"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
galau level max
Satu hari berlalu, hari ini adalah hari Senin dimana Yola dan Langit akan berangkat sekolah. Sekolah keduanya berbeda, jadi Yola akan mengantar Langit lebih dulu nantinya.
Pagi-pagi Yola sudah mandi dan turun ke bawah untuk masak sarapan, hanya sarapan telur dadar keju dan roti panggang beserta alpukat mentega.
Langit turun ke bawah, dia merasa heran dengan sarapan orang kaya yang terlalu sedikit dan tanpa nasi. Tapi anehnya dia merasa kenyang hanya dengan memakan itu.
"Ini uang saku lo hari ini, untuk pengobatan udah ada jadwalnya sendiri. Buat biaya sekolah minta nomor rekening sekolah ya, nanti gue transfer tunggakan administrasi lo selama ini." Ucap Yola, memberikan uang satu juta.
"Makasih." Ucap Langit, merasa sungkan.
"Nggapapa, kalo Sky nemuin lo nanti bilang aja yang jujur alasan gue adopsi lo." Ucap Yola, dia sedikit takut Sky akan mencari masalah pada Langit.
"Oke." Langit mengangguk.
"Buat ukuran badboy dia ini penurut ya, apa karena udah dikasih duit?." Batin Yola.
Yola mengantar Langit ke sekolahnya terlebih dahulu, setelah itu dia pergi ke sekolahnya sendiri yang jauh lebih elite. Yola harus sebisa mungkin menghindar dari Sky, dia merasa canggung.
Untunglah hari ini tidak ada masalah yang menghampiri, itu karena Yola berdiam diri di kelas sepanjang pelajaran. Dia hanya sesekali melihat ke arah jendela, bahkan saat istirahat dia hanya makan roti di tangga kelas tanpa ke kantin.
Yola bisa melihat Sky yang sedang merokok dengan tampan di dekat pohon, Sky menoleh ke arah Yola dan Yola langsung buang muka dan pergi. Dia merasa malu, salting dan sedih.
Yola berusaha mati-matian agar tidak bertemu Sky dan para karakter utama berserta Dramanya. Dia ingin cepat-cepat pulang dan tidur, dia merasa sedih dan galau.
"Pria tampan berburung besar lepas dari genggaman, galau banget gila. Sekarang pasti Sky udah benci banget sama gue." Batin Yola galau.
Waktu pulang sekolah, Yola berlari cepat menerobos jalan pintas menuju parkiran. Dia buru-buru keluar dari gerbang sekolah membawa mobil mewahnya, dia pergi menjemput Langit di sekolahnya.
Menunggu cukup lama di depan sekolah Langit, Yola merasa sangat galau merana. Dia jadi ingin menangis, sangat tidak rela jika Sky meninggalkannya.
Sampai di rumah, Yola langsung masuk kamarnya dan menangis. Dia merasa sangat galau dan sedih, dia membuka blokiran nomor Sky berharap akan ada panggilan masuk lagi.
"Sialan, kenapa malah jadi gue yang kecintaan." Batin Yola frustasi.
Karena lelah Yola ketiduran tanpa mengganti pakaiannya, dia benar-benar lelah dengan pikirannya sendiri. Bahkan dia belum bertemu dengan para pemeran utama, tapi dia sudah gagal di episode pertama.
Drrttt
Drrttt
Yola mengerjapkan matanya karena merasa ponselnya bergetar, dia melihat siapa yang memanggil. Saat tau itu nomor Sky, Yola langsung mengangkatnya dengan cepat.
"Halo." Yola terlihat gugup.
"Turun, gue di depan." Suara Sky yang sudah Yola rindukan.
"Kanapa." Lirih Yola.
"Keluar aja." Suara Sky sangat dingin.
"Ya." Yola menutup panggilan.
Yola menghela nafas, air mata mengalir dari pelupuk matanya. Yola bisa menebak jika Sky akan benar-benar mengakhiri persahabatan mereka disini, pertemuan terakhir yang terlalu berat bagi Yola.
Yola tanpa perlu merapihkan penampilan, langsung turun ke bawah masih menggunakan kemeja seragam sekolah. Di depan rumah sudah ada Sky dengan Hoodie hitam dan wajah yang datar.
Yola mendekat, dia menunduk dan menunggu apa yang akan diucapkan oleh Sky. Jantungnya berdebar dan matanya memanas, dia ingin berteriak agar Sky tidak pergi darinya tapi itu terlalu egois.
"Yola." Panggil Sky.
"ya." Lirih Yola.
"Buat terakhir kalinya gue tanya, kenapa harus dia?." Ucap Sky.
"Gue nggatau tentang siapa musuh lo, gue cuma mau bantuin Langit sembuh dari penyakitnya. Gue pengen punya keluarga, gue gatau kalo keputusan gue bakal bikin lo kecewa dan sakit hati. Selama ini cuma gue yang selalu oversharing, tapi lo gapernah bilang apapun tentang diri lo sendiri." Ucap Yola, merasa sangat sedih.
"Gue suka dan gamau lo pergi Sky, gue ngerasa hati gue sakit banget bayangin harus asing sama lo." Yola terlihat frustasi.
"Kalo gitu pilih salah satu, pilih gue atau dia." Ucap Sky.
Deg.
"Kalo lo bertanya tentang pilihan cinta, tentu aja gue pilih lo. Tapi kalo untuk yang lainnya gue ga bisa jawab, setelah di adopsi Langit itu sekarang jadi anak gue, dia tanggung jawab gue." Ucap Yola.
"Jadi lo berpikir gue harus jadi Ayah sambung buat musuh gue sendiri?." Sky tertawa miris.
"Lo ga pernah cerita alasan lo benci sama Langit, semuanya udah terlanjur begini." Lirih Yola.
"Dia anak brengsek yang udah bikin orangtua gue mati." Ucap Sky, penuh kebencian.
Deg.
"Apa?." Kaget Yola.
"Waktu gue dan dia masih kecil, dia anak pembantu di rumah gue. Dengan gobloknya dia lempar petasan ke dapur dan buat gas meledak karena saat itu ada kebocoran gas. Rumah gue kebakaran dan cuma gue sama dia yang selamat dari kebakaran itu." Ucap Sky.
"Sialan, gue harus gimana sekarang?." Batin Yola kebingungan.
"Rasanya kehilangan orangtua itu sakit kan? dia juga kehilangan orangtua karena tangannya sendiri, dia pasti juga menderita dan nyalahin diri dia sendiri selama ini. Penyakit paru-paru yang dia derita juga akibat kejadian itu, ini dugaan gue tapi kayaknya tebakan gue bener." Ucap Yola.
"Lo bela_
"Bukan, gue berusaha jadi penengah. Ngga ada yang lebih baik antara lo sama Langit, kalian sama-sama menderita dan emang penyebab utamanya ulah Langit tapi dia udah kena ganjarannya kan." Ucap Yola.
"Harusnya dia emang mati dengan penyakit itu, kenapa lo mau sembuhin dia? dia emang harus mati dan nyusul orangtua gue." Ucap Sky.
"Kalo gitu sekarang biar gue yang minta lo milih, lo pilih gue atau Dendam lo itu. Kalo emang lo gamau sama gue yaudah, gue ga akan maksa." Yola merasa frustasi.
"Lo bisa adopsi orang lain setelah ini, keluarin bajingan itu dari rumah lo." Ucap Sky, memohon.
"Gabisa Sky, sekarang gue Ibunya dan satu-satunya keluarga dia. gue secara tulus pengen dia sembuh, kalo emang lo lebih milih dendam lo gapapa kok. Kalo lo pengen Langit mati, artinya gue juga bakal mati karena bakal lindungin dia sebagai orangtua." Ucap Yola, berbalik hendak masuk rumah.
"Tunggu, gue bakal terima dia kalo lo kasih tubuh lo ke gue." Ucap Sky, dia hanya menggertak. Berharap Yola mengubah keputusannya.
"Oke, kalo emang cuma itu jalan keluarnya." Yola setuju dengan mudahnya.
"Yola!!." Syok Sky.
"Kenapa? gue suka sama lo Sky." Yola terlalu buas.