NovelToon NovelToon
Jejak Di Balik Kabut

Jejak Di Balik Kabut

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Penyeberangan Dunia Lain / Permainan Kematian / Penyelamat / Pendamping Sakti
Popularitas:304
Nilai: 5
Nama Author: Anggun juntak

dibaca aja ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rumah dibalik kabut

Langkah Arka dan Maya terhenti beberapa meter dari pintu rumah tua itu. Kayu-kayunya tampak lapuk, dengan tanaman merambat yang menjalar di dinding-dindingnya. Namun, anehnya, jendela-jendelanya bersih, seolah ada seseorang yang masih tinggal di dalam.

“Maya,” bisik Arka tanpa menoleh. “Kau merasa… aneh?”

“Aneh? Itu jelas,” sahut Maya, suaranya sedikit gemetar. “Rumah ini seperti bukan bagian dari hutan ini. Kau tahu apa yang lebih aneh? Kenapa kita masuk ke dalam kabut ini?”

Arka tidak menjawab. Ia tahu Maya takut, tapi rasa penasarannya terlalu besar untuk diabaikan. Ia melangkah maju, menatap pintu kayu yang sedikit terbuka, menampakkan celah kecil yang gelap di dalamnya.

“Aku tidak suka ini, Arka,” kata Maya sambil menarik lengan bajunya. “Kita tidak tahu apa yang ada di dalam.”

Arka berbalik menatapnya. “Bukankah itu alasan kita ada di sini? Kita harus tahu.”

Sebelum Maya bisa menjawab, pintu itu terbuka lebih lebar, perlahan, tanpa suara. Seolah mengundang mereka masuk.

Maya terdiam, mulutnya sedikit terbuka. “Pintu itu… terbuka sendiri?”

“Tidak ada angin,” gumam Arka. Ia melangkah maju tanpa ragu.

“Apa? Arka, tunggu!” Maya bergegas mengikutinya, meskipun seluruh tubuhnya berteriak untuk lari sejauh mungkin dari tempat itu.

Di dalam, rumah itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya samar yang masuk dari celah-celah dinding. Bau lembap dan kayu tua memenuhi udara. Tapi yang paling menarik perhatian mereka adalah sebuah meja kayu besar di tengah ruangan. Di atas meja itu, tergeletak sebuah buku tebal berdebu dengan sampul kulit berwarna cokelat tua.

Arka mendekat, merasakan sesuatu yang aneh—seperti tarikan tak terlihat yang memaksanya untuk membuka buku itu.

“Arka, jangan,” bisik Maya, tapi ia tahu tak ada gunanya.

Dengan hati-hati, Arka menyentuh sampul buku itu dan membukanya. Halaman pertama kosong, begitu pula halaman kedua. Tapi di halaman ketiga, muncul tulisan tangan yang tampak baru, seolah baru saja ditulis.

**“Selamat datang, Arka dan Maya. Aku tahu kalian akan datang.”**

Maya menjerit kecil dan mundur beberapa langkah. “Bagaimana… bagaimana dia tahu nama kita?”

Arka menatap tulisan itu dengan dahi berkerut. Ia mencoba membalik halaman berikutnya, tapi sebelum ia sempat, suara pintu tertutup dengan keras di belakang mereka.

Keduanya berbalik, dan di sana, berdiri seorang nenek tua. Bukan nenek yang mereka temui di desa, tapi seseorang yang tampak lebih tua, lebih rapuh, namun dengan tatapan tajam yang menusuk.

“Jadi, kalian akhirnya sampai juga,” kata nenek itu dengan suara serak. “Aku sudah menunggu kalian.”

Maya menggenggam lengan Arka erat. “Siapa kau? Bagaimana kau tahu nama kami?”

Nenek itu tersenyum samar, tapi senyum itu lebih menakutkan daripada menenangkan. “Kalian membawa peta itu, bukan? Itu milikku dulu, tapi aku menyerahkannya pada nenek kalian. Dan sekarang, waktunya kalian mengetahui apa yang sebenarnya kalian cari.”

Arka menelan ludah. “Apa maksudmu? Apa yang ada di sini?”

Nenek itu melangkah mendekat, jari-jarinya yang kurus menunjuk ke buku di atas meja. “Buka halaman terakhir, Arka. Jawabanmu ada di sana.”

Arka ragu, tapi ia tahu ia tak bisa mundur sekarang. Dengan tangan gemetar, ia membalik halaman-halaman buku itu sampai ke halaman terakhir. Di sana, ia melihat sebuah gambar: sebuah gua dengan pintu besar yang dihiasi simbol-simbol aneh. Di bawahnya tertulis sebuah kalimat:

**“Di dalam gua ini, kau akan menemukan kebenaran tentang dirimu.”**

“Ini… apa maksudnya?” tanya Arka, menatap nenek itu.

Nenek itu hanya tersenyum. “Kalian harus menemukan gua itu. Tapi ingat, perjalanan ini akan menguji kalian. Tidak semua orang bisa bertahan.”

Maya menggeleng. “Kami tidak pernah meminta ini! Kami hanya ingin tahu tentang peta itu!”

“Tapi peta itu memilih kalian,” jawab nenek itu. “Sekarang, pilihannya ada di tangan kalian. Teruskan perjalanan, atau kembali ke desa tanpa jawaban.”

Kabut di luar semakin tebal, menutupi apa pun di luar rumah. Arka merasa kepalanya penuh dengan pertanyaan. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak mungkin berhenti sekarang.

---

1
SAF.A.NAPIT
bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!