NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:124.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Anak Patuh

"Wuuah! Rumah Om Falih besar sekali." Komentar Nala.

"Nala mau tinggal di sini aja? Nemenin Kakek sama Nenek?" Tanya Dokter Nira.

"Nanti Bopo sama Buna gimana? Kasihan Bopo sama Buna kalo Nala tinggal." Jawab Nala yang membuat Dokter Ari dan Dokter Nira tertawa.

"Kan ada Mas. Gak apa - apa kalo kamu mau ikut Nenek sama Kakek. Biar Mas yang jaga Bopo sama Buna. Lagian ada Mbak Aci sama Mas Juna yang bisa bantuin jaga Bopo sama Buna." Sahut Dipta.

"Ayah sama Ibu gimana, kalo aku bantuin jaga Bopo sama Buna?" Tanya Arjuna.

"Iya juga ya, Mas." Kata Dipta.

"Gampang, Ayah, Ibu, Buna sama Bopo suruh tinggal bareng - bareng aja, biar kita gampang jaganya." Sahut Sashi.

"Emang cukup rumahnya?" Sergah Dipta.

"Tinggal di rumah Mbah Yut lah. Kan Rumah Mbah Yut besar, kamarnya juga ada banyak." Jawab Sashi.

"Wiiih! Mbak Aci memang pinter." Kata Arjuna sambil mengacungkan jempolnya.

"Ya Allah, Nak. Kayak rumahnya jauhan aja pake suruh tinggal serumah segala. Orang rumah Ayah sama Bopo deketan, kepleset juga sampe." Komentar Ashoka yang membuat Keponakannya tertawa.

Celotehan bocah- bocah itu tentu menjadi hiburan tersendiri untuk Falih dan kedua orang tuanya yang sedari tadi cengar - cengir mendengar pembicaraan khas anak kecil itu.

"Cucu - Cucu Nenek mau berenang gak nih? Kita ke belakang kalo mau berenang." Ajak Dokter Nira.

"Emang ada kolam berenangnya, Nek?" Tanya Dipta.

"Ada di belakang." Jawab Dokter Nira.

"Tapi kita kan gak bawa baju ganti dan baju berenang." Ujar Sashi.

"Iya, ya. Bang, ajak anak - anak beli baju renang sama baju ganti. Mereka mau berenang tuh." Titah Dokter Ari.

"Sana, temenin Abangnya, Dek." Imbuh Dokter Ari kemudian.

"Gak usah, Yah. Aduh, malah jadi ngerepotin." Tolak Ashoka yang merasa tak enak.

"Anak - Anak, berenangnya lain kali aja, ya. Kan gak bawa baju ganti. Kapan - kapan kita main ke sini lagi, bawa baju renang dan baju ganti." Ashoka berusaha memberi pengertian pada Keponakannya.

"Yaah, Mika...." Jawab anak - anak dengan wajah kecewa.

"Tuh, pada kecewa, Dek. Udah gak apa - apa, ayo bawa mereka beli baju. Lagian Supermarketnya gak jauh." Kata Dokter Nira.

"I-iya deh, Bunda." Jawab Ashoka yang membuat keponakannya bersorak girang.

"Ayo anak - anak, let's go!" Ajak Falih yang kemudian membawa keempat calon keponakannya, sementara Ashoka mengekor di belakangnya.

"Maaf ya, Bang, jadi ngerepotin gini." Lirih Ashoka.

"Ngerepotin apa sih, Sayang? gak lah. Ayah sama Bunda justru happy gitu, karena rumahnya rame." Jawab Falih yang kemudian mengusap kepala belakang Ashoka.

"Makasih ya, Bang. Karena mau nurutin keinginan anak - anak." Kata Ashoka.

"Aku seneng bisa main sama mereka." Jawab Falih sambil tersenyum hangat.

"Mika, Om, ayo cepetan." Seru Arjuna yang sudah berdiri di samping mobil Falih.

"Oke!" Jawab Falih sambil berlari kecil menuju ke bocah - bocah yang sudah tak sabar menunggu.

Begitu sampai di Supermarket yang berada tak jauh dari rumah Falih, mereka langsung mencari pakaian renang juga pakaian ganti untuk anak - anak. Tak butuh waktu lama, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka perlukan.

"Kamu gak mau beli baju ganti juga, Sayang?" Tanya Falih.

"Enggak ah, Bang. Aku gak mau berenang kok." Jawab Ashoka.

"Beli aja, siapa tau kamu di jahilin sama anak - anak, terus baju kamu jadi basah." Kekeh Falih.

"Gak usah, Bang." Tolak Ashoka.

"Ini bagus deh, Sayang." Kata Falih sambil menempelkan sebuah dress di badan Ashoka.

"Pas juga nih di badan kamu. Kita ambil sekalian." Ujar Falih tanpa menunggu jawaban dari Ashoka.

"Anak - anak! Ayo kita bayar." Ajak Falih yang menggiring keempat bocah itu, tak lupa membawa serta dress yang sudah ia pilih untuk Ashoka.

"Abang, dibilang gak usah juga." Gerutu Ashoka, sementara Falih hanya tersenyum mendengar gerutuan kekasihnya itu.

"Totalnya tiga juta tiga ratus delapan puluh ribu." Ujar petugas kasir yang membuat Ashoka mendelik kaget.

Memang mereka tadi asal ambil dan tak melihat harga pakaiannya karena anak - anak yang sudah tak sabar ingin segera berenang. Ashoka pun segera merogoh tasnya untuk mengambil kartu debit yang ada di dalam dompet.

"Ini, Mbak." Kata Falih sembari menyerahkan kartu kreditnya.

"Aku aja yang bayar, Bang." Ujar Ashoka yang tentu merasa tak enak pada calon suaminya itu.

"Enggak ya, Sayang. Selama kamu pergi sama aku, kamu gak boleh keluarin uang sama sekali." Tegas Falih sambil menahan tangan Ashoka yang hendak memberikan kartu debitnya.

"Tapi, Bang..."

"Gak ada negosiasi untuk masalah ini ya, Sayang." Sergah Falih sambil mengusap tangan Ashoka yang ia genggam.

"Makasih, Bang." Ucap Ashoka yang tak bisa lagi membantah.

"Sama - sama, Cantik." Jawab Falih yang kemudian tersenyum.

Setelah selesai, mereka segera kembali ke rumah. Begitu sampai di rumah Falih, anak - anak itu pun heboh ingin segera berganti dengan pakaian renang.

"Aku dulu, Mika... Aku dulu..." Keempat bocah itu berebut ingin berganti pakaian lebih dulu.

"Gantian, Nak. Jangan berebut gini." Kata Ashoka.

"Sini, Mas Juna sama Mas Dipta ganti baju sama Om Falih. Biar Mbak Aci sama Mbak Nala ganti baju sama Mika." Ujar Falih yang membagi tugas.

Falih pun membawa Arjuna dan Dipta berganti di kamarnya, sementara Sashi dan Nala berganti di kamar tamu bersama Ashoka.

"Seru banget ya, Yah, lihat kehebohan anak - anak." Komentar Dokter Nira sambil terkekeh.

"Iya. Besok, minta Abang sama Adek bikinin cucu yang banyak, biar rame juga." Sahut Dokter Ari yang mendapat anggukan setuju dari Dokter Nira.

"Jadi gak sabar pingin lihat anak - anak Abang lari - larian di rumah." Kata Dokter Nira yang membuat suaminya terkekeh.

Setelah berganti pakaian, mereka semua langsung menuju ke halaman belakang rumah. Tanpa ragu, keempat bocah itu langsung menceburkan diri ke kolam renang.

"Ya Allah, hati - hati to, Mas... Mbak..." Seru Ashoka.

"Iya Mika, Mika tenang aja. Aku sama Dipta udah biasa berenang di Kali." Sahut Arjuna yang membuat Ashoka, Falih dan kedua orang tuanya tertawa.

"Aku sama Mbak Aci gak pernah berenang di Kali. Gak boleh sama Ayah dan Bopo." Kata Nala.

"Terus, gak pernah berenang, dong?" Tanya Falih.

"Berenang di bathtub." Jawab Nala yang kembali memecah tawa.

"Kalo itu namanya berendem, Cu, bukan berenang." Kata Dokter Ari di sela - sela tawanya.

Arjuna dan Dipta, nampak riang berenang ke sana dan kemari. Bahkan mereka tak segan berenang di bagian kolam yang dalam. Sementara Sashi dan Nala, berada di bagian yang dangkal. Mereka berdua belajar berenang bersama Falih yang dengan telaten mengajari keduanya berenang.

Ashoka sendiri tampak asyik mengobrol dengan kedua calon mertuanya sembari sesekali mengawasi keponakan - keponakannya.

"Kakek, Nenek, Mas Juna bisa panggil burung kesini loh." Kata Nala.

"Memang iya?" Tanya Dokter Nira yang menganggap itu hanya gurauan belaka.

"Beneran, Nek!" Jawab Nala.

"Mas Juna - Mas Juna, coba panggil burung. Nenek sama Kakek mau lihat." Kata Nala.

Arjuna pun terdiam, ia tak langsung menjawab atau menuruti permintaan Nala. Ia teringat dengan pesan Ayah dan Boponya untuk tak sembarangan menunjukkan kemampuannya pada orang lain.

1
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
Ita Xiaomi
Mereka dilimpahi kasih sayang yg tulus dan kebahagiaan oleh keluarga.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Aduh sandi cari infonya dulu jangan asal marah lanjut thor💪💪💪💪/Heart//Heart//Heart/
Ita Xiaomi
Yang Kung, Ayah dan Bopo ahli IT
Leny Wijaya
parah ya gara2 ngejar sashi jd mau adu jotos ma Ajuna blom tau dia siapa itu Arjunz😄😄😄
yunita
lnjutttt yg byk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!