Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
"Mas, maafkan Satria! Dia hanya iseng, kami tidak ada hubungan apa-apa Mas." Ucap Mahira.
Nando seperti nya sangat Marah. Ia tidak memperdulikan ucapan Mahira. Matanya sedang menatap jalanan.
"Masss...???"
"Kamu suka kan, di dekati banyak pria?" Mahira menggeleng.
"Aku sadar diri, aku sudah tua Ra. Mereka masih muda dan tampan. Pasti kamu akan memilih mereka." Ucap Nando kesal.
Mahira hanya tersenyum kecil, seperti inikah jika suaminya cemburu? Sangat menggemaskan. .
"Tapi ini bukan anak mereka." Jawab Mahira sambil mengelus perutnya.
Nando melirik Mahira yang tersenyum manis padanya, Mahira memang sangat cantik, siapa yang tidak gadis polos, blasteran bule dan pekerja keras? Hanya saja Nando yang terlambat menyadari nya.
"Huh... Bocah kurang ajar itu berani beraninya mencium istri orang. Siapa nama orang tua nya? Biar aku laporkan tingkah laku anaknya itu " Omel Nando.
Mahira mengelus tangan Nando mencoba untuk menenangkan Nando yang sedang terbakar api cemburu. Seorang pria 40 tahunan jika cemburu bisa jauh lebih imut dari kebanyakan pria pada umumnya.
"Oh iya, Kamu masih berharap kalau ayah mu ada?" Tanya Nando, Mahira pun mengangguk.
"Jangan mencari nya! Untuk apa mencari nya? Dia sudah menelantarkan mu dan juga ibumu!" Nando mencoba mempengaruhi Mahira agar menghentikan pencarian nya.
"Saya juga ingin tahu ayah saya seperti apa." Ucap Mahira.
Nando menatap Mahira, lalu ia memeluk nya dari samping dan membelai rambut nya. Tak dapat dipungkiri jika Nando begitu menyayangi Mahira dan tidak ingin kehilangan nya.
Nando akan menyembunyikan Mahira jika suatu saat ayah biologis nya akan mencari nya.
*
Saat sudah sampai di dokter kandungan, Mahira melakukan pemeriksaan USG, Nando baru pertama kali menemani nya dan melihat langsung perkembangan kedua bayi kembarnya yang bergerak aktif.
Senyum mengembang di bibir Nando, di umur yang sudah kepala 4 ia akan mendapatkan bayi kembar yang sangat lucu.
"Bayinya sangat sehat, posisi kepala mereka sudah ada di jalan lahir, saya akan membuat kan jadwal untuk pemeriksaan selanjutnya." Ucap sang Dokter.
Mereka melanjutkan obrolan dan terlihat kalau Nando sangat antusias sekali. Mahira sangat senang, ia berharap jika Nando akan selalu seperti ini. Mahira tak egois jika menginginkan Nando untuk selalu perhatian padanya.
Tapi disisi lain ia teringat akan permintaan Meera yang meminta nya agar dia pergi dari Nando.
Setelah ke Dokter kandungan, Nando mengajak Mahira ke toko peralatan bayi. Mereka berbelanja keperluan si kembar.
Nando memilih kan nya sendiri untuk anak anak nya. Sudah lama sekali Nando tidak berbelanja perlengkapan bayi. Terakhir kali saat Dani masih kecil.
"Ini bagus Tuan." Ucap Mahira ketika melihat baju bermotif pahlawan yang lucu.
"Ambil saja apapun yang mau kamu ambil." Ucap Nando.
Mahira tersenyum senang, ia pun mengambil beberapa potong baju dan sepatu. Nando mengambil botol s**u membuat Mahira heran.
"Botol s**u untuk apa?"
"Untuk jaga jaga jika asi mu tidak keluar.' Mahira menaikan alisnya.
"Pasti keluar, Tuan."
"Tapi aku juga tidak mau berbagi dengan anak anak ku."
Mahira yang mendengar nya terkekeh geli sekaligus malu, Nando yang melihat ekspresi Mahira langsung mencubit kedua pipi gembul nya dengan gemas.
Berat badan Mahira naik hampir 18kg jadi untuk bergerak saja kesulitan. Mereka berbelanja dengan sepuasnya. Sampai Nando lupa jika punya janji untuk menjenguk putri nya.
"Ra, aku mau melihat baju disana." Ucap Nando. Mahira pun mengangguk.
Nando pergi sendirian sedangkan Mahira masih betah di area itu.
Seseorang yang memakai baju seksi yang memakai kacamata yang menggantung di matanya memperhatikan Nando.
Wanita itu tampak seumuran dengan Nando. lalu mendekati Nando dan kemudian menabrak bahu Nando.
"Ah. ... Maaf." ucap wanita itu.
Nando mengangguk, ia lalu melanjutkan memilih baju untuk anak nya dan mengabaikan wanita itu yang masih di depan nya.
"Hidup mu sangat menyedihkan, Nando." lirih wanita itu.
Nando menoleh namun wanita itu telah pergi meninggalkannya. Nando mancari nya dan melihat wanita tadi sudah keluar dari baby shop.
Mahira menghampiri nya , ia heran kenapa Nando terlihat seperti sedang bingung.
"Ada apa Tuan??"
"Eh, tidak apa apa, ayo kita lanjutkan belanja nya , setelah ini aku harus ke rumah sakit menjenguk Dinda."
Mahira mengangguk, setelah memilih dan membayar semua belanjaan nya. Nando mengantar Mahira ke apartemen nya dulu baru dia akan kerumah sakit.
Nando sudah terlambat 2 jam untuk menjenguk putri nya . Di dalam mobil Mahira terus tersenyum senang berkat perlakuan Nando yang manis hari ini.
"Ra, istirahat lah! Aku harus ke rumah sakit, lalu aku langsung kembali ke kantor. Malam ini aku tidak pulang ke apartemen mu, jadi kamu langsung tidur dan jangan menunggu ku." Ucap Nando.
" Baik Tuan, terima kasih untuk hari ini."
Nando mengecup pipi Mahira, lalu ia segera pergi ke rumah sakit.
Dia khawatir jika putri nya marah. Tentu saja siapa yang tidak akan marah jika janjinya tidak ditepati?
Tentu saja siapa yang tidak marah jika janjinya tidak ditepati? Bahkan Nando saja akan marah jika ada yang mengingkari janji.
Nando berharap jika Dinda mau memaklumi kondisi nya. Nando sekarang buka hanya menjadi ayah untuk mereka saja, namun harus menjadi ayah untuk si kembar yang akan lahir belan depan.
Sesampainya di rumah sakit. Ruangan Dinda telah kosong, ternyata Dinda sudah pulang hari ini. Nando mencari keberadaan Meera . Namun rekan kerja nya bilang kalau Meera cuti hari ini untuk mengantar Dinda pulang.
"Kenapa mereka tidak menelepon ku?" Batin Nando.
Nando langsung pulang ke rumah, ia terus menelpon Meera namun rupanya sang istri tidak mengangkat telepon nya.
Nando yakin kalau mereka pasti sangat marah. Nando menyuruh Ibnu untuk melajukan mobilnya ke rumah besar nya dan sesampainya disana Nando melihat Meera sedang memasukkan baju bajunya ke dalam koper.
"Sayang, ada apa?" Tanya Nando.
"Ada apa? Kami akan pergi keluar negeri, kami tidak butuh suami maupun ayah seperti mu " Jawab Meera.
Nando memohon pada Meera agar tidak melakukan hal kekanakan. padahal ini semua terjadi karena permintaan nya yang terus menekan Nando agar dekat dengan Mahira. Setelah Nando sudah dekat dengan Mahira malah sekarang Meera tidak terima.
"Sayang, kamu hanya merasa lelah telah mengurus anak anak kita yang bandel. Aku akan memesan tiket liburan untuk kita semua." Ucap Nando.
"Aku tidak butuh, aku hanya butuh kamu selalu ada untuk anak anak kita."
"Tapi Mahira...."
"Aku tidak perduli."
Nando menghela nafas panjang, ia mengangguk paham lalu kemudian memeluk Meera.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..