Terjebak Cinta Om Mafia Possesive

"Sepertinya kita harus menikah malam ini juga" ucap lembut Grey yang terdengar begitu menekan

"Oo--om kok bisa ada disini"

"Kenapa? Bukankah rumah sakit tempat umum? Lalu aku tidak boleh kesini?"

"Bukan seperti itu om, hanya saja--" belum sempat Arazey melanjutkan ucapan nya tiba-tiba saja sebuah benda kenyal yang terasa begitu panas menempel dibibirnya

Sontak Arazey pun langsung membolakan matanya seraya menahan dada Grey yang saat ini tengah berusaha mel*mat bibirnya. "Emmm!." Mencoba memberontak dan mendorong tetapi Arazey tetap kalah tenaga

Hingga akhirnya Grey semakin nekad dan mengigit bibir Arazey yang tertutup rapat. Meringis sakit hingga refleks bibirnya terbuka, sedetik kemudian lidah Grey memaksa masuk dan mengabsen begitu intens mulut Arazey

Sesak dan panas, itulah yang Arazey rasakan dimana ia merasa sesak karena Grey terus memepetkan tubuhnya dan tangannya yang terus menekan tengkuk lehernya, serta rasa panas yang berasal dari tubuh Grey apalagi bibirnya yang kini tengah meraup rakus bibir Arazey

Semakin lama Grey semakin menjadi hingga terdengar suara ketukan pintu yang berada tepat dibelakang tubuh Arazey, barulah Grey menghentikan kegiatan nya

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Dokter Arazey, apa kamu sudah selesai?" tanya seorang pria dibalik pintu sana

Dengan nafas memburu Arazey mencoba melepaskan tubuhnya dari kungkungan Grey tetapi pria dewasa itu malah memeluk erat dirinya dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Arazey

"Om lepas!" bisik pelan Arazey dengan nafas tersengal

Menggeleng pelan lalu Grey mengecupi leher dengan aroma khas yang membuatnya candu itu. Hingga suara ketukan pintu kembali terdengar

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Dokter Arazey? Apa kamu masih didalam?" ucap pria yang tak lain adalah dokter Hans

"Masih mau pergi dengan nya?" tanya pelan Grey tanpa melepaskan pelukan nya

"Tentu, kenapa aku harus membatalkan nya?" jawab ketus Arazey masih dengan berusaha melepaskan pelukan Grey

Sedangkan Grey yang merasa geram pun langsung mengigit leher Arazey hingga gadis itu memekik pelan. "Aww!!"

"Dokter Arazey, kamu kah itu?" tanya Hans yang belum juga mendapat jawaban dari Arazey

Lantas Grey pun melepaskan pelukannya dan sedikit menjauhi Arazey. "Silahkan pergi, tapi siap-siap untuk menanggung resikonya setelah ini"

Mendengar ucapan seperti itu Arazey pun langsung berbalik dan membuka sedikit pintu ruangan nya dan langsung keluar serta menutup kembali

"Ada apa Dokter? Tadi sepertinya kamu berteriak?" tanya penasaran Hans dengan mata yang mencoba melihat kedalam

"Emm tidak ada apa-apa senior, hanya saja sepertinya makan malam kali ini kita tunda lagi" sahut Arazey dengan raut tidak enak nya

"Lho kenapa? Bukankah tadi kamu mau?"

"Maaf senior, tiba-tiba saja aku merasa sedikit tidak enak badan"

"Kamu sakit?" tanya khawatir dokter Hans. Lantas Arazey pun mengangguk pelan dan mengusap lehernya

"Sepertinya begitu, aku merasa sedikit kelelahan akhir-akhir ini"

"Baiklah tidak apa, lebih baik sekarang aku antar pulang" sahut cepat dokter Hans yang langsung mendapat gelengan cepat dari Arazey

"Tidak perlu senior, tadi saya sudah menelpon supir untuk menjemput"

"Ah seperti itu ya?". Terlihat dengan jelas raut kecewa dokter Hans yang kini sedikit menundukkan kepalanya

"Senior marah padaku?" tanya Arazey dengan raut tidak enak nya. Lantas dokter Hans pun langsung menggeleng dan tersenyum

"Tidak kok, untuk apa aku marah? Malah aku takut kamu kenapa-napa"

Membalas senyuman dokter Hans dengan senyuman manisnya, lalu Arazey mengangguk pelan

"Kalo gitu aku pulang duluan ya" tutur dokter Hans seraya merapihkan jas yang bertender dilengan nya

"Baiklah, hati-hati senior dan sekali lagi maaf"

"Tidak apa". Tersenyum lalu dokter Hans pun berbalik dan mulai melangkah meninggalkan Arazey

Setelah beberapa saat punggung seniornya itu sudah tidak terlihat lagi, Arazey pun kembali masuk keruangan nya dan menutupnya rapat pintu

"Kenapa tidak jadi pergi?" tanya pelan Grey yang kini duduk dikursi kerja Arazey seraya memijat pelipisnya

Tetapi bukannya menjawab, Arazey malah kembali bertanya seraya mendekati Grey. "Om sakit?"

Menggeleng pelan lalu Grey menatap begitu intens wajah Arazey. "Kenapa balik lagi? Ga jadi dinner kah?"

"Haishh udah aku bilang ini bukan dinner" kesal Arazey dengan tangan yang memegang kening Grey. Pria itu hanya diam sambil memejamkan matanya yang memang terasa sangat berat

"Om sakit" gumam pelan Arazey yang dapat didengar oleh Grey, dan kini lagi-lagi pria itu menggeleng. "Sudah aku bilang aku ga--"

"Mau aku periksa atau euthanasia?" potong tegas Arazey menatap mata sayu itu

Memang benar saat ini Grey sedang sakit, dapat Arazey dengar dari suaranya yang sedikit berbeda serta suhu tubuh yang tinggi dan satu lagi, tatapan lelahnya

"Jahat sekali" tutur lemah Grey seraya memeluk peluk Arazey

Sepertinya pertahan Grey semakin melemah, sakit kepala yang ia rasakan kini semakin terasa begitu berdenyut

"Jadi mau pilih yang mana?"

"Periksa saja, aku belum menikah denganmu masa harus mati lebih dulu"

"Yaudah sekarang lepasin dulu, aku mau ambil peralatan nya". Grey pun menurut tanpa membantah lagi, karena jujur ini sangat menyiksa dirinya

Arazey pun mengambil beberapa peralatan seperti tensi darah, stetoskop yang sempat terjatuh dilantai sana dan alat lain nya yang kini sudah tergeletak diatas meja kerjanya

Kembali memeluk perut Arazey yang berada disampingnya lalu Grey menenggelamkan wajahnya diperut rata itu

"Jangan gini om aku susah memeriksa nya, lebih baik bersandar dikursi" lembut Arazey merasa kasihan

"Sudahlah periksa saja" lirih Grey yang menyahut dengan mata terpejam

Arazey hanya mendengus pelan dan mencoba memeriksa dengan posisi seperti itu. Baiklah untuk saat ini jangan membuatnya marah dan sepertinya pria ini sangat tidak baik-baik saja, pikir Arazey

Setelah menyuntikkan obat penurun demam Arazey dengan sedikit kesusahan tetapi gadis itu berusaha melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter, hingga kini terdengar dengkuran halus ditelinga nya

"Om?" panggil Arazey. Tetapi tidak mendapatkan sahutan atau respon apapun hingga akhirnya ia menggeser sedikit kepala Grey dan menunduk menatap wajahnya yang kini tertidur begitu lelap

"Astaga padahal baru selesai disuntik lho" gumam tidak percaya Arazey

Menggeliat dan mendusel pelan lalu Grey kembali menenggelamkan wajahnya seperti posisi awal

"Cih dasar pak tua!" sinis gemas Arazey kemudian mengusap-usap pelan kepala Grey

Entah apa yang Arazey lakukan saat ini yang pasti tangannya bergerak sendiri dan bibirnya terus tersenyum kecil

"Tiga minggu ini pasti om sibuk banget ya? Sampai ga pernah ganggu aku lagi dan sekarang malah sakit gini"

...----------------...

Sekedar pengetahuan:- Euthanasia atau suntik mati adalah salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk menghilang kan nyawa seseorang yang pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan penderitaan seseorang akibat penyakit yang tidak bisa diobati