NovelToon NovelToon
Anak Kembar Sang Penguasa

Anak Kembar Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Anak Genius
Popularitas:19.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Amanda Daniella, gadis manis berusia 23 tahun, karena pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam gelas minumnya, dia salah masuk kamar. Dia masuk ke dalam kamar yang diisi seorang pemuda berusia 28 tahun, yang merupakan CEO dari perusahaan besar dan sangat berpengaruh. Karena sudah tidak bisa menahan kabut gairah yang sudah menguasainya, akhirnya malam itu dia menyerahkan pada pemuda yang tidak dia kenal sama sekali itu.

Akibat dari kejadian itu, Amanda akhirnya hamil anak kembar. Tapi, dia tidak tahu pada siapa dia mau menuntut tanggung jawab, karena dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu, bahkan wajahnya saja dia tidak ingat sama sekali.

Bagaimana nasib Amanda setelah itu? apakah dia akan bertemu dengan laki-laki ayah dari anak-anaknya yang kebetulan terlahir genius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pengakuan Aby.

"Nda, coba kamu lihat di handphone mu, Anin putrimu viral! ternyata Anin punya bakat hebat dalam bernyanyi dan bermain musik. Permainan Biolanya, bisa membuat aku sampai merinding," suara Jasmine terdengar bahagia di ujung telepon. Tapi bukan ekspresi bahagia Jasmine yang membuat Amanda mengrenyitkan kening, justru hal yang membuat Jasmine bahagia.

"Maksud kamu apa, Jas? bercanda kamu nggak lucu tahu, bagaimana mungkin Anin bisa memainkan alat musik mahal itu? menyentuhnya saja Anin tidak pernah." Amanda menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Ini benaran, Nda! kalau kamu nggak percaya, coba kamu lihat di internet, pasti kamu langsung bungkam."

"Emmm, ya udah nanti akan aku lihat." pungkas Amanda.

"Nanti apa? sekarang! jangan bilang kalau kamu tidak punya kuota?"

Amanda terkekeh, mendengar dugaan sahabatnya yang tidak meleset sama sekali.

"Kok tahu, Jas?" Amanda nyengir, walaupun Jasmine tidak bisa melihat ekspresi wajahnya sekarang.

Jasmine berdecih, dan dapat dipastikan kalau salah satu sudut bibirnya pasti sedang terangkat ke atas sekarang. "Cih, apa sih yang nggak aku tahu tentang kamu? walaupun kamu nggak ada di depan mataku, aku bisa tahu isi pikiranmu." ledek Jasmine yang membuat Amanda cengengesan.

"Ya udah, nanti aku belikan kuota kamu, biar kamu bisa lihat. Biar kamu gak bilang kalau aku sedang becandain kamu."imbuh Jasmine.

"Ga usah, Jas! nanti aku akan beli sendiri,"tolak Amanda, merasa tidak enak pada sahabatnya itu.

"Aku nggak percaya! aku akan tetap beli buat kamu. Karena aku udah tahu kamu, Nda. Nanti kamu bakal tidak jadi beli kuotanya, karena sayang 'duitnya'."

ucapan Jasmine membuat Amanda semakin terkekeh. Tidak ada memang lebih mengerti dirinya selain Jasmine.

"Ya udah, terserah kamu deh, Jas. Kalau aku tolak pun bakal tidak ada gunanya. Kamu akan tetap beli juga." pasrah Amanda yang disambut dengan kekehan dari Jasmine di ujung sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Amanda berjalan melewati kamar kedua anaknya yang berdampingan dengan kamarnya. Dia hendak mengambil handphone yang dia letakkan di dalam kamar. Akan tetapi, Amanda urung melangkahkan kakinya, masuk ke dalam kamar karena ekor matanya tanpa sengaja melirik ke arah kamar anaknya yang gordennya terbuka sedikit.

Tampak di sana, Aby yang sedang duduk, dengan sebuah handphone di tangannya. Handphone yang belum pernah dilihat oleh Amanda sebelumnya.

"Aby, handphone siapa yang ada di tanganmu?" selidik Amanda dengan sorot mata yang tajam, menuntut penjelasan.

Aby terjengkit kaget dan refleks menyembunyikan ponsel yang dia pegang ke belakang punggungnya. "Handphone apa mama? mama salah lihat!" elak Aby dengan wajah yang berubah pucat seperti tidak dialiri darah sama sekali.

"Aby, sejak kapan kamu belajar berbohong pada mama? mama sudah lihat sendiri,kalau tadi Aby lagi bermain handphone. Sekarang jelaskan sama mama, dari mana handphone itu? apa Aby mencurinya?" sorot mata Amanda semakin tajam, mengintimidasi.

Aby akhirnya mengembalikan tangannya yang tersembunyi di belakang punggungnya ke depan. Benar terlihat ada handphone berwarna biru di tangan bocah lelaki itu.

"Ini handphone, Aby, Ma. Aby tidak pernah mencuri, Aby membelinya sendiri dengan uang tabungan Aby." Aby menundukkan kepalanya tidak berani menatap sepasang mata tajam milik Amanda.

"Aby, kamu jangan bohong! itu benda mahal, dari mana Aby bisa dapat uang tabungan yang banyak? mama tahu sendiri, berapa uang jajan yang mama kasi ke kamu tiap hari."

Aby mengangkat wajahnya memberanikan diri untuk menatap mamanya. "Aby tidak bohong,Ma! Ini benar-benar Aby beli dari tabungan Aby. Apa Mama tidak percaya sama Aby?" kini manik mata milik Aby yang menatap tajam ke arah Amanda.

"Amanda mengayunkan kakinya,melangkah menghampiri Aby dan mendaratkan tubuhnya duduk di dekat putranya itu. "Bukannya mama tidak percaya, Nak. Cuma mama perlu tahu dari mana kamu bisa mempunyai tabungan yang banyak sehingga kamu bisa beli handphone?" nada suara Amanda berubah lembut dengan tangan yang mengelus kepala putranya.

"Sebenarnya Aby suka membantu Ka, Agung, Ka Agus dan yang lainnya buat ngerjain tugas-tugas sekolah mereka. Setelah itu, mereka biasanya akan kasih Aby upah, Ma," jelas Aby tidak sepenuhnya jujur. Karena ada lagi sumber uang yang dia dapat selain membantu mengerjakan tugas,yakni upah bila dia menemani pak RT bermain catur, upah yang pastinya lebih besar dibanding membantu mengerjakan tugas sekolah orang-orang yang dia sebutkan tadi.

Amanda menghela napasnya dengan cukup panjang. Dia tidak meragukan lagi kemampuan putranya yang dibicarakan oleh guru kelas putranya itu.

"Jadi kenapa kamu lebih memilih membeli handphone dibanding membeli yang lainnya,Sayang? Apa Aby memakainya untuk bermain game?"

"Tidak, Ma! Aby membeli ini, karena ini benda yang paling Aby butuhkan, untuk belajar perkembangan yang terjadi sekarang ini. Aby bisa belajar melalui internet dimana Aby bisa menonton dan membaca berbagai ilmu pengetahuan yang tidak Aby pelajari di sekolah."

Amanda terhenyak dengan penuturan yang keluar dari mulut kecil putranya. Jika ada yang mendengar, mungkin mereka tidak akan percaya, kalau ucapan itu keluar dari bocah kecil yang bahkan belum genap berusia 6 tahun.

"Aby, mamah tidak mau kamu terlalu memaksa otak kamu untuk belajar. Kamu masih terlalu kecil, Sayang. Harusnya sekarang kamu bermain dengan teman-teman sebaya kamu,bukannya belajar dan belajar. Semua ada waktunya, Nak. Ada waktu belajar dan ada waktunya untuk bermain." Amanda memberikan wejangan agar putranya bisa bertumbuh seperti anak-anak pada umumnya, yang banyak menghabiskan waktunya untuk membangun sosial dengan teman-teman sebayanya.

"Aby tahu, Ma! Mama tenang saja, Aby juga kalau capek, akan beristirahat dan tidak memaksa otak Aby untuk terus belajar. Cuma Aby tidak terlalu suka bermain, Ma!" terang Aby dengan wajah yang memohon pengertian dari mamahnya.

"Sekarang mamah mau tanya, kenapa kamu ingin terus belajar?"

"Karena Aby ingin menjadi sukses suatu saat dan bisa membahagiakan mama dan Anin. Selain itu, Aby ingin membuktikan pada laki-laki yang tidak pantas kami panggil papa itu, kalau Aby bisa membahagiakan mama tanpa dia,"

Pengakuan Aby seakan petir yang muncul di siang hari, tanpa adanya angin dan hujan. Pengakuan yang membuat bola mata Amanda hampir keluar dari wadahnya saking kaget.

"Aby, bagaimana mungkin kamu bisa memiliki pemikiran seperti itu?"

"Aby benarkan Ma? bagaimana mungkin seorang papa tega meninggalkan istri dan anak-anaknya begitu saja? Jadi ...."

"Aby!" pekik Amanda, yang membuat manik mata bocah laki-laki itu berembun seperti kristal. Aby berusaha untuk menahan air matanya untuk tidak keluar.

"Bagaimana mungkin kamu berpikir kalau kamu memiliki papa yang tidak bertanggung jawab? sedangkan mama sendiri tidak tahu siapa papa kamu yang sebenarnya," ucap Amanda yang hanya berani dia ucapkan di dalam hati saja. Karena Amanda tidak ingin putranya tahu kalau dia dan adiknya terlahir dari sebuah 'kesalahan' bukan dari adanya ikatan 'perkawinan'.

Amanda memutar badannya melangkah keluar dari kamar anak-anaknya, masuk ke kamar sendiri, baru mulai menangis sesunggukan dengan tangan yang menutup mulut, agar suara tangisannya tidak terdengar oleh putranya itu.

tbc

1
Venny Merliana
kaku perutku Calvin sma Cantika bikin ngakak 🤣🤣🤣🤣😅😅
Pendi
syukur abi makanya jd manusia jgn sok sok gool sok2 ganteng terima aja karma perbuatanmu
Pendi
ya tanggungjawab lh abi oan udah kamu entot laknat
Pendi
syukurin makanya jgn sok2 kegantengan abi biar nikah sama shasa aja laknat
Pendi
awas thor kalau celin di jodohkan sama abi,muak karakter kayak abi tu sok kgantengan
Pendi
muter2 thor buat mati aja anin nya ribet
Pendi
jgn terlampau lama2 muter2 gk jelas thor lgsg dgn tes dna aja kalau ada rasa terikat bathin
Endah Fitri
Luar biasa
my
yah lumayan ok
Yurniati
suka sekali aku alur critanya👍👍
Asiana Tyas
Luar biasa
Yurniati
banyak nangisnya thorrr,,
Yurniati
duhhh kok aku nangis ya bacanya, baper kali yaa,, 😂😂
Narti Sadinem
jadi berdebar debar dehhh smoga jasmine jujur sama suaminya rio biar terungkap siapa ayah dari Aby sma anin 🙏🙏🤲🤲🥰🥰🥰
Fitrii
kan author yg bwt dia kek gitu
Fitrii
maposssss tuaa sialaannnnnn
jantungan kannnnnnn ngapa gak lngsung KO aj
Fitrii
sumpahhhhh ngakakkkk liatt endingnyaa amanda/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Fitrii
pasti si rio yg teriakkk
telatt bahh
Fitrii
saja ada ada abyy niehhh
Fitrii
Aaaaaa kok aku mewekkkk
awok awok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!