Di sebuah Desa hiduplah seorang anak perempuan yang sedari kecil sudah mandiri, seorang anak kecil yang jika menginginkan sesuatu ia akan mengusahakan sendiri untuk mendapatkan keinginannya..
Karena kehidupannya sudah sangat keras terhadapnya. Bagaimana mungkin anak kecil yang belum tau apa-apa harus hidup tanpa kedua orang tuanya.
Bagaimana kehidupan jatuh bangun yang akan dihadapinya di masa depan?.
Baca selengkapnya di Novel yang berjudul, Wanita Sukses itu.. Yatim Piatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 - Keluarga Nek Wati
Nenek Wati mempunyai 10 orang Anak, namun yang hidup sampai dewasa hanya tersisa 5 Anak, 2 Laki-laki dan 3 Perempuan, Anak nomor 1 dan 2 Nek Wati Laki-laki, keduanya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai kehidupan (rumahnya) masing-masing.
Sedangkan Ibu Alin adalah Anak ketiga, Anak yang keempat dan kelima perempuan adalah Adik-Adik dari Ibu Alin, semuanya sudah berkeluarga, kedua Adik Ibu tinggal dekat dengan rumah Nek Wati, beda rumah namun saling berdekatan, sedangkan rumah kedua Anak Laki-laki Nek Wati rumahnya lumayan jauh, beda Desa.
Suami Nek Wati, Kakek Alin adalah tukang becak, yang ketika menarik penumpang bukan hanya di Desanya sendiri, namun bisa sampai keluar Kota, dan itu terjadi bisa beberapa Minggu di Kota, bahkan beberapa Bulan baru pulang.
Ketika Ibu Alin meninggal semua keluarga berkumpul termasuk Kakak dan Adik-Adik Ibu, Alin yang masih kecil belum begitu paham dengan apa yang terjadi, ia hanya menangis di sebelah tubuh Ibunya yang sudah kaku dan mendingin.
Nenek Ibu meninggal ya?, Nenek Ibu ngga bisa diajak ngobrol lagi ya?, Nenek Ibu udah ngga bisa masakin masakan kesuakaan aku lagi ya?, Nenek Aku udah ngga bisa tidur bareng Ibu lagi ya?, Nenek aku udah ngga bisa meluk Ibu lagi ya?.
Kalo Ibu udah ngga ada terus aku tinggal sama siapa Nek?, kalo Ibu udah ngga ada terus aku kalo minta uang jajan kesiapa lagi Nek? Pertanyaan yang sangat menggambarkan isi pikiran Anak kecil yang masih sangat polos.
Nek Wati pun menimpali, kamu tinggal sama Nenek ya Nduk, untuk uang jajan nanti Nenek usahakan, tapi kalo Nenek lagi ngga ada kamu mohon mengerti ya Nduk.
Bersyukurnya saat itu Sekolah Negri gratis tidak ada SPP atau biaya Bulanan, jadi Alin masih tetep bisa sekolah meski sekarang ia sudah tidak punya orang tua lagi.
Semua keluarga juga setuju Alin tinggal sama Neneknya, karena Alin memang paling dekat sejak bayi dengan Nek Wati dibanding dengan keluarga yang lainnya.
Nenek Wati dan Alin mereka berdua mengemasi pakaian dan barang-barang Alin yang ada dirumah Ibunya, untuk kemudian dipindahkan kerumah sang Nenek.
Sebelumnya Alin memang sudah sering menginap dirumah Neneknya, jadi meski sekarang harus tinggal seterusnya dirumah Nenek, Alin tidak begitu kaget atau ngga kerasan, karena sudah terbiasa, jadi Alin merasa nyaman.
Alin baju kamu semuanya sudah dimasukan ketas?, seragam-seragam kamu, buku-buku sekolah kamu, sepatu, udah siap?, kalo udah siap kumpulin disini (satu tempat), kita bawa bertahap aja ya, ngga usah banyak-banyak nanti kamu keberatan, Alin pun menjawab, iya Nek, sambil satu persatu ia kumpulkan.
Alin dan Nenek bolak balik beberapa kali untuk memindahkan barang-barang Alin dari rumah Ibunya kerumah Neneknya, disela-sela aktifitas tersebut, Alin menatap lemari yang terbuka, dan terlihatlah baju-baju Ibunya tertata rapi didalamnya, lalu tanpa aba-aba air mata Alin mulai mengalir, hik z, hik z, hik z, Ibu, Ibu kenapa ninggalin Alin sendiri?, Ibu ngga sayang sama Alin?, Ibu Alin kangen omelan Ibu ketika Alin ngambil baju ganti Alin lalu baju-baju yang lain jadi berantakan, Alin kangen meluk Ibu pas Alin tidur sama Ibu, kenapa Ibu ninggalin Alin secepat ini?.
Nek Wati yang melihat Alin menangis, tidak tahan untuk tidak mendekat, Nek Wati langsung memeluk Alin, Alin, meskipun Ibu ngga ada Nenek masih disini sama Alin, Alin ngga usah terlalu sedih ya, Alin doain Ibu disana biar Ibu diberikan tempat terbaik disisi Allah, diampuni dosanya dan diluaskan kuburnya.
Alin banyak-banyakin doa buat Ibu, doa Anak yang shalih in sya Allah diijabah, cup cup cup ucap Nek Wati sambil memeluk dan menepuk-nepuk punggung cucunya.
Setelah berlalu beberapa saat, Alin mulai tenang, Alin mengusap air mata yang ada dipipinya, kemudian pemindahan barang kembali dilakukan, hingga akhirnya semua barang Alin sudah dipindahkan dengan sempurna ke rumah Nenek.
Bersambung..