Rembulan
“Bul….”
“Gembuuulan…”
Afi berteriak di telinga Bulan, yang langsung berefek toyoran di kepalanya.
“Aku tuh gak budek gak usah teriak-teriak… napa sih. Kamu tuh kelakuan kaya anak kuliahan aja” Bulan langsung melengos dengan kesal.
“Lah.. aku dari tadi udah manggil kamu sampai tiga kali kamu gak respon, apa itu gak budek” Afi tidak pernah mau kalah kalau soal berdebat.
“Iya..iya mau apa?” akhirnya daripada berkepanjangan sama Nona Tak Mau Kalah mendingan segera diakhiri.
“Kamu dari tadi bukannya ngabisin makanan malah menyan menyon gak jelas sama meja depan… itu anak orang kamu manyunin kaya gitu ntar bokapnya ngambek tau” Afi mengarahkan pandangannya ke meja depan tempat Bulan memusatkan perhatiannya.
“Anak siapa sih tuh Fi.. lucu banget, dari tadi aku godain malah lempeng aja” Bulan kembali menirukan ekspresi muka Miss Piggy. Anak yang menjadi sasaran keisengan Bulan langsung tertawa dan menyembunyikan mukanya di belakang tubuh laki-laki yang duduk di sampingnya.
“Tauk.. gak keliatan mukanya, laki-laki bawa anak ke kantor… aneh banget. Biasanya juga emak-emak yang bawa anak ke kantor mah” Afi melihat dengan enggan ke arah anak yang ada di seberang.
“Nahhh loh dia malah dekatin ke sinih. Fix lu yang tanggungjawab.. Bentar lagi jam istirahat udah mau beres … ehhh bawa piring makannya lagi...hahahhahahah” Afi langsung cekikikan melihat anak perempuan yang dengan pedenya membawa serta piring makan dan menuju ke arah mereka.
“Buseet bapaknya Senior Manager Bul… mampus lu” Afi langsung ganti posisi normal saat laki-laki yang duduk bersama anak perempuan itu menoleh ke arah mereka. Ia terus mengamati anaknya yang berjalan ke arah Bulan.
“Kaka … Elma mau makan sama Kakak apakah boleh?” anak perempuan yang dari tadi digoda oleh Bulan meminta ijin untuk duduk di meja mereka.
“Ohh… boleh-boleh sini Kakak bantu” Bulan tampak kaget saat anak perempuan itu meminta ijin untuk duduk bersama mereka.
“Namanya Elma yaa… wah nama yang cantik” Bulan langsung memposisikan kursi untuk mendekat ke arahnya.
“Jarang-jarang ada anak kecil ngomongnya sopan… belum kena aliran sesat ini mah masih murni” Afi berbisik ke telinga Bulan yang langsung disetujui dengan anggukan Bulan sepakat pikiran temannya
“Elma sudah bisa makan sendiri atau masih disuapi?” tanya Bulan melihat kalau makanan anak itu sudah tinggal setengah.
“Disuapin.. Tapi bisa makan sendili kalau gak cepet cepet” jawabnya cepat sambil memandang Bulan dengan penuh perhatian.
“Kakak mukanya kenapa bisa rubah-rubah jadi kaya piggy sama kaya serigala?” mukanya dengan polos memandang Bulan.
“Kakak Bulan ini kalau malam hari bisa berubah serigala terutama kalau Bulan Purnama.. Aaauuuuuuuuu” Afi kalau sudah kena tombol darurat suka tidak sadar lingkungan memang.
“Fii…. kamu sendiri yang bilang ini anak masih murni… kalau kamu terus aja ngecapruk kaya gitu… kamu sudah menggoreskan tinta hitam di kertas suci putih” Bulan berbisik sambil memandang dengan tajam.
“Kaka suapi saja yahhh, soalnya sebentar lagi jam istirahat Kakak juga habis.. Hebat banget makannya sudah mau habis… A” Bulan langsung menyuapi Elma dengan cepat sambil menyuap makanannya sendiri.
“Kenapa Kaka kalau malem malem jadi serigala?” Elma menatap Bulan dengan tajam.
“Soalnya Kakak Bulan suka keluar malam-malam nyari … uhuuk” Bulan langsung menyikut perut Afi dengan keras yang langsung melotot menatapnya.
“Bentarrr aku juga tahu gak akan ngomong yang gak benar sama anak kecil gimana sih..” Afi mendengus kesal, sikutan Bulan di perutnya terasa berdenyut apalagi ia baru makan soto ayam satu mangkuk dengan nasi.
“Sekarang kaka tanya kalau Bulan itu keluarnya siang hari atau malam hari?” yang tadinya malas berinteraksi dengan anak-anak malah sibuk ngajak ngobrol. Bulan membiarkan saja, lumayan bagi-bagi tugas, dia nyuapin Afi yang ngajak ngobrol jadi dia bisa menghabiskan makan siangnya.
“Malam hari kalau matahari keluar di siang hari” jawab Elma cepat
“Iyaaa betul anak cantik… Bulan itu keluarnya di malam hari nahhhh Kak Bulan juga sukanya keluar malam hari karena saaaaat malaaam harii Kak Bulan suaraanya akan berubah menjadi berbedaaaaa” Afi menirukan suara penyiar acara tv horor yang menjadi acara kesukaannya.
Bulan membiarkan saja Afi berbicara, sambil melirik pada Afi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Berteman dengan anak itu sudah hampir lima tahun membuatnya tidak pernah habis bahan pembicaraan selalu saja ada yang menarik dan aneh.
“Berubaaah jadi apa?” semakin Elma tertarik semakin cepat dia mengunyah, jadi Bulan biarkan saja Afi mengoceh tidak jelas selama tidak berbicara kasar.
“Suaraaanya akan menjadi besarrr dan mengerasssss” Afi semakin tidak sadar lingkungan, beberapa karyawan yang duduk didekat mereka melihat dan tersenyum melihat sikap mereka. Tapi karena tahu sedang berbicara dengan anak kecil, tampaknya mereka tidak terlalu memperdulikan.
“Susuaraanya jadi gimana” Elma mulai terlihat terpengaruh dan ketakutan. Bulan langsung memberikan kode supaya Afi mengendalikan diri, toh nasi di piring Elma tinggal satu suap lagi..
“Suaraaanya…. Suaranyaa…. Am dulu atuh.. Biar habis makanya” Anak sotoy ini memang menyebalkan disaat suasana sudah berubah menjadi sedikit horor, semuanya langsung jatuh ambruk gegara disuruh nyuap dulu, dengan tatapan kesal Bulan menyuapkan sendok terakhir kepada Elma, maklum dia juga menantikan suaranya berubah menjadi apa.
“Suaranya jadi gimana Tante?” tanya Elma dengan mata yang membulat.
“Kok jadi Tanteee… emang muka aku kelihatan tua?” Afi paling sensitif soal tampilan muka, Bulan berusaha menahan senyum.
“Makanya lu tuh kalau cerita muka di kontrol… sekilas barusan emang jadi kaya nenek lampir hihihihi” Bulan tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi Afi yang terlihat terpukul.
“Gimana suaraaaanya aku mau tauuu?” Elma mulai terlihat kesal… Afi akhirnya menarik nafas ia harus menyelesaikan cerita ini, kalau tidak anak suci seputih kapas ini bisa-bisa nangis lagi.
“Suaraaany berubah… Tante Bulan membuka mulutnya dan berteriiakk…. Aaaauuuuuu Ahhh Gelap… “ Afi langsung telungkup sambil tertawa-tawa menertawakan lawakannya sendiri.
“Aku gak ngerti…” Elma terlihat cemberut memperhatikan sikap Afi yang tertawa-tawa sendiri di meja, Bulan berusaha menahan tawa demi menjaga supaya Elma tidak terlihat kecewa.
“Maksud Kak Afi tuh… kan karena Bulan keluarnya di malam hari jadi kalau keluar di malam hari nanti bilangnya aaaaauuuu ah gelap….hehehhe… gak lucu yah” Bulan berusaha menahan tawa melihat ekspresi Elma yang serius.
“Set dah nih anak serius banget gak bisa dibawa komedian..hihi” Afi masih cekikikan.
“Tante gak lucu… Elma mau kembali lagi sama Daddy” Elma langsung turun dari kursi dan membawa serta piring bekas makannya.
“Hihihihi itu anak kayaknya begitu lulus SD langsung kuliah, mukanya mikir serius...hihihi” sambil membereskan bekas makanan mereka Afi masih mengomentari Elma.
“Bagus lagi segede gitu udah punya standar humor yang tinggi… model-model recehan kaya kamu sih lewat” Bulan mengambil peralatan bekas makan untuk disimpan di pantry. Kantin di kantor mereka menerapkan aturan kalau bekas makan dari karyawan harus dirapikan sendiri dan meja bekas makan dibersihkan sehingga bisa dipakai langsung oleh orang lain, tanpa menunggu petugas kebersihan.
“Terima kasih sudah membantu Elma makan,... maaf jadi merepotkan. Elma ayo ucapkan terima kasih sama Tante nya” terdengar suara berat laki-laki di belakang. Ternyata ayahnya Elma dan Elma yang menghampiri meja bekas duduk mereka.
“Terima kasih Kaka Serigala dan Tante Au” ucap Elma sambil menundukkan kepala, benar-benar diajari sopan santun tingkat dewa pikir Bulan.
“Sama-sama Elma… nanti kalau main ke kantor lagi kita makan bareng lagi yaa sama Kaka” ucap Bulan sambil tersenyum.
“Iya … tapi gak mau sama Tante Au…” ucap Elma sambil cemberut dan langsung membalikkan badan. Bulan langsung menahan senyum melihat ekspresi Afi… disebut tante dan berganti nama menjadi Au…
“Pamit Pak kami duluan…. Ayo Au.. kita belum sholat” ajak Bulan sambil menahan senyum. Afi mengikuti Bulan tanpa mengucap sepatah katapun… saat berjalan di belakang Bulan satu tendangan di telapak kaki Bulan membuatnya melayang seperti pemain bola..
“Fiiii… iseng banget sih kamu…. “ Bulan langsung mengejar berusaha membalas
“Kaka Serigala berbulu domba dasar kamu… hihihi” kelakukan mereka tidak pernah berubah seperti saat mereka pertama kali bertemu saat ospek…
“Bilangin sama Kak Juno kamu ada main sama laki-laki beranak satu hahahhahaha” teriak Afi..
“Afiii awas kamu yaaaahh… Afiiii…..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Khori Chory
kangen sama teh santi, kapan berkarya lagi. jadi buka lagi rembulan untuk mengobati kangennyaa
2024-11-03
0
Anonymous
nenggokin novel ini lg...gara2 baca komen di novel kembara rasa yg nyentil VCS nya si gembul ma juno yg terkonang mantan/Grin/
2024-10-18
1
aish
kangen bulan.. aq nengok lagi 🤩
2024-10-18
1