. Pak.. " ucap Haris membangunkan lamunan Aditya.
" Pak, saya akan keluar dan memarahi wanita itu Pak " kata Haris yang sudah tau bahwa Aditya pasti sekarang sudah marah besar karena ulah Nabila tadi.
" Tiidak usah Haris, biarkan saja " ucap Aditya.
" Baiklah Pak " jawab Haris heran.
" Baru kali ini Pak bos tidak marah, tumben sekali " batin Haris kembali duduk menyelesaikan pekerjaan nya.
" Wanita itu, kenapa bisa ada disini, kenapa dia membuat jantung ku berdetak tidak karuan seperti ini, tapi kenapa dia berani sekali membentak dan memarahi ku bahkan di depan Haris " batin Aditya.
" Aduh.. bodoh.. bodoh.. kenapa aku bisa memarahi Pak Aditya tadi, bisa - bisa aku di keluarkan dan gak boleh magang lagi disini " kata Nabila sambil memukul - mukul kepala nya.
Lula yang baru saja keluar dari kamar kecil, heran melihat Nabila yang dari tadi berbicara sendiri sambil memukul - mukul kepala nya sendiri.
" Nabila, kamu kenapa kok mukul kepala kamu sendiri sih " tanya Lula.
" Ini semua karena Mbak Lula sih " ucap Nabila sambil memanyunkan bibirnya.
" Lo kok aku bil, kenapa emang nya "
" Mbak kan tadi bilang kalau ada Pak Aditya atau Pak Haris telpon untuk bawa laporan keuangan, bawa aja Map ini kedalam, tapi ini bukan laporan keuangan Mbak " kata Nabila.
Lula segera mengambil Map yang ada ditangan Nabila, dan benar saja Map itu bukan berisi laporan keuangan melainkan catatan jadwal meeting Aditya.
Kemudian Lula mencari - cari di bawah meja nya dan menemukan Map biru yang isinya laporan keuangan yang di inginkan Aditya.
" Nahh ini baru bener La, maafin Mbak ya La tadi salah ngasihnya tau kamu soal nya udah kebelet banget mau ke kamar kecil " ucap Lula merasa bersalah.
Lula bangkit dari duduknya menuju ke ruangan Aditya membawa laporan keuangan itu.
" Permisi Pak "
" Maaf Pak Aditya, ini laporan keuangan yang bapak butuhkan " ucap Lula sambil menyodorkannya kepada Aditya.
Aditya menerima laporan tersebut dan membacanya.
"Siapa wanita tadi yang masuk kesini " tanya Aditya.
" oh dia anak magang disini Pak, baru hari ini masuk, maaf Pak tadi bukan Nabila yang salah, saya tadi pergi ke kamar kecil Pak, saya yang menyuruh Nabila untuk mengantarkan Map yang salah tadi ke Bapak, saya yang salah memberikan Map nya kepada Nabila Pak " ucap Lula menjelaskan.
" Jadi namanya Nabila, nama yang indah " batin Aditya tersenyum tipis.
" Pak Aditya tersenyum, baru ini aku melihatnya tersenyum " batin Lula.
" Oke kamu boleh pergi " ucap Aditya.
" Baik saya permisi Pak " pamit Lula dan keluar dari ruangan itu.
Haris ikut berdiri dan menyusul Lula karena ingin menemui Nabila.
" Saya keluar sebentar Tuan " ucap Haris.
" Hmm " jawab Aditya dingin.
"Lula bisa jelaskan lagi apa yang terjadi tadi " tanya Haris.
Lula lalu menceritakan dari A sampai Z mengenai hal tadi, Haris mendengarkan dengan seksama.
" Jadi begitu ceritanya, baiklah aku masuk dulu " ucap Haris.
Baru selangkah Haris ingin masuk kedalam, Haris kembali berbalik dan berbicara kepada Nabila.
" Oh ia kamu, nama kamu Nabila ya " tanya Haris.
" Ia Pak saya Nabila, maafin saya akan hal tadi Pak, saya siap menerima konsekuensi nya "
" Cantik, mungkin bos sudah jatuh hati kepada Nabila, sehingga Nabila tidak di marahi karena sudah memarahinya tadi, bos kan sangat kejam bisa saja tadi dia menyuruhku untuk mengeluarkan Nabila dari sini, tapi buktinya gak di lakuin, malah senyum - senyum sendiri dan banyak melamun di dalam " batin Haris.
" Tidak apa Nabila, kamu beruntung hari ini Pak Aditya tidak marah karena kamu sudah membentak dan memarahinya tadi " ucap Haris kemudian berlalu meninggalkan Nabila dan Lula.
Lula yang mendengar ucapan Haris tadi terkejut dan langsung mengarahkan pandangannya ke arah Nabila.
" Astaga Nabila, bener kamu tadi membentak dan memarahi Pak bos " kata Lula.
" Iaa Mbak.. habisnya Pak Aditya bilang saya bodoh Mbak, terus marah - marah gak jelas, kan dia bisa tanya baik - baik sama saya Mbak " ucap Nabila.
" Ya ampun Bila, kamu berani bener sama Pak Aditya"
" Selama ini gak ada yang berani memarahi Pak bos lo Bila"
" beruntung Pak Aditya gak marahin kamu dan gak keluarin kamu dari sini La "
" Ya itu Mbak "
" Maafin mbak ya La, gara - gara Mbak tadi kamu sempat di marahin sama Pak Aditya " kata Lula.
" Ia gak pp Mbak, aku sudah biasa " ucap Nabila.
Nabila dan Lula kemudian melanjutkan pekerjaannya.
**Penasaran kan tentang Nabila dan Aditya selanjutnya..
kira - kira nanti Aditya bucin gak ya sama Nabila..
jangan lupa comment dan like ya para readers ku sayangg.. 😘😘**
Semngat baru komen di bab ini soalny keasikan baca😅
Smga saja semakin kebelakang semakin bagus dlm penulisannya🙏