Anak Kembar Sang Penguasa
"Tolong aku, Tuan!" mohon Amanda lirih sambil mengendus-endus leher seorang pria yang dari tadi berusaha untuk menyingkirkannya.
"Siapa kamu?! bagaimana kamu bisa masuk ke kamar ini hah?!" seru pria itu dengan intonasi suara yang tinggi. Dia sangat kesulitan untuk melihat wajah wanita yang berusaha untuk menggerayanginya, karena keadaan ruangan yang hanya disinari oleh lampu tidur. Akan tetapi dia dapat merasakan kalau wanita yang masuk ke kamarnya adalah seorang wanita yang masih muda,dan dapat dipastikan sedang di bawah pengaruh obat.
"Please, Tuan bantu aku, aku sudah tidak kuat!" suara Amanda terdengar memohon sembari melucuti semua pakaian yang masih membalut tubuhnya, lalu berusaha menggapai tubuh laki-laki yang ada di depannya. Amanda dengan gairah yang sudah menguasainya, memagut bibir yang mengeluarkan aroma mint itu
Sedangkan lelaki itu, begitu merasakan dua benda kenyal yang menempel di dadanya, membuat sesuatu di bawah sana menggeliat bangun. Logikanya berusaha menolak, tapi kabut gairah yang sudah sampai ke ubun-ubun akhirnya menutupi semua daya nalarnya.
"Apa-apa ini? bagaimana bisa aku tidak sanggup menolak cumbuan wanita ini? kenapa dia bisa membuatku bergairah?" bisik lelaki itu di dalam hati dengan perasaan yang campur aduk. "Apakah dunia sudah terbalik? bagaimana mungkin seorang wanita yang memperkosa seorang laki-laki? sekarang yang diperkosa aku kan?" lagi-lagi sang pria membatin sambil memejamkan matanya, menikmati serangan-serangan Amanda.
Amanda yang sudah dikendalikan oleh *****, tidak perduli lagi dengan harga dirinya. Yang terutama sekarang, adalah bagaimana dia bisa terlepas dari pengaruh obat yang sangat menyiksa kini. Amanda dengan ganas menyesap bibir sang pria degan tangan yang tidak berhenti membelai semua lekuk tubuh si pria yang terlihat tidak berusaha menolaknya lagi.
"Baiklah! kamu yang menginginkannya, dan aku akan mengabulkan keinginanmu, ku harap kamu jangan menyesal!" dengan kekuatannya, si pria itu mencengkram tubuh Amanda dan langsung mengambil kendali permainan.
Kini mereka berdua benar-benar sudah polos. Walaupun ruangan itu gelap, dan si pria tidak bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh Amanda, tidak lantas bisa menurunkan kabut gairah yang menguasai si pria. Dengan sentuhan-sentuhan tangannya yang meraba semua lekuk tubuh Amanda, pria itu dapat merasakan kalau Amanda atau wanita yang sedang di bawah kendali nya kini ,adalah wanita yang memiliki tubuh yang sangat seksi.
Tubuh harum Amanda membuat laki-laki itu lupa diri, dan yakin kalau Amanda adalah sosok wanita yang bersih. Netra pria itu, membesar dengan sempurna ketika mendengar suara pekikan kesakitan dari Amanda, membuktikan keyakinan pria itu bahwa ini yang pertama kalinya untuk Amanda. Pria itu ingin menghentikan aksinya, karena perasaan bersalah tiba-tiba menghampirinya. Tapi, pria itu tiba-tiba berpikir kalau hal ini bukan maunya, tapi mau wanita yang berada dalam kendalinya kini. Jadi, si pria itu pun memutuskan untuk melanjutkan aksinya. Setelah bertempur dengan cukup lama, akhirnya sebuah teriakan yang terakhir, keluar dari mulut Amanda dan pria itu,pertanda pertempuran mereka sudah berakhir. Karena terlalu lelah, tanpa menunggu lama akhirnya mereka berdua langsung tertidur dengan pulas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mentari kini sudah memperlihatkan sinarnya dari ufuk timur, menggantikan bulan dan bintang untuk menyinari bumi, serta bersiap menemani manusia dan makhluk lainnya melakukan aktivitas sehari-hari mereka
Amanda membuka matanya perlahan, lalu mengerjap-erjap untuk menyesuaikan sinar silau sinar mentari yang menerpa pada kedua netranya. Ketika dia bergerak, Amanda merasakan sakit dan perih pada intinya. Bukan hanya pada intinya, tapi hampir semua tubuhnya terasa remuk.
Kedua netranya membulat dengan sempurna begitu melihat seorang pria yang terbaring di sampingnya dengan posisi memunggunginya, sehingga dia tidak bisa melihat wajah pria itu sama sekali. Sebelum Amanda berteriak, bayangan kejadian tadi malam seketika berkelebat di kepalanya. Amanda menutup matanya dengan kedua tangannya, merasa kalau dirinya tadi malam sudah tidak ada bedanya dengan 'perempuan murahan'.
"Aku harus keluar dari sini, sebelum dia bangun." bisik Amanda pada dirinya sendiri sambil beranjak turun perlahan dari atas ranjang, takut gerakan yang dia timbulkan membangunkan pria itu.
Setelah kakinya berhasil menapak di lantai, Amanda dengan cepat memungut pakaiannya yang berserakan dan memakaikan'nya kembali ke tubuhnya. Lalu dengan sedikit berjinjit keluar dari kamar itu, tapi sebelumnya dia meninggalkan catatan di sebuah kertas yang bertuliskan kata 'maaf'.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mulut pria yang masih setia dengan mata terpejam itu, mengecap- ecap dan kemudian terbuka lebar seiring dengan matanya yang ikut juga terbuka.
Badannya terasa segar hari ini,dan dia sangat tahu alasannya kenapa. Kedua netranya membesar ketika melihat tempat tidur di sampingnya sudah kosong.
"Kemana wanita itu pergi?" mengedarkan matanya, ke segala penjuru ruangan, tapi dia tidak bisa menemukan apa yang dia cari.
Pria itu, beranjak turun dari tempat tidur, mengenakan celana pendeknya yang dia pungut dari lantai, kemudian mengayunkan langkahnya menuju kamar mandi,berharap wanita yang dia cari ada di dalam sana. Lagi-lagi 'zonk'.
Dengan amarah yang amat sangat, merasa dipermainkan atau lebih merasa direndahkan, pria itu pun kembali ke arah tempat tidur, tepatnya ke arah nakas, dimana dia meletakkan ponselnya. Amarah semakin membara, begitu melihat catatan kecil yang ditinggalkan oleh Amanda.
Dia meletakkan ponsel itu ke telinganya, setelah sebelumnya menemukan nama kontak yang hendak dia hubungi.
"Hallo, Pak Ardan!" terdengar suara dari ujung telepon, menyapa pria itu yang ternyata bernama Ardan, atau tepatnya Ardan Orlando Bagaskara. CEO dari Bagaskara company, perusahaan raksasa yang merajai hampir semua bisnis di Indonesia. Baik itu properti, perhotelan, resort, periklanan dan bisnis pembuatan makanan serta minuman ringan. Dan sekarang, dia tengah menginap di salah satu hotelnya setelah tadi malam selesai bertemu dengan koleganya dari Singapura.
"Rio, tadi malam ada seorang wanita yang menerobos masuk ke dalam kamarku, dan aku tidak tahu kenapa dia bisa masuk. Sekarang aku perintahkan kamu, cari tahu dan selidiki identitas wanita itu. Aku takut, kalau dia salah satu wanita yang selama ini selalu berusaha mendekatiku dan berusaha menjebak ku tadi malam." titah Ardan dengan lugas dan tegas.
"Mati aku! sepertinya tadi malam aku lupa menutup kembali pintu kamar Pak Ardan, dan wanita itu pasti masuk ketika aku baru saja keluar dari kamar itu." bukannya menjawab, Laki-laki yang dipanggil Rio itu malah sibuk merutuki kebodohannya sendiri di dalam hati.
"Rio, apa kamu dengar yang barusan aku katakan?!" suara bernada tinggi dari Ardan, terdengar tidak sabar, begitu tidak segera mendapat jawaban dari sang asisten.
"Ba-baik Tuan!"
" Bagus! aku tunggu kabar dari mu!" Ardan memutuskan panggilan secara sepihak, seperti biasa.
Tbc
Mohon dukungannya kembali ya gais.Like, vote dan komen. Mudah-mudahan kalian semua suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Anonymous
ok
2024-06-15
0
IndraAsya
👣👣👣
2024-06-13
0
Tiwi
keren
2024-01-22
0