Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 Motif Abu-Abu Laksa
Jakarta tak pernah mendung, hanya sedikit polusi yang membuat pandangan menjadi samar. Sulit menerka, apakah ini baik atau buruk karena semuanya terlihat sama, abu-abunya seperti yang dirasakan Dania saat ini.
Perempuan itu masih memandang foto suaminya dengan perempuan lain di handphonenya. Berbagai pertanyaan melayang di pikirannya, sorot matanya tertuju pada satu titik, sayangnya semakin berpikir semakin tak ada jawabannya, sampai-sampai dia mengacak-acak rambutnya sendiri.
“Bisa jadi, dia kompetitor gue yang sengaja mau bikin onar atau …?”
Sambil keluar dari kantor, Dania mengais ide-ide kecil mengumpulkan sedikit petunjuk dari penampilannya, cara bicara, dan lain sebagainya. Hingga ia melihat sebuah poster film di bus Trans Jakarta, di situlah dia teringat salah satu temannya adalah seorang detektif.
“Tolongin gue dong, lo cari tahu orang ini!” Kata Dania yang mengambil foto.profil aplikasi chat Laksa dan diberikan ke temannya.
“Kenapa nggak minta tolong anak buah bokap mertua lo aja, sih? Peralatan mereka canggih!” Tanya orang itu.
“Jangan, urusannya bisa panjang entar, tolong ya! Please..!”
“Oke deh..!”
“Terima kasih… lo emang terbaik sih,” puji Dania yang tampak riang.
Pesan dari Alvin kembali masuk, Dania tidak membacanya karena tahu bakal seperti apa tulisannya. Setelah sampai di rumah dia tak masak dan memilih pesan online saja, nasi kebuli dengan minuman soda..
Perempuan itu juga tidak langsung mandi atau ganti baju, dia langsung merebahkan badannya ke kasur dan memikirkan foto itu lalu berkata, “Kalau Mas Alvin selingkuh beneran gimana ya?”
Belum sempat menemukan jawaban, makanannya sudah datang, sekaligus dengan info dari temannya. Ternyata, lelaki itu bernama Laksa Putra Darmawan, seorang pemilik media berita dan informasi terbesar di Indonesia.
“Tunggu…Tunggu.. dia dari media, berarti tahu kehidupan gue dong?” Kata Dania yang menikmati makanannya.
“Loh, dia fans gue juga?” Kata Dania yang memberhentikan makannya karena melihat lelaki itu mengikuti semua media sosialnya dan berlangganan.
“Gue ngerasa ada yang aneh ama ini orang,” kata Dania.
Di sisi lain, malam Laksa tak lagi di kafe, dia lebih memilih membuat sup ayam dan bubur untuk Ibu Kandhi (Ibunya) yang sedang sakit. Baginya, harta satu-satunya yang dia punya hanya ibunya, lelaki itu akan melakukan apapun untuk semestanya.
“Coba kalau ada, Putri? Pasti kamu bisa istirahat,” kata Ibu Kandhi yang memandang anaknya memasukkan ayam ke panci dari meja makan
“Laksa sudah menemukannya, Bu!”
“Oh, iya?” Jawab Ibu Kandhi tersenyum ceria.
“Kenapa kamu nggak ngenalin ke, Ibu!” Lanjut Ibu Kandhi
“Tenang, besok pasti dia kesini, seperti reinkarnasinya,” kata Laksa yang kemudian beralih ke dalam sebuah bayang-bayang.
Ketika pertama kali dia bertemu dengan Dania, di hotel waktu seminar. Perempuan itu membantu seorang nenek untuk masuk ke dalam seminarnya, membantu mengambil pulpen jatuh saat dia berkeliling dan mengejarnya hanya untuk menyerahkan kertas kosong yang jatuh, sampai nafasnya ngos-ngosan
“Besok dia akan kesini?” Kata Ibu Kandhi yang energinya meletup-letup seperti punya kehidupan baru..
Jakarta memulai hari dengan gerimis kecil, langkah para pekerja tak pernah padam, terdengar menyeruak menembus setiap butiran yang jatuh ke tubuh mereka. Begitupula dengan Dania, tetap berjalan perlahan, mencari nomor rumah sesuai alamat yang diberikan oleh temannya.
Tepat di angka 37, halaman rumah cukup luas bersih dan tampak tanaman anggrek Dendrobium menggantung, perempuan itu berhenti. Ibu Kandhi sudah ada di depan teras melihat tanamannya yang basah karena embun menyapa.
“Selamat pagi, Bu!” Sapa Dania
“Iya, nak!” Jawab Ibu Kandhi yang tampak tersenyum.
“Laksa ada, Bu?” tanya Dania
“Kamu..?”
“Saya Dania, temannya!”
Seketika Ibu Kandhi teringat akan perkataan Laksa kemarin malam, hatinya begitu gembira, ada juga perempuan yang datang ke rumah. Ibu Kandhi melihat dari atas sampai kebawah, hatinya seperti sudah tertawan oleh perangai perempuan itu.
“Bagaimana, Bu?” Tanya Dania lagi
“Ibu Dania?” Jawab Laksa yang muncul dari dalam rumah.
“Ya, Pak Laksa,” Jawab Dania
“Sama siapa ke sini?” Jawab Laksa yang menoleh kanan-kiri mencari seseorang
Lelaki itu memang sengaja memudahkan beberapa.orang untuk melacaknya, agar mudah ditemukan, beruntungnya Dania tidak mencurigai hal itu sehingga Laksa merasa semuanya masih aman.
“Iya, Saya sendiri, pagi ini Bapak Free? Saya ingin ngomong empat mata dengan Bapak!”
“Boleh, tapi sebentar ya saya bawa ibu ke dalam dulu.” jawab Laksa.
“Kita masuk ya bu, Laksa sudah masak makanan kesukaan ibu, dimakan dan dihabiskan ya!” Kata Laksa yang mendorong kursi roda Ibu Kandhi masuk ke dalam, perempuan itu seperti merasakan ada hal aneh, hanya saja dia tak mau terlalu banyak bertanya dulu.
Setelah itu, Laksa mengeluarkan mobilnya dan pergi bersama Dania di sebuah taman tidak jauh dari sana. Suasananya memang asri, terasa sangat sejuk dengan aroma tanah basah. Mereka duduk di dekat bunga lily, Laksa mengelap dulu kursi tersebut hingga kering.
“Terima kasih, Pak!” Kata Dania yang mulai duduk.
“Sama-Sama, Bu!” Jawab Laksa yang ikut duduk.
“Langsung saja ya Pak, Anda siapa? Kata Dania tegas
Laksa menundukkan kepalanya sejenak, lalu mendongakkan dan sejajar dengan Dania, lalu berkata,”Jangan berpura-pura seperti itu, Bu!”
“Maksud Anda?”
“Tidak mungkin, Anda jauh-jauh sampai sini tetapi tidak mengenali Saya,” jawab Laksa
Sorot mata Dania mulai tidak tenang, nafasnya terdengar naik turun kemudian dia bertanya, “Tolong, Jawab Jujur! Apa yang Anda inginkan?”
“Saya hanya ingin membantu mengeluarkan Anda dari semua kepalsuan ini.”
“Kepalsuan?”
“Jangan terlalu polos dengan catatan hitam yang telah mereka torehkan, sedikit banyak pasti Anda tahu,” Suhu Laksa mulai memanas begitu pula dengan nadanya walau masih ditahan.
“Pada dasarnya kita ini punya tujuan yang sama, apa salahnya kerja sama?” Lanjut Laksa.
Wajah Dania tampak pucat, jantungnya berdebar sangat kencang, keringatnya perlahan menetes. Ada rahasia yang coba disembunyikan oleh perempuan itu.
“Anda bisa pertimbangkan tawaran saya ini, karena untuk melawan mereka tidak mudah!” Kata Laksa Lagi.
Dania merasa nafasnya mulai tersengal dan membuatnya tak nyaman, tanpa permisi dia pergi begitu saja dan berharap tidak akan bertemu dengan lelaki itu lagi.
“Saat ini kamu bisa pergi, tetapi esok ceritanya pasti lain,” kata Laksa yang melihat Dania berjalan cepat meninggalkan taman itu.