NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:395.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 10

"Honey ... Kamu sedang apa di sana?"

Pandangan Axelle masih tak teralihkan. Bahkan suara Clarissa yang masih memanggilnya pun, tak terdengar lagi olehnya. Sampai akhirnya, Clarissa sendiri yang mengakhiri panggilannya.

"Axelle." Panggil Zaky.

Axelle pun tersadar. Lalu mendadak salah tingkah. Buru-buru mengalihkan pandangan ke sembarang tempat. Demi menghindari tatapan Irene yang kini tertuju padanya.

Axelle gugup?

Tentu saja. Sebab, sungguh tak disangka, gadis yang akan bersandiwara dengannya berparas cantik. Belum pernah Axelle merasa gugup melihat seorang wanita. Bahkan saat berhadapan dengan artis cantik yang akan beradu akting dengannya pun, ia bahkan tak segugup ini.

"Gimana Axelle? Apa gaun ini sudah cocok? Atau ingin melihat gaun yang lain?" Tanya Olivia.

Axelle tampak menelan saliva, "Yang itu saja. Aku mau yang itu."

"Baiklah. Shelly ... Kamu temani Nona ini mengganti kembali pakaiannya."

"Baik, Bu Olive." Patuh Shelly akan titah atasannya.

Irene pun kembali masuk ke ruang fitting ditemani Shelly.

"Setelah ini kita ke kantor. Ada yang harus kita bahas." Ucap Zaky kemudian.

Sembari menghembuskan napas panjang, Axelle duduk kembali di tempatnya semula. Diliriknya ponselnya sebentar. Panggilan Clarissa sudah berakhir. Dan berganti dengan sebuah pesan chat dari orang yang sama.

Secepatnya aku akan datang menemui mu. Aku akan berusaha meluangkan waktu untuk mu. Tunggu aku ya Honey.

Begitulah isi pesan dari Clarissa.

Axelle pun kembali menghembuskan napasnya berat. Sembari memijit keningnya yang terasa mulai berkedut.

Waduh, bagaimana ini? Lambat laun Clarissa pasti mengetahui berita pernikahannya. Hanya saja saat ini Clarissa sedang sibuk. Bahkan mungkin terlalu sibuk. Hingga kabar pernikahan Axelle pun Clarissa belum mengetahuinya. Kalau Clarissa tiba-tiba datang, lantas ia harus berbuat apa? Tapi semoga saja Clarissa bisa memahami keadaannya.

.

.

"Silahkan catat apapun yang kalian mau." Ucap Zaky sembari tangannya terulur menaruh selembar kertas kosong dan pena di tengah-tengah meja. Tepat di depan Axelle dan Irene yang duduk saling berhadapan, hanya terpisahkan oleh meja sofa di ruangan pribadi Zaky.

"Ini maksudnya apa?" Tanya Axelle dengan kernyitan di dahinya.

"Tuliskan saja apa yang kalian inginkan. Anggap saja sebagai peraturan yang tidak boleh kalian langgar saat kalian tinggal bersama nanti."

"Apa? Ti_tinggal bersama?" Irene bahkan sampai melotot.

Nah, kan? Apa yang ditakutkan Irene terjadi juga. Sandiwara ini akan membawanya berada dalam satu atap bersama pria mesum itu.

Oh god!

Sungguh lucu. Bagaimana bisa anak perawan tinggal bersama dalam satu atap bersama pria asing?

Bagaimana kalau tiba-tiba pria itu ...

Hiii ... Irene bahkan sampai bergidik ngeri membayangkannya. Dan ekspresi Irene yang seakan melihat hantu di depannya, membuat Axelle sedikit terusik.

"Kenapa reaksi mu seperti itu? Memangnya kamu pikir aku ini makhluk menyeramkan?" Desis Axelle kesal.

Irene menarik sudut bibirnya sambil menatap kesal Axelle.

"Iiiih ... Amit-amit deh. Dasar pria menyebalkan. Apa dia pikir, dia sekeren itu apa?" Desis Irene membatin.

"Baiklah, jika kalian tidak mau. Aku juga tidak akan memaksa." Ucap Zaky. Sembari mengulurkan tangannya hendak mengambil kembali kertas dan pena itu.

"Tunggu. Aku punya peraturan yang tidak boleh dilanggar. Jika tidak, akibatnya bisa fatal." Sambil menatap tajam Irene.

"Semua ini juga kan gara-gara kamu." Lirih Irene menggerutu. Tanpa membuka lebar mulutnya, agar tak terdengar oleh Axelle.

"Apa kamu bilang?" Ucapan Irene sempat terdengar di telinga Axelle. Meski lirih, tetapi Axelle masih bisa menangkap kalimat itu.

"Ini hanya untuk berjaga-jaga saja. Agar tidak terjadi masalah diantara kalian berdua. Tapi, kalau kalian tidak mau juga tidak apa-apa. Asalkan kalian bisa menjaga privasi masing-masing. Karena setelah ini, kalian akan tinggal bersama di rumahmu, Axelle. Dan ini berlaku sampai sandiwara ini berakhir." Jelas Zaky. Agar Axelle dan Irene memahami maksudnya.

Axelle pun mengambil kertas dan pena itu. Kemudian mulai menuliskan poin demi poin diatas kertas putih itu. Beberapa menit kemudian Axelle selesai.

Kini giliran Irene. Sebelum menuliskan bagiannya, ia membaca poin demi poin yang ditulis Axelle untuk ia patuhi.

Axelle sebagai Tuan rumah:

-Tamu tidak diijinkan masuk ke kamar pribadi Tuan rumah.

-Tamu tidak diijinkan menggunakan barang pribadi milik Tuan rumah.

-Tamu tidak diijinkan membawa teman ke rumah.

-Tamu tidak diijinkan keluar rumah tanpa seijin Tuan rumah.

-Tamu tidak boleh makan dalam satu meja dengan Tuan rumah.

-Tamu wajib mengerjakan pekerjaan rumah.

Dan masih banyak lagi poin-poin lainnya. Irene sampai melongo membaca setiap poinnya. Begitu banyak peraturan yang harus dipatuhinya.

Dan, apa itu?

Tamu? Pria itu menganggap Irene tamu di rumahnya nanti? Ih, sombong sekali dia. Tapi ada benarnya juga. Irene hanyalah tamu baginya.

"Sekarang giliranmu." Titah Axelle angkuh.

Sedikit bimbang, Irene tak tahu harus menulis apa. Tapi akhirnya, Irene hanya menuliskan satu poin yang harus dipatuhi Axelle sebagai Tuan rumah.

Irene sebagai Tamu:

-Tuan rumah tidak boleh mencampuri semua urusan Tamu nya.

"Hanya itu?" Tanya Axelle heran.

Irene mengangguk, "Iya, hanya itu."

"Ya sudah." Sembari menyandarkan punggungnya. Lalu melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengangkat kaki kanannya bertumpu pada lutut kaki kirinya.

"Apa masih ada lagi yang ingin dibahas?" Axelle beralih pada Zaky.

"Untuk sementara hanya ini dulu."

"Baiklah kalau begitu. Hari ini sangat melelahkan, aku butuh istirahat." Axelle bangun dari duduknya dan bergegas keluar dari ruangan Zaky.

Merasa sudah tidak punya urusan lagi, Irene pun bangun dari duduknya. Lalu berjalan ke arah pintu. Irene hendak memutar handle pintu, saat tiba-tiba suara Zaky menghentikannya.

"Irene."

Irene tak sempat memutar handle pintu itu. Ia lalu berbalik.

"Iya, Pak?"

Zaky menyunggingkan senyumnya sembari menghampiri Irene perlahan. Pria tampan yang satu ini memang selalu tampak ramah. Berbeda jauh dengan Axelle yang angkuh, sombong, judes, menyebalkan, dan masih banyak lagi. Sampai Irene pun rasanya tidak betah berlama-lama di dekat Axelle.

"Maaf ya, aku sudah menyeretmu dalam situasi ini." Ucap Zaky ramah, lembut, hingga Irene pun sedikit merasa nyaman.

"Tidak apa-apa, Pak. Bapak kan sudah tahu kenapa saya bersedia melakukan sandiwara ini."

Memang hal itulah yang membuat Zaky jadi tak enak hati. Bahkan mungkin merasa bersalah, karena sudah menyeret gadis polos itu dalam situasi yang bisa dibilang sulit. Tapi mau bagaimana lagi, situasi ini tanpa sadar malah menguntungkan bagi keduanya. Reputasi Axelle terselamatkan, dan Irene terbebas dari masalahnya. Panti terselamatkan berkat Axelle dan Zaky. Itu kenyataannya.

"Jika kamu punya masalah, atau kamu sedang dalam kesulitan, kamu boleh meminta bantuanku. Apapun masalahmu, aku akan bersedia membantu."

"Makasih, Pak. Tapi, sekarang saya harus pergi. Saya harus mencari pekerjaan lain. Bagaimanapun, saya butuh biaya hidup."

"Untuk masalah itu, Axelle bersedia membiayai kebutuhanmu. Dan untuk masalah panti, kami sudah memutuskan akan menjadi donatur tetap."

"Bapak tidak perlu repot-repot. Banyak kok warga sekitar yang ikhlas memberikan bantuannya."

Zaky terkekeh mendengar ucapan Irene yang begitu polos. Namun, ia pun tak bisa menutupi kekagumannya pada gadis itu.

"Aku salut padamu."

"Apa?" Ucapan Zaky hampir tak terdengar olehnya. Sebab begitu lirih pria itu mengucapkannya.

"Sebenarnya, peraturan itu tidak terlalu penting. Axelle itu orang yang cukup bisa menjaga privasi. Itu sebabnya, dia hanya tinggal sendiri. Tanpa sopir, tanpa pembantu. Aku membuat itu hanya untuk membantumu. Siapa tahu mungkin itu bisa berguna nanti."

"Makasih, Pak." Sembari mengurai senyum manisnya.

Zaky tertegun. Senyum manis Irene membuatnya terpaku, sambil terus menatap paras cantik itu. Sejak pertamakali bertemu, entah kenapa Zaky merasa ada yang aneh dalam dirinya. Getaran halus, hingga debaran aneh itu pun sering datang mendera hatinya. Hingga membuatnya bingung. Belum pernah ia merasa seperti ini sebelumnya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu Pak" Pamit Irene kemudian. Dan mengembalikan kesadaran Zaky seketika.

"Oh, iya, silahkan."

Dengan gerakan cepat, Irene berbalik. Lalu bergegas keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Zaky yang masih mematung di tempatnya, dengan senyum merekah yang tanpa sadar mengembang begitu saja.

.

.

Di lain tempat.

Olivia tengah duduk termenung di balik mejanya. Bayangan cantik Irene saat mengenakan gaun pengantin rancangannya, masih membayangi benaknya.

Entah kenapa, sejak pertamakali melihatnya, Olivia merasakan ada getaran aneh dalam dirinya. Gadis itu seakan mengingatkannya pada seseorang.

Olive menghembuskan napasnya panjang. Lalu menurunkan pandangannya. Tangan kanannya mulai terulur, membuka laci meja. Diraihnya selembar foto dari laci itu. Diusapnya foto itu dengan setitik air mata yang tanpa sadar jatuh dari pelupuk matanya. Foto seorang gadis kecil imut nan cantik jelita.

"Nadine." Begitu lirih, nama itu kembali terucap dari bibirnya.

Sudah 22 tahun lamanya, sejak Olivia kehilangan satu-satunya pelita hidupnya. Sejak saat itu, Olivia kehilangan harapan hidupnya, kehilangan semangat hidupnya. Karena hal itulah yang membuat Olivia mengakhiri rumah tangganya yang tanpa restu orang tua.

Kehilangan Nadine membuat Olivia kehilangan harapan untuk terus mempertahankan rumah tangganya. Karena hanya Nadine satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya. Puteri semata wayangnya.

Olivia semakin tenggelam dalam lamunannya. Sampai akhirnya, bunyi decitan pintu terbuka pun membuyarkan lamunannya.

Cklek

Dari pintu yang terbuka, Shelly datang dengan sebuah map di tangannya. Di diletakkannya map itu dengan hati-hati di depan Olivia.

"Ini berkas yang harus Bu Olive tanda tangani." Ucap Shelly.

Olive pun mengambil sebuah pena, lalu mulai membubuhkan tanda tangannya.

"Calon isterinya Axelle itu sangat cantik ya? Kabarnya, dia itu hanyalah gadis dari kalangan biasa. Bukan dari kalangan selebriti seperti Axelle." Ucap Shelly kemudian.

"Aku sudah tahu. Beritanya sempat viral kan?" Kemudian menyodorkan kembali map itu ke tangan Shelly. Shelly pun meraih map itu dari tangan Olivia.

"Ada lagi yang ingin kamu sampaikan?" Tanya Olivia.

"Sebenarnya ... Saya ragu apakah Bu Olive setuju atau tidak."

"Tentang apa?"

"Saya rasa, calon isterinya Axelle sangat cocok jadi model kita tahun ini. Seperti usul saya kemarin untuk menggunakan model wanita dari kalangan biasa. Bukan artis atau model profesional seperti Clarissa. Mungkin ini akan jadi terobosan baru untuk brand kita. Apalagi, orang-orang sudah tahu siapa calon isterinya Axelle."

Olivia tampak berpikir sejenak. Mencerna penjelasan panjang Shelly.

"Dan untuk produk couple, saya rasa mereka berdua cocok sebagai modelnya." Ucap Shelly menambahkan.

Kali ini Olivia menganggukkan kepalanya. Pertanda setuju dengan usul Shelly.

"Ide kamu bagus." Puji Olivia.

"Benarkah? Apakah Bu Olive setuju?"

"Kenapa tidak?" Olivia mengembangkan senyumnya. Hingga Shelly pun kegirangan.

"Makasih banyak Bu Olive. Kalau begitu, saya permisi dulu." Shelly pun keluar dari ruangan itu dengan hati senang.

Sama halnya dengan Olivia. Entah kenapa hatinya mendadak senang. Seakan kerinduannya bertahun-tahun lamanya akan terobati. Olivia pun meraih kembali foto gadis kecil itu. Dengan senyum yang masih mengembang, ditatapnya foto itu dengan seksama. Sembari bergumam,

"Entah kenapa, aku berharap kamu adalah Nadine."

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!