NovelToon NovelToon
Kill All Player

Kill All Player

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Theoarrant

Dunia tiba-tiba berubah menjadi seperti permainan RPG.

Portal menuju dunia lain terbuka, mengeluarkan monster-monster mengerikan.

Sebagian manusia mendapatkan kekuatan luar biasa, disebut sebagai Player, dengan skill, level, dan item magis.

Namun, seiring berjalannya waktu, Player mulai bertindak sewenang-wenang, memperbudak, membantai, bahkan memperlakukan manusia biasa seperti mainan.

Di tengah kekacauan ini, Rai, seorang pemuda biasa, melihat keluarganya dibantai dan kakak perempuannya diperlakukan dengan keji oleh para Player.

Dipenuhi amarah dan dendam, ia bersumpah untuk memusnahkan semua Player di dunia dan mengembalikan dunia ke keadaan semula.

Meski tak memiliki kekuatan seperti Player, Rai menggunakan akal, strategi, dan teknologi untuk melawan mereka. Ini adalah perang antara manusia biasa yang haus balas dendam dan para Player yang menganggap diri mereka dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theoarrant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Frost Basilisk

Malam itu, hutan di pinggiran kota terasa lebih sunyi dari biasanya.

Di bawah sinar bulan redup, Rai dan Kian berdiri di tepi jurang kecil, menunggu anak buah Kian tiba.

Dari jauh, empat orang muncul dari balik pepohonan, membawa perlengkapan tempur mereka.

Mereka adalah anak buah setia Kian, yang sudah terbiasa menjalankan misi bersamanya.

Misi malam ini sederhana, mereka harus menghabisi sekelompok pembangkang kecil yang bersembunyi di sebuah gua.

Informasi menyebutkan hanya ada belasan Player Rank C dan D.

Bagi Bloodhound, ini seharusnya bukan masalah besar.

Tetapi bagi Rai, ini adalah panggung sempurna untuk eksekusi Kian.

Saat mereka bersiap, Kian menepuk bahu Rai.

"Aku sudah tidak sabar untuk pesta nanti," katanya dengan senyum lebar.

Rai membalas dengan senyum tipis.

"Tentu, pastikan kau selamat dari misi ini dulu."

Kian tertawa kecil.

"Jangan meremehkanku Rai, aku yang akan melindungimu malam ini."

'Tidak, Kian... Justru akulah yang akan memastikan kau tidak pulang malam ini'

Langit mulai gelap ketika Kian dan timnya bergerak menuju titik target—sebuah gua besar yang tersembunyi di balik tebing curam.

Namun, perjalanan mereka tidak berjalan mulus.

Sebelum mereka mencapai gua, sekelompok Player dari faksi musuh sudah menunggu di jalur sempit yang membelah hutan dan lembah.

Jumlah mereka tidak main-main—lebih dari tiga puluh orang, dengan komposisi Rank C dan B.

Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan pedang besar, mendekat dengan senyum mengejek.

"Bloodhound… Aku mendengar kalian kuat, tapi kalian tak lebih dari anjing pemburu yang terlalu percaya diri."

Kian tidak menjawab.

Dia hanya mengangkat tombaknya perlahan, mata birunya yang dingin menatap musuh tanpa emosi.

Rai yang berjalan di belakang hanya mengamati dengan tenang.

Dia tahu… sebentar lagi, kekacauan akan dimulai dan benar saja.

SWOOSH!

Kian bergerak.

Tombaknya menusuk ke depan begitu cepat hingga tak ada yang sempat bereaksi.

Pria dengan pedang besar itu membeku dalam sekejap, lapisan es menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki.

Matanya melebar, bibirnya terbuka seperti ingin berteriak, tapi tubuhnya sudah menjadi patung es.

CRACK!

Tanpa ragu, Kian menghantam patung es itu dengan gagang tombaknya.

Dalam satu sentuhan ringan… tubuh pria itu hancur menjadi serpihan es yang beterbangan seperti debu salju.

Seluruh pasukan musuh tertegun.

Beberapa dari mereka mulai mundur secara refleks, tetapi terlambat.

BOOM!

Kian menusukkan tombaknya ke tanah, dan dari titik itu, sebuah gelombang es menyebar ke segala arah.

Dalam hitungan detik, lima Player lainnya ikut membeku.

"Sialan! Serang dia bersama-sama!" teriak salah satu dari mereka.

Belasan Player Rank C dan B langsung menyerbu dengan senjata terhunus.

Tetapi Kian hanya tersenyum miring.

"Perlahan sekali…"

FWOOSH!

Tubuhnya berubah menjadi bayangan biru yang melintas di antara para musuh.

Tombaknya menari di udara, membentuk jejak cahaya es yang mematikan.

SWISH!

CRACK!

Satu Player terbelah dua dalam sekejap, es menutupi tubuhnya sebelum jatuh ke tanah.

THUD!

Satu lagi tertusuk tepat di jantung, tubuhnya membeku sebelum sempat menjerit.

SHING!

Dua Player yang mencoba menyerang dari belakang ditebas dalam satu gerakan berputar, leher mereka membeku dan pecah seperti kaca rapuh.

CRACK! CRACK! CRACK!

Darah tidak sempat menyentuh tanah. Semuanya berubah menjadi kristal es yang memantulkan cahaya bulan.

Yang tersisa hanya suara angin yang berhembus lembut.

Dengan tombak yang bernama Mythril Frost digabungkan kemampuan tombaknya ditambah sihir es, Kian benar-benar tak terkalahkan sebagai Magic Lancer.

Rai mengamati dari kejauhan, matanya sedikit menyipit.

Dia sudah tahu Kian kuat, tetapi melihatnya bertarung secara langsung benar-benar mengesankan.

Namun, dalam hati Rai, dia hanya melihat satu hal.

Musuh yang harus disingkirkan.

Dalam pertarungan yang adil Rai akan terbunuh tidak sampai 1 menit jika melawannya sayangnya ini bukan pertarungan tetapi tipu muslihat.

Setelah pertempuran singkat itu, mereka melanjutkan perjalanan.

Darah es yang hancur masih berhamburan di tanah saat mereka meninggalkan lokasi pembantaian itu.

Setelah melewati beberapa medan berbatu dan hutan lebat, mereka akhirnya tiba di tujuan.

Di depan mereka terbentang sebuah gua besar, pintu masuknya seperti rahang terbuka dari makhluk raksasa.

"Inilah titik target kita," ucapnya.

Mereka berenam dipimpin Kian berjalan lebih dalam ke gua yang gelap.

Udara di dalam semakin dingin, tapi bukan karena sihir esnya, ada sesuatu yang salah.

"Diam…" bisik Kian sambil mengangkat tangan.

Mereka berenam berhenti, mendengar suara napas berat bergema di dalam gua.

Cahaya obor mereka bergetar, memperlihatkan pemandangan yang mengerikan, mayat-mayat Player tergeletak berserakan.

Beberapa tubuh terkoyak, sebagian membeku dalam posisi ketakutan, dan sisanya lenyap seolah dimakan habis.

"Ini… bukan pekerjaan manusia," gumam Kian, wajahnya menegang.

Dari balik kegelapan, dua mata merah menyala.

Makhluk itu perlahan muncul dari bayang-bayang, tubuhnya besar dengan sisik berwarna hitam kebiruan yang memantulkan cahaya obor.

Gigi tajamnya berkilat saat ia mengeluarkan suara geraman rendah.

"Frost Basilisk."

Monster itu adalah musuh alami Kian, tubuhnya diselimuti aura dingin, tapi berbeda dengan monster es lainnya, ia memiliki Ice Resistance tinggi, membuat serangan es tidak berguna.

Kian segera mengatur strategi.

"Serang dari segala arah!" komandonya menggema di dalam gua.

Mereka berenam segera mengerahkan seluruh kekuatan mereka.

Rai berpura-pura bertarung sekuat tenaga, menggunakan setiap trik yang dimilikinya, sementara anggota tim lainnya meluncurkan skill masing-masing dengan segenap kekuatan.

Sihir es, serangan fisik, dan panah beracun semua terarah pada monster yang menakutkan itu.

Namun, meskipun serangan bertubi-tubi menghantam Frost Basilisk, sisiknya yang keras membuat setiap serangan terasa sia-sia.

Hanya serangan dari player Rank A seperti Kian yang bisa sedikit menggoyahkan pertahanan monster itu, tetapi meskipun tombaknya menembus sisik yang keras, serangan esnya sama sekali tidak memberi efek.

"Kian, kita harus berpikir cepat! Biarkan satu orang untuk pergi meminta bantuan" teriak Rai, sambil dengan sigap menghindar dari cakar besar yang hampir menyentuhnya.

"Benar!" jawab Kian dengan tegas, meskipun wajahnya sudah mulai terlihat kelelahan.

"Kalian semua, serang terus! Rai, kau harus pergi meminta bantuan segera!"

Rai menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak akan membiarkanmu bertarung sendiri, kita berjuang bersama"

Kian menyadari bahwa situasi mereka sangat genting.

"Baiklah, jika kau tidak mau pergi, maka kita akan bertarung hingga mati bersama tapi aku tetap memerintahkan yang lain untuk mencari bantuan," katanya, suara seraknya mulai terdengar.

Dengan gerakan cepat, Kian mengarahkan anggota lainnya untuk mundur dan mencari jalan keluar, agar mereka bisa menyelamatkan diri dan meminta bantuan.

Namun, meskipun ada upaya keras, satu per satu anggota mereka tumbang, jatuh di tangan Frost Basilisk yang mengamuk dengan kekuatan luar biasa.

Mereka bertarung mati-matian, namun monster itu terlalu kuat untuk ditaklukkan.

"Sial monster itu memblokir jalan keluar semoga Diman cepat sampai dan memanggil bantuan," kata Kian berharap.

Sekarang hanya tersisa Rai dan Kian, keduanya berdiri berdampingan, melawan makhluk mengerikan itu.

Kian sudah kelelahan, napasnya tersengal, tubuhnya penuh luka-luka dari serangan Frost Basilisk yang tak terhindarkan dan yang lebih buruk dia sudah kehabisan mana.

Dan saat itulah sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Rai tiba-tiba berlari menuju Frost Basilisk sendirian.

Kian terkejut.

"Rai! Tunggu! Jangan gegabah!"

1
angin kelana
wah musuh dalam selimut nie..
angin kelana
hot
angin kelana
lanjutkan
angin kelana
menarik..
angin kelana
lanjut up
angin kelana
up up up
angin kelana
lanuy lg
angin kelana
lanjuut
Nrimo Ing pandum666
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!