NovelToon NovelToon
Secercah Asa Untuk Utari

Secercah Asa Untuk Utari

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Kehidupan yang semula diharapkan bisa mendatangkan kebahagiaan, rupanya merupakan neraka bagi wanita bernama Utari. Dia merasakan Nikah yang tak indah karena salah memilih pasangan. Lalu apakah Utari akan mendapatkan kebahagiaan yang dia impikan? Bagaimana kisah Utari selanjutnya? simak kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Iqbal Kecelakaan

Sepulang dari pengadilan Agama, Akmal masih terus terbayang dengan penampilan terbaru Utari. Dia merasa Utari sudah banyak berubah, padahal mereka berpisah belum ada satu bulan.

"Mas, kamu kok malah melamun?" Hana mendekat sembari membawa segelas es teh untuk Akmal. Akmal meneguk esnya, dia perlu membasahi tenggorokannya sebelum bercerita pada Hana.

"Tadi aku bertemu dengan dia, tapi dia sudah banyak berubah."

"Berubah gimana maksudnya?"

"Ya berubah, dia jadi terlihat lebih rapi dan lagi, dia bahkan menyewa seorang pengacara."

"Menyewa pengacara? Yang benar saja. Mas jangan membual." Hana tertawa, ia tidak akan percaya pada ucapan Akmal. Bagaimana pun dia tahu betul seperti apa Utari. Dulu mereka berdua sangat dekat saat Utari masih kerja di pabrik. Jadi Hana merasa paling tahu, bagaimana kisah hidup Utari yang menyedihkan.

Selama ini Utari sengaja menyembunyikan identitasnya, Utari tidak pernah menceritakan keluarganya pada siapapun karena khawatir orang lain akan menganggap dirinya halu.

"Pasti itu cuma pengacara abal-abal yang dia temui di jalan."

Akmal mendengus. Dia mengambil ponselnya dan mulai mengetik sesuatu di sana. Tak lama mata Akmal melebar dan dia semakin tidak senang. Dia melempar sedikit lebih keras ponselnya ke tangan Hana.

"Sebaiknya kamu lihat itu. Itu profil pengacara yang tadi datang bersama Utari. Dia bukan pengacara abal-abal."

"Alexander Pradana." Hana membaca nama pengacara itu dengan suara bergetar.

"Jadi beneran dia pakai pengacara? Terus dia punya uang dari mana? Jangan-jangan dia jual diri ke pengacara itu," ucap Hana dengan kejamnya. Tuduhannya tidak berdasar, tapi dia meyakini praduganya terhadap Utari.

Saat keduanya masih sibuk bicara, tiba-tiba pintu diketuk dari luar dengan begitu keras. Sepertinya orang yang mengetuk pintu tidak memiliki kesabaran.

Saat pintu terbuka, Hana menaikkan sebelah alisnya, dia menatap orang di depan pintu dengan heran.

"Gawat!" kata orang di depan pintu dengan napas terengah-engah.

"Ada apa, Mas Iwan?" tanya Hana.

"Iqbal, dia di serempet mobil. Mobilnya kabur ga kekejar. Iqbal dibawa ke rumah sakit sama orang-orang."

Wajah Hana langsung memucat. Akmal keluar dari kamar dengan tergesa-gesa. "Apa yang terjadi sama Iqbal?" tanyanya.

"Mas, Iqbal diserempet mobil. Ayo kita segera ke rumah sakit," ujar Hana panik.

Bu Dewi, ibu Akmal yang baru turun dari ojek seketika membeku mendengar ucapan Hana. Rencananya hari ini Bu Dewi ingin menengok cucunya dan menanyakan tentang hubungan Akmal dan Utari. Siapa sangka dia justru malah mendengar kabar mengejutkan seperti ini.

Akmal segera mengunci pintu rumah, dia, Hana dan ibunya langsung memesan ojek online. Mereka bertiga segera ke rumah sakit.

Utari duduk di ruang tamu, di depannya ada seorang wanita cantik.

"Bu Utari, perkenalkan saya Lisa, saya adalah orang yang diutus oleh pak Tama untuk menjadi asisten bu Utari.

"Asisten?" tanya Utari bingung.

"Ya, Bu. Saya asisten anda mulai hari ini. Pak Tama meminta saya untuk membantu anda."

"Oh, kalau gitu saya hubungi papa dulu, ya, Mbak. Soalnya saya juga bingung ini, mau kasih kerjaan apa sama mbak Lisa." Utari mengambil ponselnya dan menghubungi papa Tama. Setelah mendengarkan penjelasan papa Tama, Utari memandang Lisa sambil menghela napas.

"Ya udah mbak, sementara mbak temenin saya dulu aja. Sore ini papa minta aku buat medical check up di rumah sakit."

"Kalau begitu saya buatkan janji sama pihak rumah sakitnya dulu, ya, Bu."

"Oh, ya, baiklah." Utari duduk bersandar di sofa dengan wajah canggung. Bian datang dan langsung duduk di samping Utari.

"Mbak Lisa kapan datang?"

"Kemarin malam, Pak Bian. Bapak minta saya ke sini untuk jadi asistennya bu Utari," jawab Lisa sopan.

Lisa memanglah salah satu dari jajaran orang kepercayaan papa Tama. Dengan adanya Lisa di sini, Bian sudah bisa menebak maksud dan tujuan papanya. Hanya saja dia sedikit keberatan.

Bukan karena dia merasa iri atau tidak suka Utari akan mulai bekerja, tapi Bian merasa papa Tama tidak peka terhadap perasaannya pada Utari. Bian menggerutu dalam hati.

"Nanti aku mau cek kesehatan di rumah sakit, Bi."

"Mau aku antar?" tanya Bian. Pria tampan itu menatap Utari dengan begitu dalam. Utari menggeleng sambil tersenyum.

"Ga usah. Ada mbak Lisa yang mau nemenin aku."

Bian melirik Lisa dengan penuh aura permusuhan. Lisa tiba-tiba merasakan dingin di punggungnya.

Sore itu Utari memakai setelan baju kasual. Lisa membantu Utari menata rambutnya. Utari kali ini benar-benar tidak bisa menolak bantuan Lisa. Keduanya sama-sama pemalu dan memiliki rasa sungkan yang begitu besar.

Bian duduk di ruang tengah, dia pura-pura sedang mengerjakan sesuatu dari laptopnya dan sesekali melirik ke arah tangga.

Saat Utari turun, Bibir Bian seketika merekah. Baginya di dunia ini, selain mamanya, Utari adalah satu-satunya wanita yang dianggap cantik olehnya.

"Aku ikut nganter kamu, ya?" Bian kembali mencoba membujuk Utari. Namun, wanita itu tetap dengan pendiriannya.

"Aku bukan larang-larang kamu karena aku ga suka. Justru aku ingin menjaga harkat, martabat kamu. Aku ini wanita yang sedang dalam proses perceraian. Aku tidak ingin ada gosip murahan tentang kamu, Bi."

Bian melihat mata Utari. Dia akhirnya mengalah. Utari dan Lisa segera ke rumah sakit. Sedangkan Bian hanya menatap kepergian mobil Utari dengan wajah lesu.

Setibanya di rumah sakit, Lisa mengurus semuanya. Utari hanya perlu duduk dan menunggu giliran periksa.

Utari menunggu sekitar lima menit, ia merasa perutnya tidak nyaman. Dia melirik Lisa dan bertanya dengan ragu, "Mbak Lisa, kira-kira giliran kita masih lama engga? Aku sakit perut."

Lisa segera bangkit dari duduknya dan bertanya pada perawat yang bertugas di depan poli dokter.

"Bu Utari, masih ada empat antrian lagi."

"Oh, kalau begitu saya mau ke toilet sebentar, Mbak Lisa."

"Mau saya antar, Bu?"

"Ga perlu, Mbak. Mbak Lisa juga tolong jangan panggil saya ibu, kesannya saya tua banget," kata Utari seketika meninggalkan Lisa.

Utari mencari toilet di sekitaran lorong poli, tapi ternyata banyak yang mengantri. Utari memilih berjalan menuju ke depan. Tanpa sengaja dia bersenggolan dengan lengan seseorang.

Utari hendak meminta maaf, tapi dia tiba-tiba mendengar makian suara seseorang yang sangat dia kenali.

"Kalau jalan itu matanya dipake Mbak. Jangan nunduk aja, merugikan orang, tau."

Utari mengangkat matanya dan melihat ibu Akmal terus mengomel. Sungguh sial. Dia sudah sangat kebelet sekarang.

"Maaf, Bu." Utari segera melewati ibu Akmal itu, Bu Dewi yang masih marah karena disenggol tidak menyadari jika orang yang ada dihadapannya itu adalah menantunya.

"Utari." Hana yang baru saja tiba, menatap Utari dengan tatapan menelisik. Utari berhenti dan menoleh ke arah Hana. Dia menatap hanya dengan dingin.

Bagaimana bisa orang yang sudah dicampakkan malah terlihat jauh lebih baik? Hana menatap iri pada Utari.

1
Widia Sari
lanjut
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
Apthiana Devi
semua cerita2 nya bagus...
Ati Rohayati
Luar biasa
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
jiannafeeza 2201
jangan bilang dewa suka sm utari
utari pokoknya untuk Bian gak boleh sm yang lain 😁
jaran goyang
𝚍𝚎𝚠𝚊 𝚗𝚘 𝚢𝚊 𝚗𝚘
jaran goyang
𝚙𝚜𝚝 𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚖𝚗𝚌𝚕𝚔𝚊𝚒.... 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛𝚒𝚞𝚜
jaran goyang
𝚐𝚔 𝚍𝚊 𝚘𝚝𝚊𝚔
Widia Sari
dasar si ibu gak tau malu
ni karena mau merasakan kekayaan utari makanya di bujuk utari buat rujuk sm si akmal ...
Bagus utari jawaban yang bagus biar kapok tuh si ibu
jaran goyang
𝒓𝒔𝒌𝒏..𝒏𝒆𝒙𝒕
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong kk
kaila
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!