NovelToon NovelToon
Detik Yang Membekas

Detik Yang Membekas

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Vicky Nihalani Bisri

Di dermaga Pantai Marina, cinta abadi Aira dan Raka menjadi warisan keluarga yang tak ternilai. Namun, ketika Ocean Lux Resorts mengancam mengubah dermaga itu menjadi resort mewah, Laut dan generasi baru, Ombak, Gelombang, Pasang, berjuang mati-matian. Kotak misterius Aira dan Raka mengungkap peta rahasia dan nama “Dian,” sosok dari masa lalu yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Di tengah badai, tembakan, dan pengkhianatan, mereka berlomba melawan waktu untuk menyelamatkan dermaga cinta leluhur mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Vicky Nihalani Bisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH - 29 : Melodi Dua Cahaya

Bulan-bulan berlalu sejak Aira dan Raka mendapat kabar tentang kehamilan kedua mereka, dan kini Aira telah memasuki bulan ketujuh kehamilannya. Perutnya kini membuncit cukup besar, dan dia sering merasa lelah, tapi wajahnya selalu dipenuhi senyum setiap kali merasakan gerakan kecil dari calon adik Rinai.

Rinai, yang kini berusia 10 tahun, tampak sangat antusias menjadi kakak. Dia sering duduk di samping Aira, tangan kecilnya memegang perut ibunya dengan lembut, berbicara pada adiknya dengan suara penuh cinta.

Pagi itu, Aira duduk di kursi goyang di ruang tamu rumah mereka di daerah Candi, tangannya memegang secangkir teh chamomile yang hangat. Dia mengenakan dress longgar berwarna pastel yang nyaman, rambutnya dibiarkan tergerai dengan jepit kecil di samping. Rinai duduk di lantai di depannya, asyik mewarnai gambar keluarga mereka, kali ini dengan tambahan sosok kecil yang dia sebut “adik.”

“Mama, Rinai gambar adik laki-laki!” seru Rinai, menunjukkan gambar keluarga mereka dengan sosok kecil berbaju biru di sampingnya.

“Rinai pengen adik laki-laki, biar Rinai ajak main bola!” tambahnya, matanya berbinar penuh harapan.

Aira tersenyum, mengelus rambut Rinai dengan lembut.

“Bagus banget, Rinai. Mama suka gambarnya, adiknya lucu. Kita belum tahu adik laki-laki apa perempuan, tapi Mama yakin adik bakal sayang sama Kakak Rinai,” katanya, nadanya penuh kelembutan.

Raka masuk ke ruang tamu, membawa nampan kecil berisi sarapan, roti panggang dengan selai kacang untuk Rinai dan Aira, serta segelas jus jeruk untuk istrinya. Dia mengenakan kaus sederhana dan celana pendek, rambutnya sedikit berantakan tapi matanya penuh semangat.

“Pagi, Mama sama Kakak Rinai,” sapanya, tersenyum lebar.

“Aku liat tadi Rinai gambar adik?” tanyanya, duduk di samping Aira dan mencium kening istrinya dengan lembut.

“Pagi, Papa!” seru Rinai, berlari kecil ke arah Raka dan memeluknya.

“Iya, Rinai gambar adik laki-laki! Papa mau adik laki-laki apa perempuan?” tanyanya, matanya penuh rasa ingin tahu.

Raka tertawa kecil, mengangkat Rinai ke pangkuannya.

“Papa seneng apa aja, Rinai. Yang penting adik sehat, dan Kakak Rinai sayang sama adik. Papa yakin kamu bakal jadi kakak yang hebat,” katanya, nadanya penuh kelembutan.

Aira tersenyum, memandang Raka dan Rinai dengan mata penuh cinta.

“Raka, aku ngerasa hidup kita penuh melodi baru sekarang. Rinai… dia udah jadi cahaya kita, dan sekarang kita bakal punya cahaya baru lagi. Aku… aku seneng banget kita bisa lewatin ini bareng,” katanya, suaranya lembut.

Raka mengangguk, tangannya memegang tangan Aira dengan erat.

“Iya, Aira. Aku… aku juga seneng banget. Aku pengen kita ciptain melodi yang lebih indah lagi bareng Rinai sama adik,” katanya, nadanya penuh cinta.

Setelah sarapan, Raka dan Aira membawa Rinai ke dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin. Rinai ikut dengan antusias, tangannya memegang buku gambar kecilnya, berencana menggambar selama menunggu.

Di ruang tunggu klinik, Aira duduk dengan tangan memegang perutnya, sementara Raka dan Rinai duduk di sampingnya, mengobrol tentang nama-nama yang mereka pikirkan untuk adik.

“Papa, kalau adik laki-laki, Rinai suka nama Banyu! Kayak air, kan?” kata Rinai, tersenyum lebar.

Raka tersenyum, mengangguk.

“Banyu… Papa juga suka, Rinai. Itu nama yang Mama pernah usulin pas kamu belum lahir. Kalau perempuan, Papa suka nama Samudra, artinya laut, biar sesuai sama cerita kita,” katanya, nadanya penuh harapan.

Aira tersenyum, mendengarkan percakapan mereka dengan hati penuh kehangatan.

“Aku suka dua-duanya, Raka. Banyu sama Samudra… keduanya cocok sama cerita kita,” katanya, suaranya lembut.

Saat dipanggil masuk ke ruang dokter, Dokter Maya menyapa mereka dengan senyum hangat.

“Selamat pagi, Aira, Raka, Rinai. Gimana kehamilannya, Aira? Ada keluhan apa-apa?” tanyanya, sambil menyiapkan alat USG.

Aira tersenyum, menjelaskan bahwa dia merasa lebih lelah tapi tidak ada keluhan serius. Dokter Maya mengangguk, lalu memulai pemeriksaan USG. Layar kecil menunjukkan gambar bayi mereka, bentuk kecil dengan detak jantung yang kuat.

Rinai membelalak, matanya berbinar saat melihat gambar itu.

“Itu adik, Mama?!” tanyanya, nadanya penuh kagum.

Aira tersenyum, mengangguk.

“Iya, Rinai. Itu adik kamu. Lihat, dia gerak-gerak,” katanya, suaranya gemetar karena haru.Dokter Maya tersenyum, lalu melirik Aira dan Raka. “ Bayinya sehat, Aira. Perkembangannya bagus, dan detak jantungnya kuat. Oh ya, kalian mau tahu jenis kelaminnya? Sekarang udah bisa keliatan,” katanya, nadanya penuh kelembutan.

Aira dan Raka saling pandang, lalu mengangguk serentak.

“Mau, Dok,” kata Raka, suaranya penuh antusias.

Dokter Maya menggerakkan alat USG dengan hati-hati, lalu tersenyum lebar.

“Selamat, ya, Aira, Raka. Kalian bakal punya anak laki-laki,” katanya, nadanya penuh kebahagiaan.

Rinai bersorak kecil, tangannya menepuk-nepuk dengan gembira.

“Adik laki-laki! Banyu! Banyu!” serunya, membuat Aira dan Raka tertawa haru.

Aira menangis bahagia, tangannya memegang tangan Raka dengan erat.

“Banyu… kita bakal punya Banyu, Raka,” katanya, suaranya gemetar.

Raka memeluk Aira dan Rinai, air mata kebahagiaan terlihat di matanya.

“Banyu… aku enggak sabar ketemu kamu, Nak,” katanya, suaranya serak karena haru.

Setelah pemeriksaan, mereka memutuskan untuk merayakan kabar ini dengan makan siang di sebuah warung makan kecil di pinggir kota, tempat yang menyajikan soto ayam dengan kuah bening yang harum.

Rinai duduk di antara Aira dan Raka, tangannya memegang sendok kecil sambil bercerita tentang apa yang ingin dia lakukan bersama Banyu nanti, mengajaknya main bola, menggambar bersama, dan pergi ke dermaga.

“Rinai, kamu bakal jadi kakak yang hebat buat Banyu,” kata Aira, tersenyum sambil mengelus rambut Rinai.

“Mama sama Papa bangga banget sama kamu,” tambahnya, nadanya penuh cinta.

Raka mengangguk, memandang Rinai dengan mata penuh kebanggaan.

“Iya, Rinai. Papa yakin Banyu bakal sayang sama Kakak Rinai. Kita… kita bakal bikin keluarga kita makin penuh cinta,” katanya, nadanya penuh harapan.

Sore itu, mereka kembali ke rumah dengan hati penuh kebahagiaan. Aira dan Raka mulai menata sudut kecil untuk Banyu di kamar yang sama dengan Rinai, sebuah ranjang bayi kecil dengan kelambu biru laut, sesuai tema keluarga mereka yang selalu dekat dengan laut.

Rinai membantu dengan antusias, tangannya kecil memegang mainan-mainan kecil yang dia siapkan untuk adiknya.

Malam itu, setelah Rinai tertidur, Aira dan Raka duduk di sofa, menikmati teh hangat sambil mengobrol tentang masa depan mereka. Aira bersandar di dada Raka, tangannya memegang perutnya dengan lembut.

“Raka… aku ngerasa hidup kita penuh melodi sekarang,” katanya, suaranya lembut.Raka tersenyum, memeluk Aira erat.

“Iya, Aira. Rinai sama Banyu… mereka dua cahaya yang bikin melodi kita makin indah. Aku… aku pengen kita terus ciptain melodi ini bareng mereka, bareng keluarga kita. Aku sayang kamu, selamanya,” katanya, nadanya penuh cinta.

Aira tersenyum, memandang gelang di pergelangannya, gelang yang menjadi simbol perjalanan cinta mereka.

“Raka… semua dimulai dari hujan, dari dermaga, dan sekarang kita punya Rinai sama Banyu. Aku… aku bersyukur banget bisa bareng kamu,” katanya, suaranya penuh rasa syukur.

Di bawah langit Semarang yang gelap, dengan Rinai tertidur dan Banyu yang masih bergerak lembut di perut Aira, mereka saling berpelukan, merasa bahwa melodi dua cahaya ini, Rinai dan Banyu, adalah nada terindah dalam hidup mereka, nada yang akan terus mereka mainkan bersama, dengan cinta sebagai iramanya.

1
Miu Nih.
maasyaa Allaah, kisahnya indah ☺☺
tuan angkasa: terima kasih🙏
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
siapa itu Rinai? koq kayak merk kom...r yaa thor🙏🏻
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: melodi tuh bagus bt nama
tuan angkasa: wkwkw iya kah? tpi bagus ih
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
melodi cinta 🤩🤩🤩
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
selamat yaa Aira dn Raka.....samawa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: yu ikuti terus cerita mereka hehe
total 2 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
yesss i do......🥰🥰
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
aamiin
Delbar
aku mampir kak 💪💪💪💪
tuan angkasa: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Bee Sa Maa
novelnya bagus, menarik, ceritanya ringan, lucu dan menghibur, lanjutkan thor!
Dante
kok bisa sih, selucuuu ini 🐣
tuan angkasa: bisa dong, kek yang bacanya juga lucu
total 1 replies
Miu Nih.
arg! nusuk banget ini 🥲
tuan angkasa: bener kak😢 semangat yaa
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
LDRan ceritanya yaa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: hehe, pasti relate nih kakak nanti ngebaca nya dari hari ke hari, tenang aja, kita up setiap pukul 5 sore setiap harinya, stay tuned yaa:)
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
saling melengkapi....
Miu Nih.
untuk bisa masuk ke dalam cerita gitu emang butuh detail yang 'sangat' ,,tapi beda di novel digital itu emang perlu jalan cerita yang cepat tak tak tak gitu biar langsung ngena pembaca...

padahal niatnya ya itu author bikin cerita yang bisa nyentuh, memaknai setiap paragraf, enggak sekedar cerita dan bikin plot... kamu tahu, aku bikin jalan cerita 3 hari itu menghabiskan 15 bab 🤣🤣
tuan angkasa: wah 3 hari 15 BAB termasuk cepet loh kak
total 1 replies
Miu Nih.
cocok nih raka sama Aira... raka bisa bantu bikin sketsa gitu, nanti bisa jadi komik atau lightnovel 🤗
Miu Nih.
betul, aku juga merasa begitu? menurutmu apa tantangan dalam menulis novel digital gitu?
Miu Nih.
Halo Aira, nama kita sama 🤗
mampir bentar dulu yaa... lanjut nanti sekalian nunggu up 👍

jgn lupa mampir juga di 'aku akan mencintaimu suamiku' 😉
tuan angkasa: hai kak aira, terima kasih sudah mampir, ditunggu kedatangannya kembali😊

baik
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!