NovelToon NovelToon
Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Si Mujur
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Layli Dinata

Hubungan Inara dan Artha harus kandas karena perselingkuhan Artha. Padahal mereka sudah mau menikah.

Malu pernikahan batal, Inara terpaksa menyetujui perjanjian dengan Argha, kakak Artha demi untuk membalas Artha dan tidak mempermalukan orang tuanya.

Inara kalah dengan perasaannya. Ia jatuh cinta pada suaminya yang misterius. Hanya saja, dendam Argha membuat Inara merasa rendah diri. Dan godaan Artha selalu datang pada mereka.

Akankah Argha dan Inara bisa bersatu, atau masa lalu Argha akan terus membuat jarak di antara mereka dan memilih berpisah demi kebaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Layli Dinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 2 Mau Bukti?

Berpikir mengenai tawaran pernikahan dengan seseorang yang menyukai sesama jenis. Inara benar-benar tidak habis pikir.

Inara menggelengkan kepala. “Pak, apa Bapak juga akan membuktikan sama orang, kalau Bapak ini bukan Gay?” Buru-buru Inara membungkam mulutnya sendiri. Merasa sial karena telah kelepasan mengatakan itu. ‘Duh, kalau dipecat, bisa berabe gue.’

“Jadi, selama ini kamu anggap saya sebagai Gay?” Argha mendelik. Bahkan berita itu telah menyebar ke mana-mana. Ia sendiri kualahan. Ia tak akan mengampuni siapaoun yang menyebarkan berita bohong itu. Pria berwajah tirus itu menggulung kemejanya sampai siku. “Saya bukan seperti itu.”

Inara beringsut mundur, saat Argha mencondongkan tubuhnya.”Ma-maaf, Pak. Saya hanya dengar dari gossip.”

“Dari gossip, ya? Apa kamu mau saya buktikan sekarang, seberapa perkasanya saya?”

Inara seakan lupa cara bernapas dengan baik, dengan jarak sedekat ini dan wajah tampan yang selalu dingin itu membuatnya benar-benar menggigil. Aroma maskulin pada pria ini benar-benar membuatnya gila. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Ia tidak akan memberikan hal berharganya pada siapapun. Entah kekuatan dari mana, Inara langsung mendorong dada Argha untuk menjauh, dan memalingkan wajah. “Ya, saya kan tahu cuma dari gossip.”

“Gosip murahan dari Artha. Huh! Dia tidak mau bersaing sama saya. Ini kesempatan terakhir buat kamu, mau balas dendam dengan menikah sama saya, atau—“

“Oke! Saya setuju.” Tanpa berpikir panjang, Inara langsung menyetujui. Ia akan membalas rasa sakit hatinya dengan menjadi kakak iparnya Artha. Ya. Cara itu yang bisa ia pakai dengan berbalas dendam. Bukankah selama ini mereka sering putus-nyambung? Kali ini, ia tak ingin menerima permohonan maaf sedikitpun dari pria itu.

“Kamu tidak mau berpikir lagi?”

“Tidak. Tapi, apa jaminannya kalau Bapak hanya memperalat saya?”

Argha mengendurkan ikatan dasinya. “Sebagian harta saya, akan jadi milik kamu. Tenang saja.”

‘Woah … ini, sih berkah! Gak dapat adeknya, dapat abangnya yang sarang duit. Soal tampang, Pak Argha memang jauh lebih menawan, meski agak kurang normal juga, sih. Ah, bodo amat! Kalaupun dia gak nyentuh aku, seenggaknya aku bisa beli apapun yang aku mau. Gue selama ini capek selalu dihina matre, sekarang, aku tunjukan ke orang-orang, sebagaimana matrenya aku. Sebel banget aku.’

Argha menjentikkan jarinya di depan wajah Inara. Gadis bermata lebar itu berjengit. Kini di hadapannya ada pria tampan yang ia sebut tak normal itu. “Apa yang kamu pikirin?”

“Ehem. Tidak. Saya setuju.”

Argha manggut-manggut, lantas bangkit dari tempatnya duduk. “Baiklah. Istirahat saja. Saya masih ada urusan. Fokuskan pada kesembuhan kaki kamu, saya tidak mau tahu, kamu harus cepat pulih. Dan saya akan menggelar pesta pernikahan yang mewah.”

“Sebentar, Pak!” sergah Inara dengan menarik tangan Argha. “Ma-maaf.” Inara melepaskannya karena merasa telah melampaui batas. Gadis itu nyengir karena merasa bersalah.

Ia menggigit bibir bawahnya. Argha terlihat sabar menunggu. Pria tampan itu bersedekap dada.

“Bagaimana dengan keluarga Bapak mengenai ini?” tanya Inara hati-hati. Mengingat hubungannya dengan Artha saja sebelumnya dilarang. Lantas, bagaimana dengan Argha yang kabarnya pewaris?

“Saya tidak butuh pendapat mereka. Soal papa saya, itu akan jadi urusan saya. Kamu, cukup persiapkan diri.”

Inara mengangguk. Ia tahu bagaimana kerasnya hati seorang Arghantara Winata. Pria berusia 32 tahun itu memang sangat arogan, dingin dan jarang tersenyum. Selama ia bekerja di perusahan keluarga Winata, tak pernah ia melihat sosok Argha tersenyum. Wajahnya selalu datar.

“Jadi, apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan?”

Inara menggelengkan kepala. Semuanya sudah terasa jelas.

“Baiklah, istirahat dengan benar. Supaya kakimu iyu cepat sembuh.” Argha memutar tumit, lantas pergi dari kamar Inara.

Inara mengembuskan napas dengan kasar. Sepertinya ini benar-benar sulit untuk dimengerti.

“Sebenarnya, apa yang sedang Pak Argha rencanakan?”

Tok tok tok!

Seorang wanita membawakan nampan berisikan makanan. Wanita itu berjalan mendekat. “Permisi, Nona, saya Ami. ART di sini. Tuan Argha menyuruh saya untuk mengantarkan makanan untuk Anda.”

Ami meletakkan satu nampan berisikan nasi dan air putihnya di atas nakas. “Apa langsung mau dimakan, Nona? Anda butuh sesuatu?”

Inara menggelengkan kepalanya. “Em, tidak. Terima kasih Mbak Ami.”

“Sama-sama, Nona. Oh, ya. Kalau begitu saya pamit keluar.”

“Sebentar, Mbak,” sergah Inara. Gadis itu benar-benar sangat penasaran mengenai keluarga Winata. Barang kali, ia bisa menemukan informasi mengenai keluarga itu.

Dengan sedikit meringis, Inara menurunkan kakinya yang sakit ke bawah. “Apa kamu lihat ponsel saya?”

Ami menggelengkan kepalanya kuat. “Sejak Anda dibawa ke mari, saya tak melihat ponsel, Nona.”

Inara menepuk kepalanya. “Apa jatuh di got ya?”

Ami terlihat bingung. Ia hanya meringis. “Jadi, apa Anda butuh sesuatu?”

“Em, Mbak. Pak Argha itu kakaknya Mas Artha, kan? Apa Mas Artha sering pulang ke sini?”

“Jarang sekali, Nona. Pak Artha jarang ke sini. Kecuali kalau Tuan dan Nyonya besar di rumah. Pak Argha sebenarnya juga jarang di sini.”

Mata Inara mengerjab beberapa kali. Tak habis pikir dengan keluarga yang tak kompak ini. Matanya mengedar ke penjuru ruangan. “Rumah sebesar ini jarang dihuni?”

“Iya, Nona. Tuan Artha dan Tuan Argha memiliki apartemen masing-masing.”

Tentu Inara tahu kalau soal itu. Siapa yang tak tahu Arghantara Winata yang memiliki banyak uang. Satu apartemen itu hanya barang kecil. Ia yakin, Argha memiliki lebih dari itu.

“Em, kenapa Pak Argha dan Mas Artha kelihatan tidak akur, ya, Mbak?” tanya Inara pada intinya.

Wajah Ami berubah pias. Gadis itu resah dan meremas ujung seragamnya. “Em, maaf, Nona. Kalau soal itu saya tidak tahu. Lagi pula, itu bukan kapasitas saya untuk berbicara.”

Inara mengerti. Kalaupun Ami mengatakan yang sebenarnya, tentu itu akan mempengaruhi pekerjaan gadis itu di sini kan? Ah, Inara merasa tidak enak hati. Ia meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Jadi, apa ada lagi yang ingin Nona tanyakan?”

Inara menggelengkan kepala. “Tidak. Itu saja, Mbak. makasih ya, sudah membawakan makanan untuk saya.”

Ami mengangguk dengan sopan. “Sama-sama, Nona. Oh, yam obatnya jangan lupa di minum ya. Beberapa saat lagi saya akan datang untuk mengambil lagi nampannya.”

Inara mengangguk dan Ami pun pergi dari kamarnya.

Inara menoleh pada makanan yang sudah disiapkan oleh Ami. Makanan yang terbilang mewah baginya yang biasanya hanya memakan nasi bungkus dan mie instan di tanggal tua seperti ini.

“Mama bakalan marah gak ya? Masa aku mau nikah sama abangnya, setelah putus dari adiknya. Apa kata dunia? Ah, bodo, ah! Lagian, siapa sendiri selingkuh!”

1
yo..h72🦂🥀
😍😍👍
yo..h72🦂🥀
Karna PINISIRIN di aplikasi ono gk jadi , Mampir deh di mari 😁😍😍
Layli Dinata: hehehe makasih Akak
total 1 replies
Afiroh
ceritanya menarik..lnjutkn
Layli Dinata: siap Akak. terima kasih
total 1 replies
Jenk Ros
aku mampir donk.. cerita nya keren ❤️🥰
Layli Dinata: makasih akak. semangati aku terus ya
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
semangat Up ya Thorrt❤
Layli Dinata: siap Akak
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
karyamu bagus banget Thor,,❤
Layli Dinata: makasih Akak
total 1 replies
Jhulie
lanjut thor
Layli Dinata: thank you Kak Jhulie
total 1 replies
Phedra
Bahasanya mudah dimengerti, jadi mudah masuk ke dalam ceritanya.
Layli Dinata: makasih Akak. ikutin terus ya
total 1 replies
Kiran Kiran
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
Layli Dinata: Ahhh terima kasih, Akak 🤍❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!