NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.5M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Juno Numero Uno

Di dalam lift mereka harus menjaga perilaku, ada banyak senior auditor di dalamnya. Salah bersikap bisa menjadi bahan pergunjingan dan diberi nota peringatan soal kelayakan sebagai seorang senior associate.

“Fuiiiih keluar dari lift aku bisa langsung nafas….hehhehe… apakah perlu jaim untuk menjadi seorang senior” keluh Afi. Bulan tersenyum melihat sikap Afi yang seperti tertekan dalam lingkungan kerja yang kompetitif.

Afi adalah salah seorang temannya yang pintar dan punya analisa yang kuat dalam melakukan proses auditing. Ia bisa dengan cepat melihat letak kesalahan dalam laporan atau adanya ketidaksesuaian dalam laporan keuangan. Otaknya itu seperti berpindah dalam waktu cepat dari model error ke mode jenius keuangan. Hanya saja dia selalu jenius kalau berhadapan dengan angka dan kertas, tapi kalau sudah berhadapan dengan manusia yang muncul selalu mode error.

“Santuy aja Mba Afi walaupun kamu berlaku yang inappropriate bakalan dimaafkan secara kamu anak emas di divisi audit keuangan” Mereka memang berbeda divisi, Bulan di bagian Pajak sedangkan Afi di bagian Keuangan. Prinsip hidup Afi adalah selalu temukan titik kecil kesalahan maka disana akan menjadi titik pangkal malapetaka, yang berujung pada Temuan Ketidaksesuaian.

“Ehh Fi.. kamu memang tahu laki-laki yang bawa anak perempuan tadi?” Bulan penasaran juga kenapa sampai ada Senior Manager yang bawa anak ke kantor, laki-laki lagi. Afi melirik malas, antrian yang wudhu di mushola cukup panjang, seharusnya tadi mereka sholat dulu baru makan supaya tidak ngantri wudhu. Gara-gara Bulan gak sarapan jadi merasa mau pingsan makanya mereka cepat-cepat makan ke kafetaria.

“Tahu… pernah barengan satu mobil ke kantor klien yang di Tangerang. Aku numpang sama si Bos mereka barengan pakai mobil dia” jawabnya malas-malas.

“Ehhh kamu tahu gak dia itu suaminya Kak Inneke senior di atas kita 3 tahunlah. Masih sempat ngospek pas hari akhir, yang mirip artis itu loh.. Kembangnya Fakultas Ekonomi…. Dia yang jadi Putri Kampus tahun itu… masa sih gak ingat” otak ghibahnya langsung berputar.

“Hmmm… yang dapat julukan Miss Perpek?” tanya Bulan sambil mengingat-ngingat.

“Iya-iya bener… cantik, pintar, kaya… semuanya ada di dia” Afi mengangguk-angguk dengan serius.

“Wuih itu suaminya…. Hmmm yah emang lumayan ganteng juga, sebanding lah tapi kirain bakalan dapat yang Wow gimana gitu.. Secara dulu kan dia paling keliatan blink-blink diantara mahasiswa ekonomi” Bulan mencoba mengingat-ingat laki-laki yang tadi menyapanya di kafetaria.

“Pantesan anaknya pinter dan cantik yah… wong emaknya cantik dan pinter. Untung gw pinter insya allah anak gw bakalan pinter juga” Bulan mengusap-usap perutnya sambil tersenyum.

“Ciiih kaya yang udah pernah gituan aja pake diusap-usap segala perutnya… aku gak yakin kamu pernah ciuman sama Kak Juno.. boro-boro sampe menyimpan benih” Afi tersenyum mengejek. Bulan langsung melotot bukan soal simpen menyimpan benih yang jadi masalah tapi suaranya Afi  itu loh keras dan di mushola. Ngomongin masalah dosa di mushola itu rasanya seperti nyontek di depan muka guru.

“Ehhehehehe… suara-suara dikondisikan… maneh ini di mushola. Ngomong jangan kenceng-kenceng apa lagi ngomongin dosa” Bulan langsung menutup muka Afi dengan mukena. Hadeuh memang punya teman pintar itu antara anugrah dan bencana nyampur jadi satu.

Setelah sholat mereka langsung kembali ke divisi masing-masing, walaupun satu kantor mereka jarang makan bersama dengan teman sedivisinya. Alasannya ngobrol sama satu divisi cukup saat kerja saja, tapi kalau lagi istirahat atau pulang kerja Bulan dan Afi memilih untuk selalu makan bersama kecuali memang ada dinas luar sehingga mereka tidak bisa bersama-sama.

“Nanti pulang barengan… Kak Juno katanya mau jemput” tulis Afi dalam pesan

“Udah pulang? Alhamdulillah aku kira masih di Bali” Bulan menulis sambil tersenyum. Sudah hampir sebulan ia tidak melihat kekasihnya, hmmm tunangan sebetulnya dari semenjak terakhir mereka bertemu kemarin. Ia dan Juno sudah bertunangan.

“Seet deh.. Emang Kaka gak bilang kalau dia pulang minggu ini? Kalian gimana sih pacarannya aneh banget… udah tunangan tuh mestinya banyak ngobrol dong…. Communication is the most important thing in relationships” sambungnya lagi dalam pesan.

“Udah kerja-kerja-kerja… jangan sampai makan gaji buta karena kebanyakan main pesan” Bulan menutup percakapan dan mematikan hp nya. Afi kalau sudah kurang kerjaan, cenderung destruktif mengganggu konsentrasi kerja orang lain dengan mengirimkan banyak pesan dan berita yang membuatnya menjadi penasaran.

Ting… bunyi email internal masuk ke notifikasi laptopnya. Bulan langsung membuka aplikasi email, dan ia kembali menarik nafas panjang. Afi yang mengirim email, digesernya pad laptop untuk membuka email.

“Tapi bener kan kamu belum pernah ciuman sama Kak Juno… Cieee perawan Ting-Ting… Rugi loh gak ngerasain godaan setan”

Ya Allah Afi… musti di introgasi ini anak, jangan-jangan udah main belakang sama si Nicko.. Hadeuuh. Bahaya emang kalau anak ini sering ditinggal, suka segala ingin tahu, apalagi Nicko itu seumuran mereka kaya teman tapi pacaran.

Bulan pernah tanya pada Afi kenapa suka sama Nicko yang keliatan culun dan tidak terlihat serius. Alasan Afi saat itu lebih menyenangkan pacaran sama yang seumuran karena punya kesenangan yang sama dan bisa main bareng. Gak banyak misscom katanya, dan ternyata memang benar. Kalau Bulan main ke rumah Afi saat wiken kalau tidak pulang ke Bandung, Nicko dan Afi sibuk main PS berdua mereka betul-betul seperti anak kos yang tinggal bersama.

Bulan menghabiskan sisa waktu kerja hari itu dengan penuh semangat, hari ini ia akan bertemu dengan Juno, hampir sebulan setelah pertunangan mereka ia tidak pernah bertemu dengannya hanya melalui pesan-pesan yang memupus semua kerinduan pada kakak dari sahabatnya itu.

“Sudah beres mpok.. Udah jam 7 nih.. Lu kerja? apa lagi rodi?” pesan yang dikirim Afi menyadarkan Bulan kalau hari ini ia akan pulang bersama sahabatnya. Bertemu dengan Juno membuatnya jadi panik gak jelas, menyesal tadi tidak memakai pakaian yang terbaiknya, sekarang dia hanya memakai celana panjang dan blazer casual kesukaannya. Memakai celana panjang ia pilih karena memudahkan bergerak sehingga bisa keluar masuk Busway dengan cepat.

“Bentar dikit lagi, kasih waktu tambahan 10 menit” Bulan segera menutup file pekerjaannya, hampir setengah dari karyawan dari divisinya sudah pulang. Sebagian lagi memilih kerja lembur sambil menunggu kemacetan di selatan Jakarta terurai.

Ia segera merapikan penampilannya, memberikan touch up tanpa membuat terkesan menor. Ia tidak ingin menjadi bahan ejekan Afi kalau terlihat memakai makeup lebih dari biasanya. Anak itu tahu betul kalau kelemahannya ada di Kakaknya. Bulan selalu kehilangan kata-kata dan tidak bisa bersikap normal kalau di dekat Juno.

“Hadeuuuuh lama banget sih.. Kamu pake parfum segentong juga Kak Juno gak bakalan sadar, alis kamu itemin pake areng juga dia gak akan sadar percuma…” Afi tampak cemberut saat menunggu Bulan di lobby gedung perkantoran mereka.

“Maaf… perasaan gak nyampe tiga puluh menit, aku kan musti nyimpen dulu berkas dengan baik dan benar supaya besok tinggal dilaporkan” kilah Bulan.

“Kak Juno mana?” Bulan mengedarkan pandangannya mencari tunangannya. Tadi ia sudah mengirim pesan tapi hanya jawaban pendek yang ia dapatkan. “Ya nanti ketemu aku jemput sekalian”. Bulan sudah biasa dengan jawaban-jawaban Juno yang pendek, baginya itu tidak jadi masalah yang penting langsung menjawab.

“Tuhh nunggu di mobil, mau tiduran katanya sambil ngerjain laporan” Afi menunjuk mobil Juno di ujung parkiran. Mereka berdua langsung bergegas menuju mobil bisa terlihat muka serius laki-laki yang pendiam itu. Mukanya terlihat dingin tanpa ekspresi, terkena pantulan cahaya dari laptop membuatnya semakin menarik.

“Dari dulu buat aku, kakak kamu tuh adalah lelaki paling ganteng sedunia.. Juno Numero Uno” bisik Bulan pada Afi, ia merasakan tangannya langsung dingin seperti akan menghadapi ujian.

“Halaaah… masalahnya buat dia, kamu numero uno gak?” jawab Afi dengan kesal. Ia tidak menyukai sikap Juno pada sahabatnya, terlalu dingin dan tidak menunjukkan perilaku sebagai sepasang kekasih. Afi tidak mempertanyakan soal perasaan Bulan, semenjak kuliah, pertama kali Bulan melihat kakaknya, hal yang selalu ditanyakannya saat datang ke rumah adalah kakak kamu ada gak?, kakak kamu lagi apa?, kakak kamu sekarang punya pacar gak?. Pikiran Bulan tidak pernah terlepas dari Juno kakaknya.

Bulan tidak pernah tertarik pada laki-laki lain, padahal ada banyak kakak kelas yang menyukainya. Seperti namanya Rembulan, temannya itu mudah menarik perhatian lawan jenis. Bulan bukan tipe perempuan yang langsung terlihat cantik, tapi ia adalah perempuan yang kalau kita berpapasan kita akan kembali berpaling dan melihat kepadanya. Seperti ada magnet yang membuat kita senang menatapnya, benar-benar seperti menatap rembulan.

“Kak Juno… sehat?” Bulan berdiri di pintu samping mobil menyapa Juno yang seperti tidak menyadari kehadiran mereka.

“Hmmm sudah datang… malam juga kalian pulang. Ayo masuk kita pulang” hanya itu jawaban Juno, Afi menghela nafas tidak ada sapaan mesra padahal sudah hampir sebulan tidak bertemu.

“Aku duduk di belakang aja, nanti kan aku turun duluan” Bulan langsung membuka pintu belakang mobil. Afi langsung melotot.

“Mana ada seperti itu, kamu tuh suka aneh-aneh aja. Kamu tuh calon kakak ipar aku, duduklah berdampingan gak usah nervous begitu. Lagian kan kalian gak bakalan beradegan di dalam mobil kalau ada aku” calon adik ipar yang menyebalkan itu langsung menyeret Bulan untuk duduk di depan. Antara malu dan kesal Bulan akhirnya duduk di samping Juno, ia langsung mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Juno yang tidak paham tampak tidak memperhatikan tangan Bulan yang terulur di depannya.

“Kak… heh… tuh calon istri mau salim… gak ngarti banget” gerutu Afi sambil mendorong pundak Juno dari belakang.

“Ohhh…” Juno langsung menyambut tangan Bulan yang kemudian meletakan tangan Juno ke dahinya.

“Halah… latihan jadi istri solehah ini ceritanya… kebanyakan nonton sinetron kamu Lan.. mestinya liat sinetron Azab.. pas buat kalian” Bulan cemberut mendengar komentar Afi, ia sulit untuk melakukan kekerasan kepada Afi kalau di depan Juno harus menjaga sikap sebagai calon kakak ipar.

“Ngapain nonton sinetron Azab.. judulnya kan aneh-aneh” jawab Bulan, Juno tampak tidak memperdulikan komentar Afi sibuk menyetir keluar dari area parkir gedung.

“Ada judulnya yang terkenal pas buat kalian” Afi langsung tersenyum.

“Apa?” Bulan jadi penasaran walaupun tahu pasti jawabannya asal.

“Tunangan Zalim: Akhirnya Ditinggal Pas Lagi Sayang-sayangnya” Afi langsung tertawa terkekeh-kekeh sendiri mendengar lawakannya. Hari ini dia berhasil membuat dua lelucon yang bisa dinikmatinya sendiri.

Bulan tersenyum menahan tawa, khawatir Juno tersinggung mendengar ucapan Afi, tapi kekhawatirannya tidak beralasan karena muka Juno tampak seperti tidak mendengar percakapan apapun diantara mereka.

Untuk Bulan rasanya tidak akan mungkin ia meninggalkan Juno, saat ini mimpinya sejak 7 tahun yang lalu telah menjadi kenyataan. Ia akan menjadi istri Juno laki-laki yang telah mengisi hatinya selama ini. `

1
dyul
shrook..... antara sedih sm lucu
dyul
duh😭😭😭😭
dyul
alah maneh beny gangguin org belah duren🤣🤣🤣🤣
larasati
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
😭😭😭😭
Cucu Supriatin
ntah yg ke berapa x ny baca ulang

..GK bosen2...
Herawati
Luar biasa
Herawati
Lumayan
Dwi Nuryani
luar biasa
Widayati Y
seruuu
Nani Widia
baca episode ini sama bulan putus pasti nanggis padahal dah baca beberapa kali/Sob//Sob//Sob/
Yani Yani
nguing nguing 😆
Nani Widia
cerita ya bagus udah yang k berapa x baca ya masih seru aja
Safara Sugi
ini kisah asmara yg akhirnya belum selesai jd bikin sakit keduanya
Safara Sugi
dasar juned..nggak punya aqlak🤣
Arrek Onyen
teteh bikin judul baru lagi donggggg
plissssss,
aku baca ini udah ber ulang²ga bisa di itung lagi teteh😭😭
emma
novel yang membuat pembaca ingin terus mengulang menyelami kisah Bulan dan Juno..
Yani Yani
Doni, diundang jg kan?
Dee
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!