ISTRI BUTA TUAN MAFIA

Setelah beberapa hari Gabriel belum juga kembali, padahal Vale sangat ingin melihat wajah tampan sang suami, meskipun tidak ada bedanya dengan wajah Noah, tapi Vale yakin suaminya lebih tampan dari adik iparnya. Jelas Vale mengatakan suaminya lebih tampan dan gagah, lantaran Gabriel adalah seorang ketua Mafia.

Vale tengah melakukan makan siang di temani oleh Kimmy, dia belum kembali ke Mansion suaminya, saat ini dirinya sedang berada di Mega Mansion sang mertua.

“Kimmy, kita kembali ke Mansion Gabriel, aku takut kalau dia kembali dan tidak menemukan ku, akan menghukum kita" Ucapnya, Kimmy mengangguk setuju.

“Baiklah, disini juga tidak aman untukmu, Tuan Noah selalu menatap mu setiap ada kesempatan, aku khawatir kalau sampai Tuan Gabriel tau pasti akan menimbulkan kesalahpahaman" Jawab Kimmy.

Selain Gerald ternyata Kimmy diam-diam juga merasakan kekhawatiran itu, lagi pula sikap Gabriel sudah tidak seburuk dulu.

“Hust, jangan asal bicara, jelas Noah menatapku karena dia punya mata" Kekeh Vale pelan.

Kimmy menggeleng pelan. " Nyonya Vale, meskipun aku tidak memiliki kekasih, tetapi aku bisa membedakan antara tatapan dengan hati atau tatapan biasa saja, Tuan Noah itu menyukaimu"

Vale mengangguk saja, dia ingin segera kembali ke mansion suaminya, tetapi sebelum itu Vale harus izin terlebih dulu pada kedua mertuanya, dia juga tidak nyaman tinggal lama-lama disini.

***

Setelah melakukan perjalanan sekitar satu jam setengah, Vale dan Kimmy sudah tiba di depan bangunan mewah dan megah milik Gabriel. Awalnya Celine belum mengizinkan Vale untuk kembali, tetapi perempuan cantik itu terus memaksa sampai akhirnya mendapatkan izin.

Setiap langkah kaki Vale, matanya selalu terpaku pada isi di dalam rumah mewah itu. Tidak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya bahwa dia akan tinggal di rumah semewah dan semegah itu.

“Kimmy, apakah selama ini aku tinggal di rumah mewah ini?" Tanyanya.

Kimmy cekikikan melihat wajah takjub Vale menatap setiap isi rumah yang terdapat guci-guci mahal. “Benar, Nyonya selama ini kita tinggal di tempat mewah ini dengan mempertaruhkan nyawa, sekali senggol guci sampai pecah, maka nyawa melayang" Jawab Kimmy membuat Vale merinding.

“Mengerikan" gumamnya pelan.

Kimmy kembali tertawa pelan. “Baiklah Nyonya, mari aku antar ke kamarmu" ujar Kimmy, Vale mengangguk pelan, dia juga merasa lelah dan ingin beristirahat sebentar.

Sesampainya di kamarnya dia kembali dibuat ternganga dengan kamar yang selama menikah dengan Gabriel dia tempati. Kamarnya sangat luas, mewah, megah dan elegan dengan interior yang sangat indah.

“Kimmy, kita gak salah masuk kamar kan?" Tanya nya sekali lagi.

“Tidak, ini memang kamar utama yang selama ini kamu tempati bersama Tuan Gabriel" Jawab Kimmy tersenyum lembut. Kimmy juga sangat bahagia karena perempuan yang dia jaga selama ini sudah bisa melihat kembali dan tidak membuatnya khawatir lagi, Vale pasti bisa lebih berani melawan Liana.

Belum ada yang tau baik Vale maupun Kimmy jika Liana sudah tiada, yang keduanya tau, Liana ikut pergi bersama dengan Gabriel dan Daniel.

Vale melihat sekeliling, di kamarnya terdapat ranjang king size yang sangat empuk, pantas saja ketika dia di lempar oleh Gabriel ke ranjang terasa terbenam, karena benar-benar empuk dan nyaman. Selain itu juga terdapat sofa panjang yang terakhir kali dia pakai untuk bercinta dengan suaminya sebelum melakukan perjalanan bisnis.

“Aku benar-benar seperti sedang bermimpi" Ucap Vale menggelengkan kepala, dia masih terpana seakan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

“Kamu bahagia Nyonya? Dan lihat itu" tanya Kimmy sembari menunjukkan ke arah belakang Vale, yang terdapat banyak deretan tas-tas mahal dan perlengkapan lainnya untuk Vale.

Kimmy dengan sabar terus menjelaskan semua pertanyaan Vale, barang-barang yang Vale miliki ternyata memang di belikan oleh Gabriel secara diam-diam dan memang tidak mengatakannya pada Vale.

**

Tempat dua bulan Gabriel melakukan perjalanan bisnis, akhirnya Vale bisa bernafas lega dengan wajah yang berbinar setelah mendengar kabar jika suaminya sedang dalam perjalanan pulang.

Vale ingin memberikan kejutankan kepada Gabriel, bahwa dia sudah bisa melihat kembali, entah seperti apa reaksi pria itu, senang atau biasa saja, Vale juga tidak tau kenapa tiba-tiba sangat merindukan Gabriel.

Senyumnya kembali redup dia teringat dengan perjanjiannya dengan Liana yang akan bersaing mendapatkan hati Gabriel, mungkinkah sekarang mereka sudah bersama?

Vale menundukkan kepalanya, menarik nafas dalam-dalam. “Mungkin mereka sudah menghabiskan waktu bersama setiap malam" gumamnya pelan.

“Siapa yang menghabiskan waktu bersama setiap malam?" suara yang tidak asing itu mengagetkan Vale, perempuan cantik itu segera menoleh ke arah sumber suara. meskipun sedikit heran kenapa tidak tercium bau parfum Gabriel.

Entah mendapatkan keberanian dari mana Vale langsung berlari menghampiri suaminya, tentu saja tindakan itu membuat Gabriel terkejut.

“Val, jangan lari nanti kamu bisa terjatuh" seru Gabriel berjalan cepat ke arah istrinya.

GREP

Vale memeluk erat tubuh kekar itu, menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami, meskipun kaget dengan tindakan istrinya, Gabriel tersenyum tipis mendapatkan sambutan yang sesuai dengan keinginannya.

“Lain kali jangan lari-lari, apa kamu tidak takut terjatuh?" ucap Gabriel melerai pelukannya, dan memegang kedua bahu istrinya.

Vale tersenyum lalu menggeleng pelan. “Aku tidak takut jatuh jika berada di dekat mu" jawabnya sembari tersipu.

“Bagaimana mana kabarmu?" tanya Gabriel mengalihkan pembicaraan, sebab jantung nya sudah tidak akan.

“Aku baik-baik saja, aku merindukan mu Gabriel, apakah kamu tidak rindu padaku? Ouh aku tau kamu pasti.. "

“Apakah perempuan memang suka mengoceh seperti mu Val? Aku baru saja kembali dan kamu sudah ingin menuduhku bermain bersama perempuan lain?" Sela Gabriel menatap datar istrinya.

Vale cengengesan. “Maaf, aku terlalu merindukanmu" Lirihnya.

Gabriel berdecak pelan, dia menatap istrinya lalu tidak lama kemudian keningnya mengerut. seperti ada yang berbeda dengan istrinya, Vale membalas tatapannya.

“Kamu sangat tampan" celetuk Vale, meskipun kembar ternyata masih ada perbedaan di antara keduanya. Gabriel memiliki lesung di kedua pipinya jika tersenyum, sementara Noah hanya memiliki satu.

Dari penampilan juga sangat berbeda jauh, Noah berpenampilan layaknya seorang CEO, rambut rapi klimis, sementara Gabriel dia juga ber Jas tapi auranya tetap beda.

“Aku memang lebih tampan dari pria tua itu dan Noah, hanya saja aku tidak sebersih Noah, yang memiliki telapak tangan yang lembut dan berpenampilan rapi, sejak kecil aku memang seperti ini, karena aku besar di perbatasan yang tidak mengenal kerapihan" Gabriel berucap dengan pelan di akhir kalimatnya.

Vale tersenyum. “Tidak masalah, aku sangat suka dirimu yang seperti ini"

Gabriel terkekeh. “Kamu bicara seolah-olah bisa melihatku Valerie" jawabnya mengacak pelan rambut istrinya.

“Aku memang sudah bisa melihat kembali Gabriel"

Bersambung.