Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba-tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi tunangan dari saudari tiri nya- seorang miliarder kaya yang telah di tolak oleh saudari nya karena pria itu cacat.
Terikat oleh perjanjian antar keluarga dan ingin merebut kembali pusat perbelanjaan mendiang ibu nya, membuat Elena setuju untuk menggantikan saudari nya menikah dengan CEO cacat.
Elena tidak menyadari jika diri nya telah melempar batu dan mengambil berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
" Mengapa calon istri ku harus mendapatkan penilaian dari mu ?". Dari balik pintu masuk, seorang pria yang duduk dengan kursi roda nya tampak berjalan mendekat ke arah Elena, dengan tampang datar khas nya. " pilih gaun yang sesuai dengan apa yang kamu, tidak perlu memikirkan berapa pun harga nya ". Sambung nya lagi.
Elena sempat terkejut mendapati kedatangan Malvin yang secara tiba - tiba seperti ini.
" Tn Malvin. Kamu bisa tau aku ada di sini ?". Tanya Elena , saat Johan kembali mendorong kursi roda Malvin, mendekat.
" Bagiamana aku bisa melewatkan agenda yang penting seperti ini ? Dengan senang hati aku ingin membantu kamu memilih gaun impian mu ". Balas Pria itu, tanpa ekspresi di wajah nya yang kaku serta rahang nya yang tegas tampak mendominasi.
*
Sebenarnya, Johan sedang menjalankan tugas dari Malvin di Narendra paradise Alun - alun perbelanjaan saat itu.
Sementara Malvin tetap menunggu di dalam mobil sembari mengurus pekerjaan nya lewat laptop di pangkuan nya.
Namun, dengan tidak sengaja Johan melihat Elena memasuki butik fashion Sleek setelah beberapa menit yang lalu ia mendapati Maya dan Alvaro juga masuk ke dalam butik itu.
Saat menyadari jika mereka kemari untuk memilih gaun, Johan pun bergegas berjalan keluar untuk melaporkan apa yang ia lihat pada atasan nya tersebut.
" Tn. Saya baru saja melihat nona Elena, dia sedang memilih gaun bersama dengan saudari dan mantan tunangan nya itu ".
Tatapan wajah Malvin berubah dan terlihat serius saat perasaan cemburu tiba - tiba melanda diri nya.
Mengapa Elena tidak mengundang nya ?.
Malvin pun memutuskan untuk pergi menyusul Elena, meski hari ini pekerjaan nya sangat padat.
Jika saja Johan tidak melihat Elena, mungkin Malvin tidak akan tahu tentang kegiatan penting ini dan dia tidak ingin membiarkan Elena sendirian.
Malvin bahkan membatalkan pertemuan bisnis nya hanya agar dapat meluangkan waktu untuk menemani calon istri nya itu.
*
Perasaan aneh menyelimuti diri Elena setelah mendengar perkataan Malvin.
" Kamu tidak perlu melakukan ini, aku bisa mengerti kesibukan mu ". Kata Elena, merasa bersalah karena diri nya, Malvin harus meninggalkan pekerjaan nya.
Namun, terlepas dari itu. Diam - diam Elena juga merasa senang karena pria itu datang. Siapa yang tidak menginginkan seorang pria yang lebih mengutamakan wanita nya ketimbang pekerjaan nya?.
" Sibuk? Ayolah, Aku tidak sibuk jika itu berkaitan dengan mu ". Balas Malvin hingga membuat ke dua pipi Elena tampak semu merona kemerahan.
Sementara jantung gadis itu berdegup kencang tak karuan. Dia bahkan merasa takut jika ada yang orang dapat mendengar nya.
Ke dua nya terlihat asyik berbincang , seakan dunia hanya milik mereka berdua saja. Sementara Alvaro dan Maya masih terkejut dengan kedatangan Malvin yang tiba tiba.
Sebenarnya Maya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memamerkan kemesraan nya bersama dengan Alvaro pada Elena. Dia ingin menunjukkan bahwa Alvaro sangat mencintai nya dan sangat perduli pada nya. Karena ia tahu Malvin adalah seorang pria yang selalu sibuk dan tidak pernah memiliki waktu luang, mengingat pekerjaan nya yang seperti tidak ada habis nya.
Tetapi, hari ini. Maya tidak menduga jika Malvin dapat meluangkan waktu nya hanya untuk Elena saja ?.
Maya tertegun saat melihat ketampanan Malvin, meski pun pria itu dalam keadaan duduk di atas kursi roda nya, hal itu tetap tidak dapat menghilangkan pesona nya dan di tambah lagi dia tampak begitu merawat tubuh nya dengan baik. Malvin memiliki aura karismatik yang terlihat superioritas.
" Hai, Tn Malvin ". Sapa Maya dengan senyuman lebar di bibir nya. Tetapi Malvin malah menatap nya dengan tatapan raut wajah nya yang dingin.
" Begini cara mu menyapa ku ? Aku tidak mengenal mu jadi jangan terlalu bersikap seolah kau akrab dengan ku". Balas Malvin lalu kembali menatap Elena.
Begitu perhatian nya tertuju pada Elena, sikap nya terlihat berubah menjadi sangat lembut yang seperti nya hanya di peruntukan bagi Elena saja.
Maya mengepalkan tangan nya setelah mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dengan harapan nya dari mulut Malvin.
Setelah mengatakan hal yang menurut maya menyakitkan seperti tadi, Malvin bahkan kini bersikap tidak perduli pada nya dan hanya terfokuskan pada Elena.
Bagiamana pun diri nya lebih baik dari pada Elena.
Semburat rasa cemburu yang membara melanda pikiran Maya saat melihat senyuman bahagia di wajah Elena.
Dia pasti merasa bahagia, karena mendapatkan Malvin yang berwajah tampan itu, batin Maya dalam hati nya dan pemikiran seperti itu membuat amarah menyerbu diri nya.
Namun sedetik kemudian, ia memiliki sebuah rencana untuk menjatuhkan Elena di depan Malvin.
Gadis itu memasang sebuah senyuman palsu di wajah nya. " Elena, Kenapa kamu bisa - bisa nya tidak memberitahu Tn. Malvin jika kamu datang ke sini untuk mencari gaun bersama kami ? Atau jangan - jangan karena kamu ingin bertemu dengan Alvaro? Elena, Aku harus mengatakan pada mu berapa kali? Jika cinta Alvaro hanya untuk dan meski aku tau kamu mencintai Alvaro. Kamu juga berharap dia mau menikahi mu kan ? Stop jangan mengikuti dia terus - menerus, entah itu kemana pun dia pergi karena kamu sekarang sudah memiliki tunangan mu sendiri ". Kata Maya panjang lebar dengan terus menyalahkan Elena di setiap perkataan nya.
Gadis itu berusaha menciptakan kesan bahwa Elena masih ingin bersama Alvaro dan tidak bisa move on meski sudah bertunangan dengan Malvin.
Maya tersenyum dan bersorak dalam hati nya saat melihat Malvin mengangkat sebelah alis nya ke atas. Maya berfikir jika Elena akan hancur kali ini karena mungkin Malvin tidak menerima pasangan nya malah tengah jatuh cinta dengan pria lain.
" Elena bukan tipe gadis yang seperti itu". Sergah Malvin dengan raut wajah dingin nya. " bukan kah kau terlihat seperti penipu yang pandai berakting di sini ?". Kata - kata yang keluar dari mulut Malvin seakan seperti seember air dingin yang di siram ke atas kepala Maya yang mendidih.
Wajah Maya memerah saat amarah dan rasa malu melanda diri nya. Bagaimana bisa Malvin membela Elena padahal mereka belum pernah bertemu sebelum nya ?, gumam Maya.
Yang lebih mengejutkan lagi, bagi Maya adalah ketika Malvin hanya bersikap sangat lembut pada Elena.
Bukan kah gosip mengatakan jika Malvin tidak memiliki sisi lembut untuk setiap wanita? Hingga pernah santer terdengar jika Malvin adalah pria penyuka sesama jenis?.
" Elena, Kamu mau tidak ? Melihat gaun yang Alvaro pilih kan untuk ku? Tadi dia sempat melihat - lihat gaun yang ada di sebelah sini dan Alvaro memilih gaun dengan harga mahal, harga nya 100 ribu dollar ". Kata Maya tiba - tiba, mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Gadis itu pun bergerak untuk mengambil gaun milik nya. Gaun tersebut terlihat memiliki garis leher yang manis lalu menunjukkan nya pada Elena. " Liat lah, cantik sekali kan? Alvaro memang sangat mencintai ku". Maya menoleh ke arah Alvaro. " Aku benar kan, sayang?".
Pria itu hanya mengangguk sekilas dan membiarkan Maya bertingkah sebebas apa pun yang dia inginkan.
Alvaro melihat senyuman getir di bibir Elena, dan ia merasa jika Elena cemburu akan perhatian nya pada Maya. " Elena , kenapa kamu tidak memilih gaun yang sama seperti milik Maya ?" Tanya Alvaro kemudian.
Sementara di dalam hati nya, Alvaro menyeringai dan menduga pasti Elena tengah merasa kesal karena diri nya akan menikah dengan Maya.
'Sebenar nya seberapa besar, Elena menyukai ku?'. Tanya Alvaro pada diri nya sendiri.
Sebelum Elena sempat menjawab, Malvin telah lebih dulu buka suara.
" Tidak, gaun itu terlihat terlalu polos dan biasa. Calon istri ku hanya boleh mengenakan gaun yang memang telah di rancang khusus untuk nya ". Balas Malvin.
Bersamaan dengan itu, seorang wanita dengan pakaian bermerek nya berjalan menghampiri Malvin.
" Malvin, aku harus bergegas datang kemari setelah kau menelpon ku. Apa ada yang perlu aku bantu ? ". Kata wanita itu.
Mata Elena membulat, tak percaya ketika melihat seorang desainer terkenal yang merilis satu gaun pengantin unik dalam setahun itu datang ke butik ini.
Wanita itu adalah Marta.
Begitu juga dengan Maya yang sama tak percaya nya dan merasa senang karena akhirnya dapat bertemu dengan Marta secara langsung.
Siapa yang tak mengenal sosok Marta ? Wajah nya selalu memenuhi seluruh berita fashion dan beberapa majalah bersama dengan model - model ternama dunia.
Maya melirik ke arah Alvaro dan berbisik, apakah pria nya itu bisa meminta Marta untuk membuatkan gaun khusus untuk nya , namun Alvaro justru malah menggelengkan kepala nya, tak setuju.
Lalu mencondongkan tubuh nya mendekat ke arah Maya. " Itu terlalu mahal, aku tidak bisa jika harus membayar dua juta dollar hanya untuk gaun pengantin yang hanya di kenakan satu kali". Bisik Alvaro pada Maya lirih, tetapi Malvin masih dapat mendengar nya.
Pria itu tersenyum kala mendengar jawaban dari Alvaro yang seakan bak tamparan keras bagi Maya yang selalu tidak ingin kalah dari Elena.
" Marta, dia calon istri ku, Elena Rosalina Smith. Aku ingin kau mendesain gaun untuk nya sesuai dengan keinginan nya dan harga berapa pun itu tidak menjadi masalah untuk ku ".