"aku Aestic seorang gadis biasa dengan pengalaman cinta yang minim namun takdir cinta ku berubah setelah aku bekerja di sebuah toko ponsel".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datil Aula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dusta Cinta
Tak terasa pagi pun tiba aku bangkit dari tempat tidurku dan melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 07:00 aku pun bergegas mandi lalu sarapan berpamitan kepada orangtua ku dan berangkat bekerja.
Sesampainya ditoko aku pun begegas membuka pintu toko seperti biasa membersihkan rak menyapu lantai dan membuang sampah setelah beres aku pun duduk dibangku depan seperti biasa nya sambil menunggu pembeli memegang ponsel dan menonton YouTube.
Setelah beberapa saat duduk pembeli pun tiba aku bangkit dari tempat dudukku dan siap melayani ditengah pembicaraanku dengan pembeli pria asing itu datang berdiri disebelahku dan mulai mengambil alih pembicaraanku aku yang melihat itu hanya mengangguk-angguk kan kepala sambil sesekali tersenyum.
Akhirnya 2 unit ponsel bersegel sold out setelah melihat pembeli pergi aku berencana untuk kembali duduk di bangku depan tapi tiba-tiba aku tersentak saat pria asing itu mulai menyapa ku kembali dan berkata “nama kamu siapa”aku pun dengan canggung menjawab “Aestic” dan berlalu pergi,tak sampai disitu ternyata dia masih penasaran dengan ku dan mengikuti ku ke bangku depan.
Aku yang melihat keadaan tersebut merasa sangat tidak nyaman tapi aku tidak bisa menegurnya karena pasti akan membuat keadaan jadi tidak mengenakan karena memang kami bisa dibilang tinggal bersama ya walaupun hanya untuk beberapa jam saja.
Aku pun mencoba untuk mengikuti keadaan dan menjawab beberapa pertanyaan nya dengan agak santai.
“Kamu orang mana”tanya pria itu lagi…“aku orang kampung sebelah”jawabku.. “boleh kenalan kan”tambah pria itu kembali…aku yang mendengar perkataan tersebut hanya bisa tersenyum…"gimana kerja disini nyaman nggak" untuk sesaat aku berpikir “untuk sekarang kamu yang membuat aku tidak nyaman”jawabku dalam hati…"iya Alhamdulillah" Jawabku kembali…setelah melontar beberapa pertanyaan dia kembali bertanya yang membuat aku sedikit terkejut “kita ngobrol gini nggak ada yang marahkan?” aku yang mendengarkan perkataan tersebut sedikit melongo “bukankah dia sudah punya pacar kok bisa-bisanya melontar pertanyaan itu?”…pikirku
Aku terus menatap jam serasa waktu begitu lama berjalan mencoba untuk tetap bersabar sesekali melihat ke jalan raya yang penuh kebisingan kereta,mobil yang lalu lalang mencoba menghidari pertanyaannya dan menghibur diri “Aestic…makan dulu..” dari dalam toko terdengar suara wanita memanggilku yang ternyata istri bosku “iyaa mbak..” sahutku
Aku bangkit berlalu sambil menunduk tanpa memandang kearah pria asing tersebut.Waktu terus berjalan tak terasa sore pun tiba didalam aku berbincang-bincang dengan istri bosku yang begitu peramah di tengah pembicaan dia menceritakan tentang pria asing tersebut tanpa aku tanya,aku yang mendengarnya mencoba untuk tetap menghormati istri bos dan sesekali mengangguk yang ternyata pria asing itu ialah sepupu suaminya,pembicara menjadi panjang karena keadaan pun tampak sepi.
Sore pun datang kini waktunya aku untuk pamit pria asing itu terus menatap ke arah ku seakan ingin menghampiri ku setelah membaca keadaan aku pun bergegas ketempat parkir menghidupkan kereta ku dan pergi meninggalkan toko.
Dijalan aku berjalan pelan sambil menikmati keindahan sekitar tampak sebuah kereta berjalan pelan disamping ku,aku agak tersentak melihat seorang pria yang tidak ku kenal tubuh yang tinggi,kulit putih bersih badan yang ramping dan wajah yang manis “astagfirullah”ucapku kaget.
Melihat reaksi ku pria itu tersenyum manis yang memang membuat aku sedikit tergoyah tanpa dia mencoba merayu,
“baru pulang kerja ya?”tanya dia dengan nada rendah..
“iyaa” jawabku dengan agak malu…
“rumahnya di mana?” Sambungnya lagi…
“di desa baru” jawabku kembali…
“aku temenin ya” jawab nya sambil tersenyum manis…
“jangan”jawabku malu-malu sambil tersenyum mencoba mencuri pandang
“yaallah manisnya”..ucapku dalam hati.
“boleh minta nomor handphone kamu nggak”…aku yang menanti-nanti pertanyaan tersebut merasa seakan meledak sangking bahagianya cuman mencoba untuk tetap santai
“iya boleh”jawabku tersenyum malu… setelah berbagi nomor kami pun berpencar ke arah masing-masing.