Update rutin 1-5 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah kembali dari pasar gelap, Long Tian langsung menuju Paviliun Alkemis di Sekte Api Emas. Tempat itu sudah sepi karena hari telah larut malam, tetapi cahaya lampu yang redup dari salah satu ruangan menandakan bahwa masih ada aktivitas di sana.
Ketika ia masuk, pandangannya langsung tertuju pada sosok yang dikenalnya. Yu Mei sedang duduk di salah satu meja alkemis, wajahnya tampak serius saat mengolah bahan-bahan untuk membuat pil obat.
“Yu Mei? Kau masih di sini?” tanya Long Tian sambil berjalan mendekat.
Gadis itu mengangkat wajahnya yang sedikit lelah, tetapi ia tersenyum tipis. “Oh, Long Tian. Ya, aku sudah dari sore mencoba membuat pil ini. Tapi... hasilnya masih jauh dari sempurna.”
Long Tian melihat beberapa pil yang sudah ia buat, tetapi kebanyakan warnanya kusam, menandakan bahwa prosesnya tidak berhasil sepenuhnya. “Kau terlalu memaksakan diri. Beristirahatlah sejenak. Kalau kau terus begini, bukan pil yang sempurna yang kau dapatkan, tapi tubuh yang kelelahan.”
Yu Mei menghela napas panjang, lalu berdiri. “Mungkin kau benar. Tapi aku tidak ingin menyerah. Aku harus bisa menghasilkan pil yang sempurna.”
Long Tian tersenyum kecil. “Ambisi yang bagus. Tapi ada saatnya ambisi harus dipadukan dengan akal sehat. Duduklah sebentar dan istirahat, aku akan menunjukkan sesuatu.”
Long Tian memilih salah satu meja alkemis yang kosong. Ia mengeluarkan bahan-bahan yang baru saja dibelinya dari cincin ruang miliknya. Debu Api Naga, Bunga Roh Langit, dan Daun Es Abadi semuanya terlihat bercahaya di bawah lampu lentera, menunjukkan kualitasnya yang tinggi.
Yu Mei yang melihat bahan-bahan itu langsung tertegun. “Itu... bahan-bahan untuk pil peningkatan Qi tingkat tinggi? Kau serius akan mencoba membuatnya sekarang?”
Long Tian mengangguk santai. “Kenapa tidak? Aku butuh pil ini untuk mempercepat kultivasiku.”
Dengan ketenangan yang luar biasa, Long Tian mulai bekerja. Ia menyalakan api alkemis dan mulai memproses bahan-bahan satu per satu. Gerakannya begitu cepat dan terlatih, seolah ia sudah melakukan ini ribuan kali sebelumnya.
Yu Mei hanya bisa duduk di sampingnya, mengamati setiap langkah dengan kagum. Bahkan ketika ia mencoba membuat pil sederhana, prosesnya terasa sulit dan memakan waktu lama. Tetapi Long Tian, dalam waktu singkat, sudah berhasil mencampur bahan-bahan tersebut dengan sempurna.
Satu jam berlalu. Aroma harum mulai memenuhi ruangan, tanda bahwa proses pembuatan pil hampir selesai.
“Dan... selesai,” kata Long Tian sambil membuka tutup kuali alkemis. Di dalamnya terdapat lima pil peningkatan Qi tingkat tinggi, masing-masing berwarna merah cerah dan memancarkan cahaya lembut.
Yu Mei menatap pil-pil itu dengan mata terbelalak. “Kau benar-benar berhasil... dalam waktu sesingkat itu? Ini... luar biasa.”
Long Tian tersenyum tipis, lalu mengambil salah satu pil dan memberikannya kepada Yu Mei. “Ini untukmu. Anggap saja sebagai penghargaan karena sudah bekerja keras hari ini.”
Yu Mei terdiam sejenak, lalu menerima pil itu dengan tangan yang sedikit gemetar. “Long Tian... ini terlalu berharga. Aku tidak bisa menerima ini.”
“Tentu saja bisa,” jawab Long Tian dengan santai. “Kau butuh ini untuk meningkatkan kultivasimu, bukan? Jangan terlalu banyak berpikir. Terima saja.”
Wajah Yu Mei memerah, tetapi ia tersenyum lebar. “Terima kasih... benar-benar terima kasih, Long Tian. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu.”
“Kau tidak perlu membalas apa pun. Hanya saja, lain kali kalau kau terlalu memaksakan diri, ingatlah untuk beristirahat,” ujar Long Tian sambil tertawa kecil.
Yu Mei mengangguk, lalu memandang pil di tangannya dengan penuh rasa syukur. Baginya, pil itu bukan hanya hadiah, tetapi juga simbol perhatian Long Tian yang membuatnya merasa istimewa.
“Kalau begitu, aku akan pulang dulu. Jangan terlalu lama di sini, ya?” kata Long Tian sambil melangkah pergi.
Yu Mei hanya bisa memandang punggungnya yang menjauh, dengan senyuman yang tidak bisa ia sembunyikan lagi. Malam itu menjadi salah satu momen yang tidak akan ia lupakan.
...
Setelah memberikan pil kepada Yu Mei dan meninggalkan paviliun alkemis, Long Tian kembali ke kamarnya di asrama. Malam itu, suasana sangat tenang, hanya terdengar suara jangkrik dari luar. Ketika ia masuk, kedua temannya, Bai Zhi dan Han Yu, sudah terlelap dengan dengkuran kecil yang bersahut-sahutan.
Long Tian tersenyum kecil. “Tidur mereka nyenyak sekali, dasar Pendekar takut Babi,” gumamnya sambil duduk di tempat tidur.
Tanpa membuang waktu, ia mengeluarkan satu pil peningkatan Qi tingkat tinggi dan satu pil peningkatan Qi tingkat menengah dari cincin ruang miliknya. Kedua pil itu memancarkan cahaya lembut, seolah memanggil energi di sekitarnya.
“Baiklah, waktunya berkultivasi,” ujar Long Tian pelan sambil duduk bersila.
Dia mulai mengaktifkan teknik kultivasi Seni Raja Langit, teknik yang dirancang untuk menyerap energi dengan kecepatan tinggi. Pil pertama, pil peningkatan Qi tingkat menengah, langsung ia telan, dan dalam sekejap energi yang besar mulai mengalir ke tubuhnya. Lalu, tanpa ragu, ia melanjutkan dengan menelan pil peningkatan Qi tingkat tinggi.
Energi dari kedua pil itu begitu besar hingga menciptakan gelombang aura yang langsung mengguncang seluruh kamar. Lantai bergetar, dinding berderak, dan suara gemuruh terdengar jelas di seluruh asrama.
Bai Zhi yang sedang tidur dengan mulut menganga langsung tersentak bangun. “HAN YU! CEPAT BANGUN! KITA DISERANG!” teriaknya panik sambil melompat dari tempat tidur.
Han Yu, yang masih setengah sadar, membuka matanya dengan susah payah. “Apa? Siapa? Apa ini?! Apa ada bandit?!” katanya sambil menggenggam belatinya, tetapi arah belatinya malah ke arah Bai Zhi.
“Bukan aku yang menyerangmu, dasar bodoh!” Bai Zhi balas berteriak sambil mengibaskan tangan Han Yu.
“Kita sedang di serang musuh, aku yakin ini pasti musuh kuat!” Bai Zhi terus berbicara sambil melompat ke dekat pintu, siap keluar dengan pedangnya.
Namun, sebelum mereka bisa melakukan apa pun, Long Tian menyelesaikan kultivasinya. Dia berdiri perlahan sambil meregangkan tubuh. Wajahnya terlihat segar dan penuh semangat, seolah baru saja selesai tidur nyenyak.
“Hahaha!” Long Tian tertawa keras, membuat Bai Zhi dan Han Yu langsung menoleh ke arahnya.
“Long Tian, kau baik-baik saja? Ada musuh di luar, ayo bersiap!” kata Bai Zhi dengan wajah serius, masih memegang pedang besarnya.
“Musuh?” Long Tian mengangkat alis. “Oh, maksudmu guncangan tadi? Itu bukan serangan musuh. Itu... hanya gempa bumi kecil.”
Bai Zhi dan Han Yu langsung terdiam. Mereka saling berpandangan, lalu menatap Long Tian dengan curiga.
“Gempa bumi kecil?” Han Yu mengernyitkan dahi. “Kenapa rasanya seperti ledakan energi besar di dalam kamar ini? Dan kenapa auranya terasa... aneh?”
“Ah, kau terlalu banyak berpikir, Han Yu.” Long Tian tertawa sambil melambaikan tangan. “Kalian pasti bermimpi buruk. Sekarang, kembali tidur saja. Esok hari kita harus berlatih lagi, kan?”
Bai Zhi mengerutkan kening. “Tapi... aku yakin sekali aku mendengar suara seperti gedung mau runtuh!”
Long Tian tersenyum santai. “Itu hanya imajinasimu, Bai Zhi. Kau terlalu sensitif. Kau butuh tidur yang nyenyak, seperti tadi.”
Han Yu yang sudah mulai lelah memikirkan hal itu akhirnya mendengus. “Huh, mungkin kau benar. Tapi kalau ini terjadi lagi, aku akan memanggil tetua sekte.”
Long Tian hanya mengangguk santai. “Tentu, tentu. Sekarang, tidur saja.”
Saat kedua temannya kembali ke tempat tidur, Long Tian hanya tersenyum kecil sambil bergumam dalam hati.
“Untung aku tidak mengeluarkan seluruh kekuatanku. Kalau tidak, mungkin satu asrama ini benar-benar runtuh.”
Dia lalu berbaring di tempat tidurnya dengan tenang, merasa puas dengan hasil kultivasi malam itu, sementara Bai Zhi dan Han Yu kembali tertidur—kali ini dengan belati dan pedang mereka di samping tempat tidur, siap jika "musuh" benar-benar muncul.
🤭🤭🤭🤭