NovelToon NovelToon
Majikanku Maduku

Majikanku Maduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Penyesalan Suami
Popularitas:50.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Buna Seta

Sungguh berat beban hidup yang di jalani Sri Qonita, karena harus membesarkan anak tanpa suami. Ia tidak menyangka, suaminya yang bernama Widodo pamit ingin mencari kerja tetapi tidak pernah pulang. Selama 5 tahun Sri jatuh bangun untuk membesarkan anaknya. Hingga suatu ketika, Sri tidak sanggup lagi hidup di desa karena kerja kerasnya semakin tidak cukup untuk biaya hidup. Sri memutuskan mengajak anaknya bekerja di Jakarta.

Namun, betapa hancur berkeping-keping hati Sri ketika bekerja di salah satu rumah seorang pengusaha. Pengusaha tersebut adalah suaminya sendiri. Widodo suami yang ia tunggu-tunggu sudah menikah lagi bahkan sudah mempunyai anak.

"Kamu tega Mas membiarkan darah dagingmu kelaparan selama 5 tahun, tapi kamu menggait wanita kaya demi kebahagiaan kamu sendiri"

"Bukan begitu Sri, maafkan aku"

Nahlo, apa alasan Widodo sampai menikah lagi? Apakah yang akan terjadi dengan rumah tangga mereka? Kita ikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Ibu siapa?" Tanya seorang bapak yang hendak shalat tahajud.

'Maaf Pak, saya kemalaman di jalan" Sri izin numpang beristirahat besok pagi akan mencari kontrakan.

"Kalau begitu, Ibu beristirahat di dalam saja, biar aman" bapak yang rambutnya sudah campur putih itu membuka kunci pintu mushola.

"Diperbolehkan beristirahat di sini saja sudah alhamdulillah Pak" Sri diizinkan beristirahat di teras saja sudah bersyukur, lagi pula 2 jam lagi datang waktu subuh.

Sri tidak lagi merasa takut karena di dalam mushola ada seorang bapak yang sedang shalat. Waktu dua jam tentu tidak lama, adzan subuh sudah berkumandang.

"Laras... bangun sayang" Sri membangunkan putrinya, lalu minta izin numpang mandi kepada pengurus mushola. Setelah mandi bergantian dengan Laras, Sri shalat subuh berjama'ah.

"Tadi malam ibu mengatakan ingin mencari kontrakan?" Tanya pengurus mushola mendekati Sri yang sedang merapikan tas.

"Benar Pak, apa Bapak tahu lokasinya?" Sri bersemangat.

Bapak itu mengatakan jika kakak kandungnya mempunyai kontrakan tapi lokasinya agak jauh dari tempat itu. "Jika Ibu mau saya bersedia mengantar ke sana" si bapak mengatakan jika dirinya supir angkot.

"Alhamdulillah... Saya mau Pak" Sri tentu saja senang. Ia memang ingin mencari kontrakan yang jauh dari kediaman Sally.

Sri menunggu si bapak yang sedang ambil angkot. Jam 6 pagi mereka diantar ke kontrakan. 15 menit kemudian, mereka tiba di rumah kawasan padat penduduk, turun di depan sederet kontrakan yang rata-rata masih menutup pintu.

"Assalamualaikum..." ucap si bapak ketika mengetuk pintu.

'Waalaikumsallam..." muncul wanita paruh waktu yang masih mengenakan daster, tatapannya tertuju kepada Sri.

Sri mengangguk tersenyum menatap balik si ibu.

"Sudriah, ini Mbak Sri wanita yang aku bicarakan di telepon tadi"

"Oh, masuk-masuk" Sudriah segera mengajak Ipul sang kakak dan juga Sri masuk. Setelah berkenalan, Sudriah menceritakan harga kontrakan yang ada tiga ukuran tergantung besar atau kecil. Yakni 1juta, 800 ribu, dan 600 ribu perbulan.

"Saya mau yang 600 ribu saja Bu" Sri hanya berdua, yang penting bisa untuk berteduh.

"Mari saya tunjukkan" Sudriah mengajak Sri menuju deretan kontrakan yang paling kecil, kemudian melihat-lihat dalamnya.

"Baik Bu, saya ambil yang ini" Sri mengeluarkan uang dari dompet kemudian membayar.

"Semoga betah ya, ini kuncinya" Sudriah senang lalu menggenggam uang tersebut.

"Tapi, untuk bertahan hidup dan bayar kontrakan selanjutnya, saya boleh jualan di sini tidak Bu" Sri berharap Sudriah mengizinkan.

"Mau jualan apa?" Sudriah membolehkan, asalkan tidak berjualan sembako, karena Sudriah sendiri berjualan bahan pokok selama puluhan tahun.

"Tentu tidak Bu" Sri mengatakan ingin jualan gorengan di teras kontrakan.

"Oh bagus itu" Sudriah bercerita jika satu bulan yang lalu ada salah satu penghuni kontrakan yang jualan, dan laris manis. Tapi penjual itu sudah pindah ke rumah sendiri. "Gorengan hanya sebagai tambahan saja Sri, lengkapi nasi uduk, dan lontong sayur, dagangan kamu dijamin laris" usul Sudriah berdasarkan pengalaman.

"Oh gitu ya Bu, terima kasih masukanya" Sri senang karena pemilik kontrakan baik sekali.

"Sama-sama, tapi kalau kamu belanja harus ke warung saya ya. Hehehe" kelakar Sudriah lalu pamit pulang.

"Tentu saja Bu" Sri tersenyum lalu memberikan uang 50 ribu kepada supir angkot.

Sudriah bersama saudara laki-laki nya itupun meninggalkan Sri.

"Laras, pagi ini kamu istirahat di lantai dulu, nggak apa-apa kan sayang?"

"Tidak apa-apa Bun, aku senang akhirnya kita punya tempat tinggal" Laras menatap Sri dengan mata berbinar-binar.

Sri mencium pipi putrinya lembut, kemudian membersihkan kontrakan tiga petak kecil itu hingga bersih.

***************

Di jam yang sama, di kediaman Sally. Tidak ada sarapan pagi, tidak ada tegur sapa selain Sally dengan Ara. Sally membeli sarapan pun hanya untuk Ara sendiri sebelum berangkat ke sekolah melaui online.

"Kok tumben, aku sarapan di kamar sendiri Ma, biasanya kan bareng-bareng" Ara merasa ada yang aneh, tapi dengan begitu ia senang tidak bertemu Laras.

"Sekali-kali tidak apa-apa, cepat habiskan makanya terus kita berangkat" ujar Sally juga memberi tahu jika pagi ini tidak bisa menunggui di sekolah.

"Yaah... kenapa Ma?" Ara berhenti mengunyah dengan mulut penuh.

"Mama tidak enak badan sayang, nanti Ara pulang ke rumah Oma, Mama tunggu di sana" Sally ingin menenangkan diri di rumah ibunya.

"Oh Mama sakit? Pantas saja mukanya merah" Ara sebenarnya tahu jika sang mama tidak baik-baik saja karena matanya pun sembab.

Ara sarapan ayam goreng kesukaan hingga habis kemudian Sally minta agar Ara menunggu di mobil bersama pak Waluyo.

Sementara Sally ambil tas di dalam kamarnya, tidak mempedulikan Widodo yang tengah berpakaian.

"Sally" Widodo menahan tangan istrinya.

"Jangan sentuh aku, dasar pria mata keranjang" sinis Sally.

"Sally, aku salah karena sudah tidak jujur sama kamu" Widodo ingin duduk berdua dengan Sally menceritakan semuanya tentang Sri, tapi Sally menolak.

"Tapi sayangnya, aku tidak akan percaya lagi sama kamu" Sally melengos lalu pergi.

"Tolong antar saya ke rumah Mommy dulu sebelum mengantar Ara, Pak" Sally juga mengatakan agar mengantar Ara ke rumah oma pulang sekolah nanti.

"Baik Nyonya"

Tiba di depan pagar rumah mewah Sally pun turun dari mobil. Itulah kediaman Mommy Sally peninggalan almarhum papanya.

Setelah menekan bel rumah, muncul wanita 40 tahun yang membuka pagar.

"Mommy ada Bi?" Tanya Sally sembari masuk ke dalam pagar. Setelah dijawab bibi, Sally masuk ke rumah. Tatapan matanya tertuju kepada wanita 60 tahun yang tengah mengelap mulut dengan tissue karena baru selesai sarapan.

"Mommy" Sally tiba-tiba manja memeluk mommy dari belakang.

"Ada apa Sally?" Mommy kaget karena tidak biasanya putrinya datang pagi-pagi. "Duduk dulu, kamu pasti belum sarapan" lanjutnya.

"Nggak lapar Mom" Sally melepas pelukan lalu duduk dengan lemas.

"Ada apa Sally? Kamu sedang bertengkar dengan Widodo?" Tanya Mommy, walaupun kemungkinan itu kecil karena selama ini anak dan menantunya tidak pernah bertengkar. Namun, Mommy lagi-lagi kaget ketika memandangi wajah putrinya habis menangis dalam waktu yang lama.

"Mas Widodo selingkuh Mom, hiks hiks hiks" tangis Sally kembali pecah.

"Selingkuh? Kamu salah paham Sally, mana mungkin Widodo selingkuh" mommy tidak percaya itu. Selama ini menantunya tidak aneh-aneh.

"Aku melihat dengan mata kepala sendiri Mom" Sally menceritakan kejadian malam tadi ketika Widodo memeluk Sri dari belakang.

"Memeluk Sri?" Mommy semakin tidak percaya karena ia tahu Sri wanita baik tidak mungkin jika berani selingkuh.

"Sally, sebaiknya kalian bicara berdua, tanyakan mengapa Widodo bisa berbuat begitu" mommy tidak ingin menduga-duga yang pada akhirnya salah. "Sebaiknya kamu sarapan dulu terus ke kamar sana" saran mommy.

"Tidak lapar Mom" Sally tidak ada selera untuk sarapan.

Tok tok tok.

Saat sedang berbincang-bincang, di luar ada yang datang.

...~Bersambung~...

1
Ambo Nai
semoga jodoh widodo
Rina
Waduh siapa ya wanita yg datang itu , semoga gak terjadi hal yg tidak diinginkan ya 🙏🏻
vj'z tri
kalau Sally liat wowwww panas panas panas panas 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tekno.story
Luar biasa
Eka ELissa
spa tuh.... jodohnya kng dodol yg baru kah......
Eka ELissa
pras junior bkln launching....ni...😘
spa tu Pati Saly yg di kursi roda....
moga dia insaf deh ya...
Rina
Siapakah itu , apakah Sally 🫢🫢🫢
Dewi kunti
shally kah itu🤭🤭🤭🤭
neng ade
semoga aja Sri Hami .
wanita yang di kursi roda itu pasti Sally
Rina
Pasti Sally yang lewat , semoga Sally gak berulah ya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Hanna Kustriana
sambungannya kemana ya...? eps 57 nya dst....?
Hanna Kustriana
Sally ini udah biasa di manja dan juga sifatnya egois....jadi akan terus terjerumus kehidupannya seoerti belinda sahabatnya .... hrsnya segera sadar dan mohon sama Tuhan jln yg terbaik....
Hanna Kustriana
sangat baik , banyak mendidiknya untuk ahlak yg lebih baik....
Eka ELissa
bukn nya brubh mlhan smkin gila kmu saly....
Rina
Aduh Sally klo lagi sedih tuh cari Tuhan sholat minta ketetangan bukan malah pergi ke tempat begituan , kamu gak akan mendapakan ketetangan malahan nanti kamu akan jatuh dan lebih terpuruk 🫢🫢
neng ade
udah kelihatan tuh kelakuan buruk nya
Hanna Kustriana: lanjut author...please...bagus banget ceritanya....penasaran siapa yg tepuk pundaknya Sally....
total 1 replies
neng ade
sombong nya udah kebangetan kamu Sally.. aku yakin Widodo yang akan menang dalam hak asuh Ara dan kamu yang akan pulang gigit jari
neng ade
perlu dikasih pelajaran tuh si Sally biar dia kapok
Lee Mba Young
hadechh mlh ke bar, mlh nmbh masalah itu
Ambo Nai
kapan si Widodo pisah sama selly
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!