Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.
Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Di bulan November adalah hal yang bisa dikatakan sebagai penerimaan mahasiswa baru yang akan masuk di kampus sana. Termasuk seorang wanita yang dari awal terlihat sangat mencolok di antara banyaknya mahasiswa maupun mahasiswi yang normal.
Dengan sepatu sneakers hitam putih, rambut panjang pirang, kaus kerah tinggi dan juga memakai kemeja yang tidak di kancing kan, membuat semua orang berpikir dia adalah seorang model. Memakai celana yang cocok di kakinya membuat mereka juga berpikir, baju yang aneh pun juga akan cocok di pakai olehnya.
Seperti yang di bayangkan juga, memiliki sikap yang sangat friendly. "Halo!! Halo kalian yang menatap ku... Ehehhehem..." dia tertawa sungguh sangat manis dan cantik. Bahkan semua lelaki-lelaki yang melihat nya menjadi tertarik padanya.
"Siapa dia?"
"Di tanda pengenal nya, dia bernama Chandrea, nama yang bagus untuk wanita seperti nya."
"Dia sungguh sangat cantik dan juga seksi..."
"Menurut mu apa dia akan berteman dengan kita yang begitu memiliki banyak circle?" mereka mulai berencana berteman dengan nya.
Tapi siapa sangka, di pemikiran wanita itu yang bernama Chandrea menjadi memikirkan sesuatu. "Aku ke kampus ini, karena umur ku memang harus ada di kampus... Ehehewhmm... Aku sungguh sangat senang mereka melihat ku begitu... Tapi maaf yah, aku cari teman yang sangat unik dulu..."
Chandrea, dia adalah wanita yang akan di kenal oleh kampus. Dia adalah gadis yang saat itu berhasil mendapatkan perhatian dari kemampuan nya, wanita yang pandai dalam ingatan aksi sejak kecil dan juga merupakan wanita yang sangat terlihat trending. Seperti yang diceritakan di chapter pertama. "Gadis manis itu telah menjadi wanita cantik dan terlihat memiliki apa yang dia mau, termasuk sikap yang tak banyak orang punya."
"Hei cantik," beberapa orang datang. "Kenalin," dia mengulur tangan dan berniat akan berkenalan dengan nya.
Chandrea hanya tersenyum dan tertawa gumam itu. "Ehehehem..." hanya tertawa setelah itu berjalan pergi membuat tangan itu terabaikan, sikap yang aneh dan terlihat bodoh sekali.
Orang itu menjadi berwajah tak percaya. "Apa?! D-dia sombong!? Tapi kenapa senyumnya tidak menggambar kan sekali?"
Begitulah cara wanita ini menolak, dia terlalu menikmati dunia sebagai wanita gila yang menebarkan tawa yang begitu gila dan sangat menikmati hal itu.
"Hei, tunggu," lihatlah siapa yang tidak menyerah, lelaki tadi menghentikan nya membuat Chandrea berhenti berjalan dan menjadi menatapnya bahkan tatapannya itu tak berubah dan hanya menggunakan senyuman kecil itu.
"Hei, aku menawarimu untuk berkenalan, kenapa kau begitu tidak sopan? Apa kau harus di ajari? Paling tidak dengan sebuah perkataan, kau seperti orang aneh dengan jawaban senyuman mu itu," lelaki itu menatap agak mengerikan.
Tapi siapa sangka, Chandrea kembali membalas. "Ehehem…" dengan hal yang sama.
Seketika lelaki itu memasang wajah aneh. "Lupakan saja, kau begitu aneh, cantik-cantik aneh…" akhirnya dia menyerah dengan sikap wanita itu.
Dia terus melakukan hal itu terus menerus, ketika ada yang mendekat pasti melakukan hal yang sama dengan cara yang sangat aneh sehingga mereka juga mulai berpikir bahwa dia aneh, tapi dia tetap fokus pada tujuan nya.
Hari berhari, banyak sekali orang yang hampir semuanya ingin berkenalan dengan nya, tapi dia terus melakukan hal yang sama. Melewati mereka sesudah memberikan mereka senyuman gumam itu, bahkan itu di sebut senyuman khas yang langka. Kini mereka hanya bisa menganggap wanita itu sebagai wanita biasa yang tak mau berteman, padahal tampilan nya sangat menarik sekali, sayangnya kerjaan seharinya di kampus hanya berjalan jalan tidak jelas.
"Kenapa begitu susah berteman denganya? Padahal dia cantik, dia seperti model, lumayan jika menggodanya dan suatu keberuntungan jika dia langsung menerimanya, tentu saja dengan atau tanpa hambatan, dia hanya terus melemparkan tawanya itu…"
"Yeah, itu benar sekali, dia seperti sulit di dapatkan," kata beberapa lelaki yang mengobrol membicarakan Chandrea yang kebetulan lewat di antara mereka dan mereka hanya menatap dengan tatapan agak tertolak karena tidak bisa kembali mengulang untuk mencoba mengajak Chandrea berkenalan.
"Apakah di sini tidak ada yang menarik, aku ingin seseorang seperti kutu buku... Hm..." pikir Chandrea yang berjalan di lorong kampus, akhirnya dia bisa bosan dengan senyum yang perlahan kecil, permintaan yang aneh untuknya, kenapa harus meminta kutu buku jika di sana banyak yang ingin sekali berteman dengan nya, inilah yang di sebut "cari rasa"
Tapi siapa sangka, ia melihat seorang gadis yang sedang menata salah satu loker miliknya yang berisi bukunya sendiri di lorong khusus loker, tampilan nya seperti gadis culun.
Bagaimana tidak, dia memakai kacamata, rambut berantakan, wajah penuh jerawat dan tidak terawat dan juga baju yang ia kenakan, sangat ketinggalan jaman.
"Oh, aku menemukan nya..." Chandrea langsung senang di dalam hatinya, dia bahkan juga langsung mendekat.
Di sisi pandang gadis itu, dia tampak sedang fokus sambil terus membersihkan sesuatu hingga ia menutup loker nya, namun siapa sangka ada tangan lentik yang mengarah padanya. Tepatnya tangan itu menahan tubuhnya di loker samping membuat palang untuk gadis tersebut.
Ia terdiam dan menoleh yang rupanya dia melihat Chandrea yang tersenyum padanya. "Eheheheemm... Halo... Mari ber-te-man~" tatap Chandrea mengatakan itu dengan mudahnya membuat gadis itu terkejut dan dia tak tahu harus apa.
Ia seperti ketakutan, lalu ia memutuskan untuk berbalik dan langsung berlari pergi membuat Chandrea terdiam bingung.
"Apa? Kenapa dia menolak ku begitu? Padahal aku ingin berteman dengan kutu buku, apa salahnya menerima tangan ku... Apa aku terlihat mengerikan atau apa?" ia masih bingung.
Sementara itu, gadis tadi tampak terengah-engah melihat sekitar lalu berhenti berlari.
"Ha—Ha—Akhirnya, aku benar-benar tidak percaya... Wanita yang begitu bebas itu ingin berteman dengan ku, aku tidak percaya dia mau berteman dengan ku, benar-benar deh," ia menggeleng.
Tapi tiba-tiba saja, ada beberapa orang lelaki datang dan langsung mendekat padanya membuat nya terkejut, tapi ia tampak pasrah, hal itu nampaknya mengatakan bahwa itu hanya seperti biasa nya. Yah, hari biasa di kampus, layaknya yang selalu ada.
Tak lama kemudian, gadis itu tampak merangkak mengambil buku dan tasnya yang berantakan dibawah tempatnya tadi sambil menangis.
"Hiks, Kenapa... Kenapa ini sangat menyakitkan... Aku tak mau hidup begini..."
Tapi ada suara normal langkah kaki dengan sepatu sneakers berjalan mendekat dan berjongkok dengan seksi menatapnya. Hal itu membuatnya menoleh dan rupanya itu Chandrea yang memasang wajah bingung memutar kepalanya.
"Hm? Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Apa kamu sedang cosplay menjadi bayi yang menghancurkan barang mu sendiri? Dan juga merangkak... Ehehehemm... Oh ya, mari kita berteman," Chandrea mengulur tangan dengan senyuman nya meskipun perkataan nya tadi seperti orang polos.
Tapi siapa sangka, gadis culun itu malah mengambil barangnya dengan sangat terburu-buru dan langsung berlari pergi darinya membuat Chandrea bingung.
"Apa yang terjadi? Apa aku gagal lagi?" ia terdiam sambil melihat di bawah lagi, ada bekas berantakan dan di bagian baju gadis tadi, ada beberapa jejak kaki sepatu yang membuat Chandrea berpikir bahwa yang telah terjadi adalah, baru saja ada pembullyan di sana.
Oh, tentu saja, itu hal yang biasa, iblis dari neraka memang puas jika menindas gadis culun yang paling di benci kampus, semuanya, tanpa terkecuali, tak ada yang suka kutu buku, dan tak ada yang bisa melawan iblis pembully.
Siangnya, gadis culun itu tampak berjalan di balkon kampus. "Aku benar-benar sudah lelah... Aku ingin menenangkan pikiran ku dulu tapi ini sungguh, masih sangat begitu sakit... Apakah tak ada cara lain lagi... Aku benar-benar tak bisa melakukan ini..." ia tampak putus asa. Lalu berjalan perlahan ke ujung balkon.
Sepertinya dia akan mengakhiri hidup nya itu, hal yang biasa untuk gadis cupu sepertinya, terlalu banyak tertindas dan dia sudah tidak kuat lagi.
"Aku tidak mau tahu lagi dengan apa yang aku lakukan..." ia mencoba mengumpulkan niat untuk bunuh diri.
Tapi siapa sangka, ada aroma rokok yang ia cium membuat pandangan nya menoleh ke bagian pintu masuk balkon tadi.
Dia menjadi bingung sekaligus terkejut karena ia menyadari ada orang di sana. "Kenapa aroma rokok bisa tercium di sini, padahal udara di sini tinggi, apa jangan-jangan, memang ada orang lain?" ia penasaran dan langsung mengintip.
Siapa sangka, itu adalah Chandrea yang duduk sambil merokok, duduk dibawah seperti layaknya preman dan menghembuskan beberapa kali asap rokok yang tebal dan juga ponsel yang ada di telinga nya.
Dia berbicara dengan nada serius. "Hm... Lakukan saja hal itu, putar kepala mereka, dan masukan ke neraka," kalimat itu yang di dengar oleh gadis itu dengan nada suara yang serius membuat nya terkejut. Tanpa sadar, isakan terkejut itu dapat terdengar.
Lalu Chandrea menoleh dan langsung mematikan ponselnya. Dia tidak memiliki ekspresi apapun, dia hanya memasang wajah senyum dan tertawa gumam setelah tahu itu adalah gadis culun. Bahkan langsung berdiri dan juga membuang rokoknya jauh sekali. "Eheheheemm... Kebetulan sekali bertemu lagi, mari berteman," dia mengulur tangan pada gadis itu.
Tapi entah kenapa pandangan gadis itu menjadi tambah ketakutan, mungkin karena apa yang dikatakan Chandrea tadi, pendengaran nya mengatakan bahwa wanita yang begitu aneh di depan nya ini memang begitu aneh.
Keheningan sesaat membuat Chandrea memutar kepala menatap dengan bingung. "Hm...? Ehehemm, tidak papa, aku akan menunggumu," dia seperti orang aneh yang sangat tak berakal, itu bukan lagi di sebut sebagai wanita friendly di kampus, tapi dia seperti wanita gila di mata gadis kutu buku itu.
Perkataan yang bodoh itu membuatnya kesal. "Hentikan itu!!! Kau benar-benar wanita yang sungguh sangat buruk!! Dan semua orang di kampus ini!!" teriaknya bahkan langsung berlari pergi membuat Chandrea terdiam menatap tangan nya sendiri. Tapi dia tersenyum kecil.
"Aku memang wanita buruk..."