NovelToon NovelToon
LOOTER

LOOTER

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Perperangan / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas / Office Romance / Barat
Popularitas:514
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

Di dunia dark web, satu nama ditakuti: LOOTER. Tak ada yang tahu identitas aslinya, hanya bahwa ia adalah algojo bayaran dengan keterampilan militer luar biasa. la bisa menyusup, membunuh, dan menghilang tanpa jejak. Kontraknya datang dari kriminal, organisasi bayangan, bahkan pemerintah yang ingin bertindak di luar hukum.

Namun, sebuah misi mengungkap sesuatu yang seharusnya terkubur: identitasnya sendiri. Seseorang di luar sana tahu lebih dari yang seharusnya, dan kini pemburu berubah menjadi buruan. Dengan musuh di segala arah, LOOTER hanya punya satu pilihan -menghancurkan mereka sebelum dirinya yang lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 1

[MISI PERTAMA INFILTRASI]

Aku sedang membersihkan senjata di barak ketika suara pintu berderit pelan. Begitu aku menoleh seorang wanita berseragam tempur masuk dengan langkah tegas. Rambut hitamnya dikucir rendah, wajahnya tanpa ekpresi.

"Komandan ingin kau di ruang taktis. Sekarang," katanya tanpa basa-basi.

Aku menatapnya sejenak. Dari seragamnya, dia bukan anggota regu kami. Badge di dadanya bertuliskan Letnan Kaira. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, tapi jelas dari caranya berbicara 'dingin dan langsung' dia bukan orang biasa.

Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya keluar. Di sepanjang lorong, suara sepatu bot kami bergema. Saat sku melirik ke samping, dia tetap menatap lurus ke depan, seakan tidak peduli aku ada di sana.

Setibanya di ruang taktis, kapten sudah menunggu di depan meja dengan peta digital terbuka di hadapannya. Dia mengangkat kepalanya begitu melihat kami masuk.

"Bagus, kau sudah di sini," katanya, lalu menunjuk ke layar. "Ada target yang harus kita netralisasi. Gudang senjata di sektor tiga belas menyimpan sistem anti-pesawat yang bisa menjadi masalah besar dalam operasi kita berikut."

Aku menajamkan tatapanku. "Dan tugasku?"

"Kau akan menyelinap ke dalam dan memastikan sistem itu hancur sebelum mereka bisa menggunakannya."

Aku mengangguk. Terdengar sederhana, tapi aku tahu misi semacam ini tidak pernah berjalan semudah kedengarannya. Kapten memberikan sebuah tablet dengan pesan thread di layarnya.

...----------------...

[MISI INFILTRASI]

Judul: [CATATAN OPERASI KOPSUS]

User: [Pembawa Cahaya]

Deskripsi:

Ada target tingkat sedang. Lokasi: Gudang senjata S 13. Resiko: 5/10.

Dibutuhkan Tim penetralisasi senjata anti pesawat.

...----------------...

"Kau tidak akan pergi sendirian," lanjut Kapten. "Letnan Kaira akan menemanimu. Dia yang akan memimpin operasi ini."

Aku menoleh ke arahnya. Dia tetap tak berekspresi, tapi dari sorot matanya, aku bisa melihat evaluasi tingkat seperti menimbang apakah aku akan menjadi aset atau beban dalam misi ini.

"Kapan kita berangkat?" tanyaku.

"Setengah jam lagi," jawab Kaira. "Ambil perlengkapanmu dan bertemu di hanggar."

Tanpa menunggu jawaban, dia berbalik dan keluar dari ruangan.

Kapten menatapku. "Jangan meremehkannya. Dia sudah menjalani lebih banyak operasi daripada yang bisa kau hitung."

"Aku mengerti."

Aku bergegas ke gudang senjata, mempersiapkan perlengkapanku. Senapan serbu dengan peredam, pisau tempur, beberapa bahan peledak ringan, dan peralatan infiltrasi standar. Setiap gesekan logam saat aku memasang peralatan di sabuk dan rompi terasa seperti penegasan - ini bukan latihan.

Ketika aku tiba di hanggar, Kaira sudah menunggu di dekat sebuah kendaraan lapis baja ringan. Dia melirik jam tangannya sebelum menatapku.

"Tepat waktu," Komentarnya singkat.

Aku masuk ke dalam kendaraan, dan mesin segera menderu. Ini adalah misi pertamaku, dan aku harus memastikan aku tidak menjadi orang yang mengacaukannya.

...----------------...

Waktu: 02:12

Hujan turun deras saat aku dan Kaira bergerak di sepanjang tepi sungai buatan. Air mengalir deras, membawa dedaunan dan ranting yang hanyut dalam arusnya. Di hadapan kami, terowongan beton besar menganga, menjadi jalur masuk ke dalam pekarangan gudang senjata.

Aku menekan tombol di komunikator telingaku, da suara statis terdengar sebentar sebelum pesan masuk.

Pembawa cahaya: "Pengarahan persenjataan anti pesawat yang tidak biasa di Gudang Senjata telah sangat mengancam armada penyelamat kemanusiaan, komite. Bersiaplah untuk keluar dan menetralisasi ancaman itu. Skuad Frost bite akan bergabung denganmu. Semoga berhasil!"

Kaira menoleh sekilas ke arahku, lalu memberi isyarat dengan dua jari ke depan. "Kita masuk. Tetap diam, tetap cepat."

Aku mengangguk dan merunduk, memasuki saluran air yang gelap. Bau lembab bercampur dengan sisa-sisa hujan yang terbawa arus. Air setinggi lutut menyulitkan langkah, tapi kami terus bergerak, mengikuti jalur yang sudah dipetakan sebelumnya.

Sekitar dua puluh menit ke dalam, cahaya samar terlihat di ujung terowongan. Aku merayap maju, menempel di dinding beton yang dingin. Kaira sudah berjongkok di sampingku, matanya mengamati area terbuka yang terbentang di luar saluran air.

Hujan terus mengguyur, manambahkan kesan suram pada malam itu. Aku dan Kaira bergerak perlahan di sepanjang tepi sungai buatan, dan menunduk lebih rendah, menekan tombol kembali tombol komunikator di telingaku.

Alpha-2: "Pembawa Cahaya, ini Alpha sudah di lokasi, ganti."

Ada jeda sejenak sebelum suara tenang dan profesional terdengar dari saluran radio.

Pembawa Cahaya: "Ini Pembawa Cahaya, diterima. Lanjut ke posisi 1, ganti."

Pembawa Cahaya: "Pembawa Cahaya ke Bravo, beri tahu posisi, ganti."

Bravo-1 still: "Ini Bravo... Sedikit terkendala... Sudah di posisi... Ganti."

Aku melirik Kaira, yang tetap fokus menatap ke depan. kami berdua tahu bahwa jika Bravo-1 mengalami masalah, itu bisa memengaruhi jalannya operasi ini. Tapi tak ada waktu untuk menunggu.

"Semua unit," suara Pembawa Cahaya kembali terdengar, kali ini lebih tegas. "Berikut ringkasan misinya: Hancurkan garis pertahanan AB dan cari lokasi sistem tambahan. Hentikan Renoir dengan segala cara, dan lindungi pihak bantuan kemanusiaan itu!"

Aku menarik napas dalam. Renoir, pemimpin pasukan lawan di sini bukan orang sembarangan.

Alpha-2: "Alpha, diterima, ganti."

Bravo-1 still: "Bravo, diterima, ganti."

Tak ada lagi komunikasi setelah itu. Hanya suara hujan deras yang membentur air dan beton di sekitar kami.

Kaira menepuk lenganku, memberi isyarat. Tanpa suara, kami keluar dari dalam terowongan saluran air. Aku merasakan dinginnya air menggenang di sepatuku saat kami bergerak perlahan di sungai beton. Cahaya bulan samar-samar masuk dari atas, menerangi jalur di depan kami.

Di atas, ada suara langkah kaki. Aku menengadah dan melihat seorang penjaga berdiri di pinggiran tembok sungai, tepat di samping tangga besi untuk naik ke atas. Senjatanya tersampir di bahu, dengan senter mengarah ke sana-sini. Tampaknya tidak menyadari kehadiran kami di bawahnya.

Kaira berhenti, menatapku tajam, lalu menggerakkan jarinya memberi perintah tanpa suara. Aku mengangguk, lalu mulia bergerak mengendap-endap.

Langkahku ringan di atas air setinggi pinggang, sementara Kaira tetap berjongkok, bersiap memberi perlindungan. Aku mendekati tangga, menunggu momen yang tepat.

Penjaga itu menguap dan menoleh ke arah lain.

Kesempatan.

Aku mengangkat pistol berperedam, membidik ke arah pelipisnya, dan menekan pelatuk.

Pffft!

Kepalanya tersentak ke samping, dan tubuhnya kehilangan keseimbangan. Dengan cepat, aku meraih kerahnya sebelum di sempat jatuh, lalu dengan satu dorongan kuat, aku melempar jasadnya ke dalam air. Ada suara byur pelan saat tubuhnya tenggelam dalam arus gelap.

Kami langsung menaiki tangga, meraih permukaan sambil memperhatikan sekeliling. Kaira berdiri dan menyentuh komunikatornya.

"Kosong"

Jawaban segera datang dari Pembawa Cahaya.

Pembawa Cahaya: "Pengelas meninggalkan AOE... Tim penyerbu, siap bergerak. Elang siaga, ganti."

Elang-1: "Elang 1 dimengerti, ganti."

Pembawa Cahaya: "Pembawa Cahaya di sini. Pengelas sudah pergi. Semoga berhasil di sana, ganti."

Kaira menoleh padaku, matanya tajam dalam kegelapan.

"Awasi cahaya. Tetap menunduk. Ikuti aku, dan hindari sorotan lampu, atau misi ini berakhir."

Aku mengangguk dan segera mengikuti langkahnya. kami bergerak cepat dan senyap di antara bayangan, menyusup lebih dalam ke perkarangan gudang senjata. Operasi baru saja dimulai.

To Be Continued.....

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Kalau dia hantu didunia bayangan, kalau saya istri bayang-bayang didunia fiksi/Hey/
Khabar: 😄😄😄😄😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!