NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04

Wito kembali keluar setelah berkali-kali mendapat penolakan dari istrinya. Dia akan memberikan ruang waktu untuk istri yang merenung, barangkali istrinya butuh waktu untuk menenangkan diri, dan dia memahami itu, Nina pasti tak akan semudah itu menerima semuanya. Nina butuh Waktu. Tapi dia percaya nanti Nina pasti akan bisa menerima kenapa dia melakukan ini.

Kini hanya tinggal Nina seorang diri di dalam kamar. Tubuh wanita itu luruh ke lantai tanah yang dingin. Duduk menelungkup dengan menyembunyikan wajah diantara dua lututnya, tak peduli jika bajunya yang sedikit basah itu akan kotor terkena lantai kamarnya yang memang masih berupa tanah. Bukan lantai ubin apa lagi keramik seperti rumah orang kaya.

Kilasan-kilasan perjalanan pernikahan mereka hadir di depan mata, berputar satu per satu seperti slide film di bioskop. Tujuh tahun perjalanan pernikahannya dengan Wito. Pernikahan yang awalnya memang karena perjodohan. Tapi dia mencintai suaminya dengan tulus apapun kondisi mereka.

Flashback on.

Dulu, di awal pernikahan semuanya terasa mudah. Walaupun mereka hanya petani, hidup mereka tak pernah kekurangan. Apalagi setelah kelahiran Agus. Suaminya yang buruh tani selalu mendapat pekerjaan, hingga dapur mereka tetap mengepul setiap hari.

Satu-satunya yang kurang dari mereka saat itu adalah, karena mereka masih tinggal dengan orang tua Nina.

Di tahun kedua usia anaknya, Nina memilih mengikuti suaminya yang mengajaknya pulang ke rumah orang tuanya, dengan dalih semua garapan orang tua suaminya ada di sana, sawah dan kebun yang katanya menjadi tanggung jawab suaminya.

Rumah mertuanya sangat kecil, masih terbuat dari bambu, walau sebenarnya itu rumah yang bagus jika dilihat dari kayu yang digunakan sebagai penyangga utama bangunan. Namun keadaan rumah itu sangat berantakan. Banyak sampah dan barang rongsokan yang ada di dalamnya, hingga rumah yang kecil terasa semakin sempit.

Tak masalah, ia yang akan merapikannya nanti. Bukankah itu juga tujuan suaminya membawanya ke sini? Agar bisa ikut merawat ayah mertuanya yang tak lagi bisa bekerja?

Sore itu, diantar ayahnya, ia berangkat mengikuti kehendak suaminya. Sesampai di rumah mertuanya, ia sebenarnya sangat malu pada ayahnya yang mengantarnya. Begitu turun dari sepeda motor, ayahnya bahkan tak langsung masuk. Ia menoleh padanya. Ada yang menggantung di sudut mata ayahnya, seakan tak rela membiarkannya tinggal di sana.

"Ayo masuk, Yah…" Nina menggandeng tangan ayahnya sambil menggendong Agus.. Ayahnya paling menyayanginya. Ayahnya juga yang paling keras menolak kepindahannya ke rumah mertua.

Namun, ayahnya merasa tak lagi berhak, karena ia telah menikah, dan seluruh tanggung jawab atas dirinya sudah berpindah pada suaminya. Ayahnya sempat berpesan, "Ikutlah dengan suamimu, Nduk. Ayah merelakanmu. Tapi jika suatu saat kau merasa tidak kerasan tinggal bersama mertua, ingatlah, pintu rumah ayah tetap terbuka lebar untukmu. Jangan pernah ragu atau takut untuk kembali!"

Nina memeluk ayahnya erat, mengangguk dalam dekapannya. "Tentu saja, Yah… Aku sangat menyayangi Ayah. Terima kasih untuk seluruh kasih sayang Ayah selama ini!" ucapnya sesenggukan.

"Ayo berangkat, Nduk. Suamimu sudah menunggu…" ucap ayahnya sambil menyeka air matanya.

"Iya, Yah… Jangan menangis lagi, Yah… Ayah harus yakin aku bisa bahagia. Aku anak Ayah yang Ayah didik untuk menjadi kuat, dan aku pasti akan membuat Ayah bangga!" Ujarnya sambil tersenyum, berharap ayahnya akan melepaskannya dengan ikhlas. Setelah itu, ayahnya mengantarnya.

"Yah…" Ia menggamit tangan ayahnya, membuatnya tersentak dari lamunan.

"Iya, Nduk. Kita masuk…" jawab ayahnya lalu mengikuti langkahnya.

Di dalam, kedua mertuanya sudah menunggu sambil duduk di tikar pandan usang. Lengkap sudah rona kekecewaan di wajah ayahnya. Ayahnya memang pernah datang ke sini dulu pada saat acara tujuh bulanan kehamilannya. Tapi tentu saja ayahnya tak pernah menyangka akan melepaskannya untuk tinggal di rumah ini.

Karena dulu yang berhajat menikahkan mereka dari pihak laki-laki adalah kakak dari suaminya, bukan mertuanya. Dengan alasan mertua sudah tua dan tak mampu mencukupi biaya, acara pernikahan mereka yang diadakan di rumah kakak suaminya sangat sederhana, jauh berbeda dengan yang digelar di tempat orang tuanya.

"Mari, silakan diminum, ayahnya Nina," Ibu mertuanya menyuguhkan segelas teh hangat.

"Terima kasih, Mbah," jawab ayahnya. Setelah itu mereka terlibat obrolan basa-basi, dan setelah itu ayahnya berpesan yang intinya menitipkan dirinya pada mertuanya. Ayahnya meminta mereka untuk menyayanginya seperti anak mereka sendiri sebelum akhirnya berpamitan pulang.

"Ingat pesan Ayah, Nduk…" ucap ayahnya saat sudah duduk di atas sepeda motornya.

"Iya, Yah… Jangan khawatir!" jawabnya sambil mencium tangan ayahnya takzim.

"Ini jalan yang sudah kau pilih, Nduk. Ayah tidak menahanmu. Ke depannya, hadapilah apa pun dengan tegar. Ayah hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu. Dan ingat pesan Ayah, kapan pun kau dalam kesulitan, ingatlah kau masih punya Ayah…" ucapnya sambil menyeka setitik butiran air mata.

"Iya, Yah… Iya… Nina ingat. Terima kasih, Yah… Dan jangan lupakan Nina dalam doa Ayah…"

"Ya sudah, Ayah pulang, ya…" ucap Ayah Nina, kemudian menstarter sepeda motornya.

"Hati-hati di jalan, Yah… Sudah hampir Maghrib!" pesannya. Setelah itu, ayahnya pun berlalu.

Flashback off.

Nina menangis semakin sesenggukan. Ingatan di mana ayahnya melepaskannya, kini membuat rasa sakit di dadanya. Kalau saja dulu dia mengikuti kata-kata ayahnya untuk tetap tinggal bersama mereka, mungkin hal ini tak akan terjadi.

Tapi sekarang semuanya terlanjur, dia tak lagi bisa berbalik arah. Ingin sekali dia pulang ke rumah ayahnya dan mengadu, Tetapi dia merasa malu. Kini dia bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang, keputusan apa yang akan diambil.

***

Pagi datang seiring dengan matahari yang bersinar dengan cerahnya, setelah semalaman hujan deras mengguyur bumi. Tapi sayang, cerahnya hari itu tak mampu menerangi hati Nina yang berkabut mendung. Wanita itu bangun dengan mata yang terlihat sembab dan membengkak, puas sudah semalaman menangis, menangisi hidupnya yang ternyata jauh lebih kelam dari yang terlihat mata awam.

Rumah tampak sepi, hanya Agus yang terlihat baru saja selesai mandi. Tak terlihat suaminya di manapun, mungkin laki-laki itu sudah berangkat untuk menjual dirinya. Dia tak lagi peduli, yang terpenting baginya sekarang adalah dirinya dan Agus yang masih membutuhkan perhatian ekstra.

Bergegas wanita itu menyiapkan sarapan untuk Agus yang harus segera berangkat sekolah. Dia boleh sedih, tapi hidupnya harus tetap berjalan.

“Ingat ya, Agus tidak boleh bertengkar dengan teman Kalau di sekolah. Dan harus belajar dengan baik, mendengar apa yang di ajarkan oleh bu guru.” Memang tak pernah lupa dengan pesan-pesannya sebelum anaknya berangkat sekolah.

“Iya, Bu.”

Nina mengernyit, tak biasanya Agus menjawab sesingkat itu. Biasanya aku selalu banyak bertanya ini dan itu. Tapi entah kenapa pagi ini Agus berbeda. Tapi sudahlah, mungkin Agus masih sedikit mengantuk, sehingga bocah itu nampak tak terlalu bersemangat. Pasti nanti akan kembali ceria begitu berkumpul kembali dengan teman-temannya.

“Ya sudah, sana berangkat! Itu Wisnu sudah menunggu di depan.” Nina mengambil tas sekolah Agus yang sudah diisi dengan bekal, lalu mencangklongkan di pundak Agus yang sudah siap dengan sepeda kecilnya. Agus memang tidak pernah diantar ataupun ditunggui di sekolah. Anak itu berangkat bersama dengan teman-teman sebayanya.

“Assalamualaikum, Bu.” Agus pun pergi setelah mencium punggung tangan ibunya.

“Waalaikum salam.” Nina memandangi anaknya hingga hilang di kelokkan jalan, lalu kembali masuk ke dalam untuk membereskan pekerjaannya.

“Aku akan pergi ke rumah Kang Damin. Dia harus tahu kelakuan adiknya.”

1
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
bikin cerita bener2 bikin esmosi😁 up 2 bab thor please🙏
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
sdh bcara baik2 wito , nina mnta km cr kerjaan lain n jgn hub dg janda bolong lagi tp kamune tamak bin rakus mau enak sendiri
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
emang enak Wit..diceeai in sm istri sah
〈⎳ Moms TZ
duhhh...mak nyes kan
〈⎳ Moms TZ
jajan apa dulu, klo cuma ngopi ngopi sih oke, lah ini jajannya jemblem loh...upsss🤭
〈⎳ Moms TZ
sukurin, siap suruh kamu lebih getol nggarap sawah tetangga drpd sawah sendiri/Curse/
〈⎳ Moms TZ
hahhh...pak lik lik???
〈⎳ Moms TZ
bener ini namanya pak lik parni?
bukan parno?
〈⎳ Moms TZ: ooolahhh, nek tonggoku warni jenenge, nek kang iparku nani /Facepalm/
〈⎳Mama Mia: memang parni. soalnya nama pak lik ku juga parni. adik kandung bapak. fan jadi bayan juga .

ya ampun aku masukin apa sih ke ceritaku 🙈🙈🤣🤣🤣
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
kan gak dpt duit jd gak diitung kerja, begitulah ibu rumahtangga, selalu dipandang sebelah mata, padahal pekerjaan gak ada habisnya klo mau dipegang semua. dari bangun tidur mpe mau tidur lagi
〈⎳ Moms TZ
waduh, ternyata nama damin sama sama bikin mules/Facepalm/
〈⎳ Moms TZ
berarti podo arane yone
〈⎳ Moms TZ: hoohh...
〈⎳Mama Mia: yg nyombor itu kah?
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
nama nama tetangga ku ngumpul dimari/Facepalm/
〈⎳Mama Mia: damin itu kuambil dari nama kakak iparku🙈🙈
〈⎳ Moms TZ: mpok Romlah tetangga kontrakan sedangkan Damin tetangga di kampung /Facepalm/
total 3 replies
〈⎳ Moms TZ
lututnya lemah tp masih bisa nggarap sawah yang menguras tenaga....ya walaupun...../Facepalm/
〈⎳ Moms TZ
enak aja lo bandingin istri lo sm orang lain! emang selama ini lo kasih duit buat dia perawatan? beli skin care ini dan itu....
buat makan aja susah, /Curse/
〈⎳ Moms TZ
nah kan bener....
ternyata imun dan iman Wito tak selemah lututnya 🤭🤗
〈⎳ Moms TZ
jendes ya????
wahhhh....bagaimana kalau.....?????
〈⎳ Moms TZ
masa cuma buat beli garam dapur perumpamaannya, yg harganya cuma 3rb perak...
nanti bisa bisa Nina cuma dikasih segitu lagi 🤔🤭
Patrick Khan
..puede bgt km darmin selingkuh kok bangga .. adek kakak sm aja..
. ayo nina demi kewarasan lawan aja mereka😂
FT. Zira
satu server berarti ini😮‍💨😮‍💨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!