Sarah Maulina di anggap pembawa sial dalam keluarganya.
Karena sewaktu melahirkan Sarah Ibunya Meninggal dunia.
Membuat dia harus dibenci oleh papa kandung dan kakaknya sendiri.
Tak sampai disitu, Sarah juga tidak di akui keberadaanya oleh keluarganya,
Suatu hari gadis berusia 25 tahun itu Harus Ter usir dari rumahnya sendiri.
Di sinilah perjuangan sarah berjuang untuk hidup dan bertahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya, simak kisah Berikut,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Ardhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 Memohon
Sarah terpaku dan begong, masih mencernai kata kata papanya tadi. Aku sangat kesulitan bernafas dan merasa sesak di dada, begitu juga dengan bik Ijah yang syok akan keputusan majikannya, Sesaat dia bisa menguasai dirinya agar tidak terpancing amarah atas keputusan majikannya itu.
Saat papa dan juga kak karina ingin pergi meninggalkan aku dan bik ijah di sana, Bik Ijah langsung bergerak cepat menahan majikannya dan menjelaskan apa yang sudah terjadi.
"Tuan.... Tuan".... Panggil bik Ijah dengan sedikit lari kecil ke arah papaku, kemudian meraih tangan majikannya untuk mau mendengarkan penjelasannya.
"Apa?" Singkat majikannya dengan ekspresi datanya.
"Tuan, semua ini kesalahan bibi jangan tuan hukum Nona Sarah dengan kesalahan yang tidak di lakukannya". jelas bik ijah takut ia langsung tertunduk tak berani menatap majikannya itu.
"Terus siapa yang harus aku salahkan kalau bukan anak PEMBAWA SIAL ITU!" Bentak nya mengeram menahan amarah.
"i itu, I ini semua ke kesalahan bi bi Tu tuan". jawabnya gugup.
"Udahlah bik, ngapain pakai bela belain dia segala, jelas Itu kesalahan dia kok" Potong karina cepat dia tidak mau bik ijah ikut di marahi karena ulah sarah.
"Iyaa bik, benar kata kak karina, Aku yang salah, seharusnya bibi gak Usah belain Aku". jawabku Sendu dengan mata yang berkaca kaca.
"Bibi gak salah, Aku yang salah"
"Tidak, Tidak, non, non tidak bersalah, ini murni tuan kesalahan bibi, kalau saja waktu itu bibi gak ajakin nona sarah keluar, mungkin ini semua tidak akan terjadi". potong bik ijah cepat.
"Sudahlah b" Belum sempat sarah berbicara sudah d potong bik Ijah.
"Jadi Yang harus di hukum itu bibi, bukan non Sarah tuan, dia tidak bersalah, bibi mohon jangan Usir non sarah dari rumah tuan". mohonnya pada majikannya.
"Jadi kalian berdua bersekongkol untuk mempermalukan aku dan juga anaku"
"Tidak tuan, tidak seperti itu, tuan salah paham padaku bukan itu maksud saya tuan" bela bik ijah
"Sesuai yang saya katakan tadi, sekali lagi saya tegaskan keputusan saya sudah bulat tidak bisa di ganggu gugat titik, Permisi". papa hendak melangkahkan kaki lagi tapi segera aku menahannya. Sarah berlari mengejar papanya
"Papa tunggu Sarah". Panggilnya parau, sedikit berlari dan bersujud di kaki papanya.
Bik ijah yang melihat hal itu , terkejut dan menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana mungkin anak kandungnya sendiri di perlakukan seperti itu, bagaimana bisa seorang Ayah melakukan itu kepada putrinya sendiri, membiarkan putrinya memohon dan bersujud di kakinya meminta maaf, tapi tetap tidak memaafkannya, begitu bencikah dia terhadap anak kandungnya sendiri. Bahkan dia tidak pantas di sebut papa, tidak memiliki hati sedikitpun kepada putrinya. pikir bik Ijah matanya berkaca kaca melihat non Sarah bersimpuh di kaki ayahnya sendiri.
Sambil menangis Sarah mencium kaki papanya.
"Sarah mohon Pa, Jangan Usir Sarah, Papa boleh hukum Sarah apa saja, tapi jangan Usir sarah pa, Sarah gak tau mau kemana, Sarah gak punya siapa siapa lagi selain papa dan juga kak karina, Tolonglah kasihani aku Pa, Apapun aku akan lakukan untuk meminta maaf dari papa" sarah menangis sejadi jadinya sambil meringkuk di bawah kaki papanya dan menciumnya
"Maka dari itu, Pergilah dari kehidupan aku dan juga anakku!" Ucapnya datar.
"Pa, Sarah mohon pa, Sarah akan lakuin apapun itu, tapi jangan usir sarah, Sarah gak tau mau kemana pa,"
"Itu bukan urusanku lagi". jawabnya sambil menepiskan kakinya kasar dari sarah, membuat sarah terdorong kebelakang, dan pergi begitu saja meninggalkan sarah yang meringkuk di tanah.
Karina dan juga papanya masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya, meninggalkannya berdua dengan bi Ijah di sana.
Bersambung....
.
.
.
.
Jangan Lupa
Like, Komen, Love Serta Vote kalian buat Author ya, supaya lebih semangat lagi menulisnya, Terima kasih 🙏🙏🙏