"Anda memang istriku,tapi ingat....hanya di atas kertas, jadi jaga batasan Anda"
" baik.... begitu pun dengan anda, tolong jangan campuri urusan saya juga, apapun yang saya lakukan asal tidak merusak nama baik keluarga anda, tolong jangan hentikan saya"
bismillahirrahmanirrahim...
hadir lagi... si wanita lemah lembut, baik hatinya , baik adabnya , baik ucapnya....tapi ingat, Hanya untuk orang-orang yang baik padanya, apalagi pada keluarga nya...
Rukayyah... gadis bercadar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan kain kebesaran serta berwarna hitam, bahkan hanya kedua matanya saja yang terlihat.... terpaksa harus menerima perjodohan, karena wasiat kakeknya dulu, dan memang di lingkungan pesantren semua saudaranya menikah karena di jodohkan...hanya kakak laki-lakinya yang paling lembut hatinya mencari sendiri jodoh nya, siapa lagi kalau bukan Yusuf dan Zora....
nantikan kisah selanjutnya, semoga sukaaaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejujuran yang menyakitkan
Tuan Faisal menghela napas panjang. Ia tahu bahwa pengungkapan ini akan menghancurkan putranya, tetapi kebenaran harus diucapkan.
"Itu adalah kebohongan terbesar yang Ayah lakukan. Maafkan Ayah, Nak." ucap tuan Faisal menatap sendu putranya.
" ayah,akan mengatakan semuanya pada mu,tapi ayah minta tolong, jangan menyela sampai semuanya selesai" kata Tuan Faisal mantap.
Hilman mengangguk pasrah, karena dirinya juga sudah tidak sabar ingin mengetahui yang sebenarnya.
Faisal kemudian menceritakan semuanya, air matanya jatuh membasahi wajahnya,
Faisal menceritakan tentang kecelakaan tragis Selin dua puluh tahun lalu. Ia juga menceritakan bagaimana dokter menemukan jejak racun pelumpuh saraf tingkat rendah di tubuh Selin, racun yang diduga diberikan secara perlahan oleh Selena karena rasa iri. Tapi tuan Faisal tidak bisa menuduh nya, karena tidak ada bukti-bukti kuat, apalagi yang ia tahu mereka adalah saudara yang saling menyayangi,tumbuh bersama, saling membantu.
Karena cinta yang begitu besar dan penemuan racun itu, Faisal tidak sanggup melepaskan Selin. Ia memutuskan untuk memalsukan kematian istrinya. Faisal menjelaskan bagaimana ia menukar Selin dengan jasad tanpa identitas dan membawa Selin ke luar negeri untuk dirawat secara rahasia dalam kondisi koma. "Ayah harus melindungi ibumu, dan Ayah tidak tahu siapa lagi yang berniat jahat selain yang menyebabkan racun itu." katanya dengan sendu, sesekali tuan Faisal menghapus air matanya yang terus mengalir, teringat perjuangan nya dalam mengurus sang istri, dan memendam perasaan sakitnya bertahun-tahun seorang diri.
"ibumu tidak pernah mati, Hilman. Dia koma. Dan... tiga hari yang lalu, dia sadar, Nak. Dia sudah bangun." kat Faisal tersenyum namun masih ada raut kesedihan di sana.
Hilman tidak bisa berkata-kata. Ia jatuh berlutut, menangis tersedu-sedu. Perasaan duka yang ia pendam selama dua puluh tahun, kini berubah menjadi gejolak kebahagiaan yang melumpuhkan, bercampur dengan kemarahan pada kebohongan yang begitu lama....namun ia tidak bisa marah dengan ayahnya, karena ia tahu, pasti ayahnya selama ini merasakan sakit seorang diri, apalagi harus bolak-balik antar negara.
"Ibu... Ibu masih hidup...?" tanya Hilman terbata....airnya mengalir lebih deras...
Rukayyah mendekati suaminya, berlutut, dan meletakkan tangan di bahu Hilman.
"Iya, Mas Hilman. Ibu masih hidup. Ayah baru saja meninggalkan Ibu di luar negeri untuk segera kembali ke sini. Aku meretas ponsel Ayah tadi malam dan melihat foto Ibu."
Rukayyah memberi isyarat kepada Faisal. Faisal lalu menunjukkan foto-foto Selin di kursi roda di ponselnya kepada Hilman.
Melihat wajah ibunya yang mirip dengan Selena, tetapi terlihat lebih tirus dan rapuh, Hilman akhirnya mengerti. Semua kebohongan Selena, semua pengkhianatan, dan semua keangkuhan, berakar dari satu sumber, kecemburuan terhadap takdir Selin.
Hilman Menatap ayahnya dengan tegas... "Ayah harus segera membawanya pulang. Sekarang juga. Aku mau bertemu Ibu." tegas Hilman tidak mau di bantah.
Tuan Faisal mengangguk.
Melihat Hilman yang sudah ingin bergegas ke bandara untuk membawa ibunya pulang, Rukayyah segera menyela dengan pemikiran yang logis dan strategis.
Rukayyah Maju selangkah, meletakkan tangannya di lengan Hilman "Mas Hilman, tunggu. Kita tidak bisa gegabah. Kita tidak bisa membawa Ibu ke sini, sebelum mengunci pergerakan Selena." tegas Rukayyah menatap lembut suaminya.
Lalu Rukayyah menatap serius Hilman dan Faisal.
"Aku takut, kalau sampai semua orang tahu tentang Ibu, pasti Ibu akan dalam bahaya. Tante Selena sudah berniat membunuhku hanya karena aku tahu rahasia DNA. Jika dia tahu Ibu yang sah masih hidup, dia tidak akan ragu untuk bertindak lebih kejam. Apalagi kondisi Ibu yang sepertinya belum pulih betul dan masih rapuh." kata Rukayyah yang berpikir secara logis.
Yusuf dan Zora mengangguk setuju dengan analisis Rukayyah. Keselamatan Selin adalah yang utama.
"Jadi, kalau bisa, kita saja yang ke sana untuk menemui Ibu dulu. Kita pastikan kondisi Ibu stabil, kita tunjukkan betapa Ayah dan Mas Hilman merindukannya."
"Barulah kita pulang. Setelah kita yakin Ibu aman di bawah pengawasan terpercaya di sana, kita akan mengurus masalah Tante Selena dan pak Tono di sini secara hukum, tanpa melibatkan Ibu dalam kekacauan ini."
Faisal, yang selama ini melindungi istrinya dengan cara berbohong, menyadari bahwa Rukayyah adalah satu-satunya yang berpikir jernih tentang keselamatan Selin.
"Rukayyah benar, Hilman. Kita tidak bisa membawa Selin ke dalam perangkap yang sudah Ayah ciptakan. Kita akan pergi ke sana. Kita akan temui Ibumu." kata tuan Faisal membenarkan perkataan menantunya.
Hilman menarik napas panjang, menahan kerinduannya. Ia tahu Rukayyah benar. Ia harus mengutamakan keselamatan ibunya di atas perasaannya.
"Baiklah, Rukayyah. Kita akan berangkat ke sana, sekarang juga.".
" jangan sekarang mas, kasihan ayah baru saja tiba, ayah perlu istirahat beberapa jam " kata Rukayyah yang meng khawatirkan kesehatan ayahnya.
Tuan Faisal tersenyum melihat perhatian menantunya " ayah tidak perlu istirahat disini nak, kami menggunakan pesawat jet,jadi ayah bisa tetap istrahat di dalam pesawat" kata tuan Faisal.
Rukayyah mengangguk,ia baru ingat kalau mertuanya sangat kaya,pasti punya pesawat jet sendiri karena memang sering berpergian keluar negri secara mendadak.
Keputusan telah diambil. Keluarga Effendi akan terbang ke luar negeri secepatnya untuk bertemu Selin. Hilman segera menghubungi asistennya untuk menyiapkan jet pribadi dan mengurus semua dokumen perjalanan yang diperlukan.... Hilman menitipkan semua pekerjaan nya pada asisten kepercayaan nya...
Saat Hilman dan Rukayyah bersiap, Zora dan Yusuf menghampiri mereka.
"Ayya, Hilman, kami izin untuk kembali ke rumah kami dulu ya. Kami tidak bisa ikut ke luar negeri." kata Zora pelan.
"Iya, mama dan papa Zora juga sedang ada di sana , di rumah mereka yang berada di kota ini. Kami harus menyampaikan salam dari kalian, dan juga memberitahu mereka bahwa kami sudah bertemu Rukayyah dalam keadaan baik." kata Yusuf.
Mereka juga harus mengurus beberapa hal terkait pondok pesantren.
"Jika ada perkembangan mengenai nyonya Selena dan tuan Tono, segera hubungi kami. Kami akan bantu dari sini untuk menyiapkan laporan hukum yang diperlukan." kata Yusuf serius.
Rukayyah dan Hilman mengangguk mengerti.
"Terima kasih banyak, Kak, Mas Yusuf. Bawa serta hasil tes DNA itu, itu adalah bukti yang paling berharga. Aku akan segera menghubungimu." kata Rukayyah menyerahkan dokumen penting pada kakaknya.
"Terima kasih atas bantuan kalian. Rukayyah aman bersama kami sekarang." kata Hilman mantap,ia melihat keraguan di mata kakak iparnya, mungkinkah kakak iparnya takut kalau Rukayyah ketakutan karena belum pernah naik pesawat,atau pergi keluar negri .
***
Setelah berpamitan dengan hangat, Zora dan Yusuf meninggalkan rumah Effendi. Mereka berdua kini akan berfungsi sebagai "benteng" Rukayyah di sini, siap menghadapi intrik hukum dan memantau pergerakan Selena dan Tono, sementara Rukayyah dan Hilman terbang menuju rahasia terbesar yang tersisa... menyambut kembali orang tercinta mereka..