Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?
Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Seminggu sudah mereka disini. Dan mereka juga sudah berbaur dengan rakyat. Carlos juga sudah bekerja sebagai mandor disini. Sementara pekerja yang dari negara tetangga sudah dikembalikan ke negaranya.
Bukan tanpa alasan Carlos melakukan semua itu, ia ingin fokus pada rakyatnya saja yang bekerja.
Dan hasilnya juga akan digunakan untuk rakyat nya sendiri. Walaupun sebagian dari hasil minyak bumi di ekspor ke negara lain. Untuk pendapatan negara.
Carlos juga mengajarkan mereka cara-cara bertarung melawan penjahat. Dari seni beladiri hingga memainkan senjata.
Sementara Sofia mengajari ibu-ibu seni beladiri juga. Merekapun merasa senang dan bisa belajar.
"Aku semangat bekerja, gaji juga sudah naik dua kali lipat. Semenjak Pak Carlos jadi mandor kita, tidak ada lagi yang dibentak," ucap salah satu dari pekerja disini.
"Benar, andai saja Pak mandor mencalonkan diri menjadi raja, aku akan mendukungnya 100 persen," timpal yang lainnya.
Carlos tersenyum, ia diam-diam mendengar percakapan mereka. Tapi Carlos tidak menegurnya.
Kemudian ia pergi untuk mengawasi yang lainnya. Dan ia kembali mendengar percakapan mereka yang memuji kebaikan Carlos.
Bahkan perdana menteri sudah dua kali berkunjung kemari. Ia memerintahkan yang lain untuk membangun pabrik lagi.
Tapi bukan pabrik minyak, melainkan pabrik lain untuk memberikan peluang pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan.
Hanya dengan cara itu Carlos bisa membantu mereka tanpa mengungkapkan identitasnya sebagai raja.
Carlos memiliki alasan tersendiri dengan menyembunyikan identitasnya sebagai raja. Dia ingin berbaur dengan rakyat tanpa ada rasa segan dari rakyat.
Tadinya ia berpikir akan diperlakukan tidak baik. Biar bagaimanapun, itu adalah keinginannya dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang raja.
Selama Carlos menjadi mandor, makan siang mereka pun di gratiskan. Tidak seperti sebelumnya yang harus bayar.
Jadi rata-rata mereka lebih memilih membawa bekal dari rumah. Sekarang mereka tidak perlu repot-repot untuk membawa bekal.
"Aku penasaran seperti apa raja baru kita," ucap salah satu pria.
"Katanya sih tampan dan gagah juga masih sangat muda," ujar rekannya.
Carlos hanya tersenyum mendengar percakapan mereka. Tanpa mereka tahu yang mereka bicarakan adalah orang yang selalu disekitar mereka.
Sampai waktunya pulang kerja, mereka tidak mau pulang sebelum Carlos pulang. Mereka hanya ingin pulang bersama Carlos.
Carlos dengan sabar mendengar keluhan mereka setiap kali mereka bercerita. Carlos pun memerintahkan perdana menteri untuk mewujudkan keinginan mereka.
"Bapak-bapak semua, mungkin bulan depan aku akan kembali ke kota dan tidak lagi bekerja disini," ucap Carlos saat mereka sedang berada di luar pabrik.
"Kenapa Nak? Apa kami berbuat salah? Atau ada yang kurang berkenan?" tanya pria paruh baya.
Sungguh, dia seperti tidak rela jika Carlos harus pergi dari tempat ini. Apalagi Carlos mengatakan tidak ingin bekerja lagi disini.
"Tidak Pak, tapi aku ada tugas ditempat lain. Ini atas perintah raja," jawab Carlos.
"Coba kalau Pak mandor jadi raja kami, kami akan berbakti selamanya," ucap yang lain.
"Betul, betul sekali," jawab mereka serentak.
"Semua yang kalian nikmati saat ini adalah dari raja kalian. Aku selalu cerita kepada raja tentang keluhan kalian selama ini," ujar Carlos.
Mereka saling pandang, mereka merasa bersyukur karena diperhatikan oleh raja. Walaupun tempat mereka jauh dari istana.
Akhirnya Carlos pun mengajak mereka untuk pulang. Carlos meminta pengawal istana untuk menjaga pabrik.
Semua itu hanya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Apalagi orang-orang Abraham sudah dikembalikan ke negaranya.
Pasti akan membuat Abraham murka. Bukan pengawal dari istana saja, Carlos juga meminta pengawal bayangan untuk menjaga tempat ini tanpa sepengetahuan siapapun.
Setiap ada yang mencurigakan, pengawal bayangan langsung bertindak lalu menculik mereka dan lenyap tanpa jejak.
"Sedang apa sayang?" tanya Carlos pada istrinya.
"Honey sudah pulang?" Carlos tertegun, untuk pertama kalinya Sofia memanggilnya honey.
"Kamu panggil aku apa?"
"Salah ya?" jawab Sofia kikuk. "Aku juga tidak tahu honey itu apa?" tambah Sofia.
Sofia hanya mendengar dari ibu-ibu yang bagus untuk panggilan suami adalah honey. Sofia juga tidak mengerti apa artinya. Jadi ia menyimpulkan kalau honey itu adalah suami.
"Tidak kok, sudah benar," jawab Carlos.
Sofia sudah menyiapkan air untuk mandi, dan keperluan lainnya. Sofia benar-benar melayani suaminya dengan baik.
Pelajaran dari ibu-ibu banyak yang ia dapatkan. Begitu juga sebaliknya, para ibu-ibu belajar dari Sofia terutama seni beladiri.
Sofia hanya mengajarkan yang ia tahu, tapi itu sudah sangat bermanfaat bagi mereka. Selama mereka disini, hanya yang baik-baik saja yang mereka dapatkan.
"Bulan depan kita akan kembali ke istana. Dan kita akan pergi ke tempat lain lagi. Apa kamu mau ikut?" tanya Carlos.
"Bukankah aku permaisuri mu? Kemanapun kamu pergi aku akan selalu di sampingmu," jawab Sofia.
Kini Sofia sudah tidak segan-segan lagi memeluk Carlos. Bermanja-manja kepada Carlos. Karena ia berpikir mereka juga sudah pasangan suami istri.
Namun saat Carlos ingin melakukan ritual mereka, Sofia takut. Entahlah, mungkin karena dia belum siap untuk melakukan hubungan suami istri.
Awalnya ia mau, namun saat ingin mulai, Sofia malah ketakutan. Apalagi dia belum pernah melihat hal semacam itu.
Flashback ...
Malam ini di hari ketiga mereka berada disini. Carlos memberanikan diri untuk memeluk dan mencium Sofia.
Bahkan Carlos sudah menjelajahi semuanya. Sofia pun sudah pasrah saat Carlos memperlakukan nya seperti itu.
"Apa kamu siap?" tanya Carlos.
Sofia mengangguk, namun saat matanya menoleh ke bawah, saat melihat Carlos sudah polos. Sofia malah ketakutan.
"Aaaa, apa itu?" pekik Sofia. Carlos segera menutup mulut Sofia agar berhenti menjerit.
"Kamu belum siap sayang? Gak apa-apa kita tunda saja," jawab Carlos.
"Itu, aku ...." Perkataan Sofia terhenti.
Carlos pun segera mengenakan pakaiannya kembali. Lalu ia juga memakaikan pakaian untuk Sofia.
"Tidurlah, aku peluk kamu agar tidak takut," ucap Carlos. Sofia pun mengangguk dan tidur dalam pelukan Carlos.
Flashback end ...
Begitulah, sejak hari itu Carlos harus berhati-hati. Walaupun waktu itu tidak jadi, tidak membuatnya marah.
Mungkin belum waktunya, begitulah pemikiran Carlos. Ia juga mengerti dengan Sofia yang sejak kecil tidak bergaul dengan para pria.
"Hmmm wangi," ucap Carlos saat mencium aroma tubuh Sofia. Sofia senang bukan main, apalagi Carlos sering memujinya.
"Sana mandi, setelah itu kita makan. Sebentar lagi para warga akan datang untuk berlatih," pinta Sofia.
Carlos mengecup kening dan bibir Sofia, Sofia mendorong pelan tubuh Carlos agar segera mandi.
Carlos tertawa kecil. Sungguh, ia benar-benar sudah mencintai istrinya itu. Walaupun perkenalan mereka belum lama, tapi diantara mereka sudah ada rasa.
yg penting seru💪💪💪💪💪