Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Memilih
Hana menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di depan pintu ruang baca, walaupun gugup ia memberanikan diri mengetuk pintu. Kemudian terdengar suara dari dalam menyuruh Hana masuk.
Ketika Hana masuk ke ruang baca ternyata Ia sudah di tunggu oleh nyonya Ratna. Ia duduk di sofa sambil Membolak-balik sebuah majalah.
Melihat kedatangan Hana, Nyonya Ratna meletakkan majalah yang di pegangnya di atas meja, Ia mengajak Hana untuk duduk di dekatnya dengan cara menepuk tempat duduk di sebelahnya.
"Apa yang ingin kamu tanyakan Han?" tanya nyonya Ratna memecah kesunyian.
" Sebelum nya saya minta maaf dulu Nyonya kalau sudah lancang. "
Hana mengambil napas sejenak dan melanjutkan ucapannya.
" Nyonya, sebenarnya saya ini masih kuliah sekarang sudah semester akhir, minggu depan perkuliahan saya sudah di mulai, apakah saya boleh bekerja di sini sambil kuliah?"
"Kamu kuliah dimana Han?"
" Universitas X nya."
" Mengambil jurusan apa?"
" Kedokteran Nyonya, saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di sana, Nyonya kan tau saya ini orang susah, tanpa beasiswa saya tidak akan sanggup membayar uang kuliah di sana."
Mendengar jawaban Hana nyonya Ratna tersenyum.
"Baiklah.. saya akan mengijinkan kamu kuliah tapi dengan satu syarat."
" Apa syaratnya nyonya?"
" Menikah dengan Aditya."
Mendengar jawaban nyonya Ratna, Hana menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia sungguh terkejut karena tidak menyangkah nyonya Ratna akan memberi syarat seperti itu. ia masih terdiam sambi menatap mata nyonya Ratna untuk mencari kebenaran apakah sekarang nyonya Ratna sedang mempermainkannya.
"Apakah nyonya sedang bercanda?" tanya Hana dengan bibir bergetar.
Nyonya Ratna menggenggam kedua tangan Hana dan menatap matanya dalam dan serius.
" Saya sungguh sedang tidak bercanda Hana, bukan hanya mengijikan kamu kuliah, saya juga akan menanggung seluruh biaya pengobatan ibumu, kamu bisa memilih rumah sakit yang terbaik untuk pengobatannya, dan juga seluruh biaya kedua adikmu. Menikahlah dengan dengan Aditya," Ucap nyonya Hana dengan pandangan memohon.
Nyonya Ratna melanjutkan perkataannya tanpa melepaskan genggaman tangan Hana
" Walaupun kamu baru mengenal Aditya beberapa minggu ini, tapi kamu pasti sudah tahu bagaimana sikapnya, dia bukan hanya dingin kepada dirimu saja, tetapi kepada semua wanita. Itulah yang saya kwatirkan, saya takut ia tak akan menikah seumur hidupnya, sekarang usianya sudah 31 tahun tapi belum pernah sekalipun dia membawa teman wanita ke rumah ini, " lanjut nyonya Ratna dengan mata yang mulai Berkaca-kaca.
"Dulu pernah saya pernah mengajak Aditya makan malam bersama anak teman saya, sampai di rumah Aditya mengamuk dan mengancam akan kabur dari rumah. Itu yang pertama dan terakhir saya mengajaknya. karena waktu saya juga berpikir karena Aditya mungkin masih terlalu mudah dan ia masih ingin mengejar kariernya. Tapi sekarang sudah berbeda ia sudah jadi lelaki yang dewasa."
" Yang saya tahu Aditya tidak suka wanita manja, genit, dan cengeng. Mengapa saya memilih kamu Hana karena kamu tidak memiliki ke tiga sifat itu," tambah nyonya Ratna.
"Selama dua minggu ini saya selalu memperhatikan kalian berdua dan sampai sekarang tidak ada protes dari Aditya, berarti dia mulai terbiasa dengan mu, walaupun dia tidak menunjukkan dari sikapnya kepadamu."
" Bagaimana Hana apakah kamu menerima tawaran ku?" tanya nyonya Ratna sambil mendekap pipi Hana dengan kedua tangannya.
"Sa-sayaa...
" Kamu mungkin perlu waktu, tidak usah dijawab sekarang, saya memberi kamu waktu untuk mempertimbangkan permintaan saya tadi," potong Nyonya Ratna
***
Hana menatap langit-langit kamarnya, perkataan nyonya Ratna masih berputar-putar di kepalanya. " sebaiknya aku tanya bibi
"Hallo.. Asalamualaikum Hana.
" Walaikumsalam bi, apa kabar bibi?"
"Alhamdulillah, Bibi sehat. Kamu gimana?"
" Alhamdulillah Bi, kabar baik, bagaimana keadaan ibu Bi?"
"Ya begitulah, belum banyak perubahan, berdoa aja semoga keadaan ibu mu cepat membaikkan. Bagaimana keadaan di sana?"
" Bi.. Hana ingin minta pendapatnya bibi, ini tentang permintaan nyonya Ratna. " Hana terdiam sejenak
"Nyonya Ratna ingin Hana menikah dengan Aditya."
" Hana... kamu sudah dewasa sekarang, kamu sudah tahu apa yang terbaik untuk dirimu."
" Tapi Hana ingin mendengar pendapat bibi?"
Hana mendengar bibinya di sebrang telpon sedang menghela napas panjang.
"Jika itu bisa membuat kebaikan untuk dirimu dan keluarga maka terimalah."
"Baiklah Bi, terima kasih atas pendapat bibi, titip ibu dan adik-adik ya, Hana sayang bibi, Asalamualaikum."
" Bibi juga menyayangi mu Hana. Walaikumsalam."
****
Hana kembali ke meja makan untuk membereskan sisa makanan Makan malam. Ternyata nyonya Ratna masih di sana, lalu Hana menghampirinya,
"Nyonya, saya sudah punya jawaban pertanyaan nyonya tadi siang, " ucap Hana pelan.
" Apa jawaban mu Hana? "tanya nyonya Ratna dengan wajah penuh harap.
"Sa-sayaa...
Hana terdiam sejenak, kemudian melanjutkan ucapan nya,
" Saya bersedia nyonya."
Mendengar jawaban Hana nyonya Ratna langsung berdiri dan memeluk Hana.
"Terima kasih sayang, " Ucap nyonya Ratna terharu.
" Tapi bagaimana dengan tuan Aditya, apakah...
Nyonya Ratna langsung memotong ucapan Hana,
" Itu biar saya yang mengurusnya Hana, saya yakin pasti dia tidak akan menolak lagi," jawab nyonya Ratna sambil tersenyum.
*****
Hana pergi ke dapur untuk mengambil minum pas ia keluar dari dapur ia berpapasan dengan Aditya yang baru pulang bekerja.
"Kebetulan kamu di sini, siapkan makan malam saya," ucapnya menatap Hana tajam.
" Tuan mau makan apa?"
" Salmon bakar, " jawab Aditya sambil terus melangkah. baru berjalan beberapa langkah ia berhenti, tanpa menoleh ia berkata,
" Tidak usah di bawah ke kamar, saya akan turun untuk makan." Kemudian ia melanjutkan langkahnya.
Hana baru saja selesai meletakan makanan di meja makan, Ia melihat Aditya sedang berjalan menuruni tangga.
Hana menarik kursi untuk Aditya setelah Aditya di duduk, Hana berjalan meninggalkan meja makan.
"Saya tidak suka makan sendiri, jadi jangan pernah meninggalkan meja ini sebelum saya selesai makan, " ucap Aditya sinis.
Hana menghentikan langkahnya dan duduk kembali, ia memilih kursi yang agak jauh dari Aditya. Ia menatap Aditya sekilas yang sedang makan sekilas. Hana melipat kedua tangan nya di atas meja kemudian menyandarkan pipinya di atas punggung tangannya.
Makanya menikah biar tiap hari ada yang menemanimu tuan pabrik es, jangan kan makan tidur pun kau takkan sendiri. Tapi.....kalau nanti aku beneran jadi nikah sama dia berarti aku harus tidur....
Iiihhh..., Hana menggeratakan bahunya sendiri, ngeri membayangkan lamunan nya sendiri.
" Kenapa kamu!"
" Tidak apa-apa Tuan. Hanya sedikit kedinginan."
Ternyata dia sedang memperhatikanku pantasan suhunya menjadi dingin begini.
Hana terkikik dalam Hati.
Tak ada lagi terdengar suara sampai Aditya menyelesaikan makannya. Aditya langsung pergi ketika makanan nya sudah habis. Hana membereskan piring Aditya dan mencucinya. Setelah selesai ia kembali ke kamarnya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung