Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 | Kemarahan Bella
Bella kini tengah kesal dengan wajah cemberutnya setelah mendapat telepon dari Alex. Jika dulu dia yang selalu mematikan telepon lebih dulu, sekarang dia juga mendapatkan nya. Clarissa yang menyadari wajah cemberut namun manis itu lantas bertanya.
“Ada apa, sayang?” katanya berbisik.
“Mom, kenapa Alex sangat menyebalkan! Dia bertanya tapi seperti memberi perintah yang mutlak tanpa penolakan!” Belle memberenggut.
Clarissa tersenyum. “Dia memang seperti itu, Sayang. Nanti kau juga akan terbiasa.” Sambil mengelus punggung Bella lembut membuatnya menghela nafas pelan.
Bella yang sejak tadi hanya diam mendengarkan, kini mendapat pertanyaan dari seorang wanita paruh baya yang melihatnya dengan tatapan merendahkan. Apalagi putrinya yang seorang model itu tidak berhenti melihatnya dengan tatapan permusuhan.
“Jika boleh tahu. Apa pekerjaan Nona muda ini?” Bella tersenyum dalam hati. Dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Entah kenapa dia jadi teringat dengan Sela dan Ibu tirinya itu.
“Sebernarnya hanya pekerjaan kecil,” jawabnya. Membuat senyum kemenangan terbit di wajah ibu dan anak itu.
“Ohiya, seperti apa misalnya?” Pura-pura terkejut, yang lain hanya menyimak. Mereka juga penasaran seperti apa sosok dari Calon Nyonya Muda Ramona ini.
Baru akan menjawab. Seorang pelayan datang mengantarkan pesanan. Dia nampak sangat gugup saat melihat Bos nya berada tepat di sampingnya ini. Dengan tangan gemetar dia meletakkan satu-persatu hidangan di atas meja.
Karena gugup, dia tidak sengaja menyenggol mangkuk Sup hingga sedikit tumpah. Sontak itu membuat mereka semua terkejut. “APA KAU TIDAK BISA BEKERJA DENGAN BENAR!” Mrs. Berlin membentak.
‘Ma ... ma ... af, Nyonya. Saya tidak sengaja,” katanya menunduk takut.
“Maaf katamu! Kau tahu makanan ini sangat mahal! Apa kau bisa menggantinya.”
Bella yang mulai kesal akhirnya angkat suara “Mrs. Berlin, bukankah dia sudah meminta maaf. Lagipula dia tidak sengaja.”
Anna yang mendengar keributan lantas segera keluar dan menghampiri mereka. “Ada apa ini?”
“Apa kau Manajernya? Sebaiknya pecat pelayan rendahan ini sebelum dia membuat masalah lain.” Bella mengepalkan tanganya, dia benar-benar benci jika ada yang suka menilai rendah orang lain! Pelayan itu terus menunduk seraya meminta maaf. Dia hanya bisa berharap Bella tidak akan memecatnya.
“Jaga ucapan anda, Mrs. Berlin! Jangan karena anda kaya, anda bisa berbuat seenaknya. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Lagipula dia sudah meminta maaf!” ucap Bella geram dengan nada tinggi sambil mengarahkan telunjuknya pada Mrs. Berlin. Dia tidak peduli dengan tanggapan orang-orang yang melihatnya.
“Beraninya kau berbicara seperti itu pada ibuku!”
Bella tersenyum sinis. “Sebaiknya kau juga menjaga sikapmu jika masih ingin menjadi model terkenal.” Menekan setiap kata-katanya.
“Apa maksudmu!”
“Dasar kurang ajar! Beginikah Calon Nyonya Muda Ramona. Kau tidak pantas sama sekali.”
“Memangnya kenapa? Kalian iri karena karena mereka lebih memilihku dan Jika wanita seperti aku saja tidak pantas, lalu bagaimana yang seperti dia?” ucap Bella menyeringai.
“KAU!Dasar Jalang.” Bella menahan tangan Meira saat dia hendak melayangkan tangannya ke wajah Bella. Lalu memelintir tangannya kebelakang membuat Meira meringis kesakitan.
Semua orang di restaurant yang menyaksikan itu bergidik sambil memegang tangan mereka. Sangat mengerikan, pikir mereka. Termasuk Clarissa yang baru pertama kali melihat sikap Bella yang seperti ini. Anna juga tidak berani melerai.
Dia sangat tahu seperti apa sikap Bos nya ini. Beginilah Bella saat sedang marah, dia tidak akan ragu mengeluarkan kata-kata pedasnya ataupun bermain fisik.
Sikapnya yang tenang dan acuh sebenarnya terdapat sosok yang sangat peduli dan sedikit impulsif. Jadi tidak heran darimana sikap para Asistennya datang. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya bukan?
“Jalang?” Bella terkekeh sinis. Membuat semua orang bergidik ngeri.
“Sayang, tenanglah,” ucap Clarissa lembut menenangkan Bella. Dia melepas cengkeraman tangan Bella di tangan Meira.
Bella mengatur nafas. “Blacklist wanita ini. Aku tidak ingin mendengarnya sebagai model lagi,” ucap Bella dingin, lalu beranjak pergi diikuti Clarissa. Anna segera mengetik sesuatu di ponselnya.
Meira tertegun. Dia adalah Model di bawah naungan QA, jadi bagaimana Bella bisa memblacklist nya? Bahkan jika Bella meminta bantuan Ramona, itu tidak bisa karena mereka tidak punya hak! Kecuali ... Tidak! Tidak mungkin.
Bagaimana jika benar? Dia ingat jika Direktur Mon sering memperingati mereka agar berhati-hati dan menjaga sikap karena mereka belum pernah bertemu CEO nya. Jadi bisa saja mereka memprovokasi orang yang salah tanpa sengaja!
“Selamat, Nona. Anda sangat berani rupanya. Nona Qiara sudah membayar semua hidangannya. Saya permisi.” Anna tersenyum sinis.
“Ahh iya! Silahkan kalian lihat berita hari ini.” Lalu beranjak pergi.
Meira yang sudah gelisah sejak tadi langsung mengecek ponselnya. Matanya membulat, dia terduduk lemas. Bahkan Mrs. Berlin sampai syok. Habislah sudah! Hancur sudah sesuatu yang menjadi kebanggaannya itu karena sikap bodohnya ini.
“Nona Qi!” Bella menghentikan langkahnya diluar resto,
terkejut karena seorang pelayan tiba-tiba bersimpuh di depan kakinya. Sontak Bella lansung memundurkan tubuhnya “Apa yang kau lakukan? Bangunlah!”
“Tidak, Nona. Tolong maafkan saya. Jangan pecat saya. Saya mohon.” Dia memohon sambil terisak.
Bella menghela nafas kasar. “Sudahlah. Aku tidak akan memecatmu. Lain kali jika ada pelanggan seperti itu lagi, jambak saja rambutnya!” Jujur saja, rasa kesalnya ini belum hilang. Clarissa tersenyum melihat sikap Bella.
Clarissa tidak merasa malu sekalipun atas kejadian tadi. Dia sudah mengakui jika Bella adalah calon menantunya. Jadi dia akan menerima Bella apa adanya.
“Bangunlah atau kukatakan pada Anna untuk menendangmu keluar.” Pelayan itu langsung bangun dan berterimakasih.
Bean yang sudah datang sejak tadi ternyata merekam semua adegan dengan lengkap dan mengirimnya pada Alex. Jujur saja dia sangat terkejut dengan perubahaan sikap Bella, tapi dia tidak peduli. Selama itu masih hal baik, dia memakluminya.
“Nyonya, Nona." Bella baru ingat jika dia mempunyai janji dengan pria arogan itu. Dia segera meminta Anna untuk mengantarkan Clarissa karena dia tidak membawa mobil. Awalnya Clarissa menolak, tapi Bella memaksa dan akhirnya setuju.
Selama perjalanan menuju Ramona Company, Bella hanya diam. Dia butuh ketenangan untuk meredakan emosinya. Jangan bilang jika dia tidak bisa menjaga image nya! Memang peduli apa dirinya. Dia hanya menjadi diri sendiri yang memiliki banyak pengalaman dengan orang-orang munafik.
“Kita sudah sampai, Nona.” Bean turun hendak membukakan pintu, namun Bella lebih dulu turun.
“Lain kali jangan membuka pintu untukku, aku masih bisa melakukannya.” Lalu berjalan masuk. Bean hanya tersenyum, Bella memang berbeda dengan wanita kaya lainnya.
Ini kedua kalinya Bella datang. Namun sekarang dia dihadapkan dengan wajah terkejut para karyawan. Ada yang menatapnya ragu, ada pula yang menatap tidak percaya.
Apa benar ini gadis yang kemarin? Mungkin karena penampilan Bella yang tidak bisa dibilang sederhana. Tapi bukan Bella namanya jika peduli dengan tanggapan orang-orang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Segini dulu ya😥 Aku lagi kehabisan ide. ikuti terus kelanjutannya...
...Jangan lupa...
...LIKE...
...COMMENT...
...VOTE...
...RATE...
...FAVORITE...
...Gamsahabnida ❤...