Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Di sebuah rumah mewah 3 lantai dengan arsitektur Eropa di Medan, Sumatera Utara.
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki turun dari tangga)
Terlihat Kei turun dari tangga dengan pakaian bersih dan penampilan yang rapi. Tak lupa memasangkan anting pada telinga kirinya, yang tidak akan membuatnya lupa kalau dia wanita. Dia menemukan anting dengan permata hijau ini di bawah kasurnya, perhiasan dari neneknya. Dan ternyata adalah sebuah jimat dengan mantra kesehatan, menjaga penggunanya agar tidak mudah sakit. Sangat heran kenapa bocah ini tidak menggunakannya. Menjadi sia-sia saja.
"Dimana yang lainnya?" tanya Kei kepada Daichi, satu-satunya orang yang menunggunya di ruang tamu
"Gou sedang mencari makan sedangkan Benjiro sedang mengurus berkas-berkas yang ada termasuk masalah keuangan."
"Hem ...... setelah aku lihat, dari kalian bertiga. Hanya kau yang mempunyai kekuatan menengah sebagai dukun. Apa ada yang ingin kau tanyakan?" kata Kei sambil duduk santai di sofa
"............"
"Kalau begitu biar aku yang bertanya. Apakah kau tidak merasakan aura negatif dari rumah ini?" sambil menyilangkan kakinya secara feminis
"Em ...... menurut record, 2 generasi kepala keluarga yang terdahulu sangat suka mengoleksi benda-benda antik. Akan tetapi tidak ada catatan khusus yang menyebutkannya. Hanya benda-benda tersebut disimpan di ruang bawah tanah rumah ini." kata Daichi mengingat-ingat hal itu
"Ha, kakeknya? ...... Aura negatifnya banyak sekali. Coba bawa aku ke sana." sambil berdiri dari tempat duduknya
"Baik" ikut berdiri dan segera berjalan ke ruang bawah tanah di belakang rumah.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Grek ...... (suara membuka pintu besi)
Dari dalam ruangan keluar energi negatif yang lumayan banyak.
"Menjijikkan" gerutu Kei melihat ruangan gelap di ujung tangga menuju bawah tanah
"Coba kau jalan duluan, membuatku sakit." sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan.
Tas ...... (suara senter menyala)
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara menuruni tangga)
Daichi berada di depan dan Kei mengikutinya dari belakang.
Cklik ...... (suara membuka kunci pintu)
Kriet ...... (suara pintu terbuka)
Saat pintu terbuka aura gelap dan negatif keluar menyelimuti lorong dan ruangan. Dan senter yang dipegang Daichi mati seketika.
"Ugh ~...... bau sekali" ucap Kei dan menyahut senter yang ada di tangan Daichi dan dinyalakannya kembali.
Tas ...... (suara senter menyala)
Ruangannya lumayan kecil, hanya seluas kamar biasa. Berisikan barang-barang rongsokan dan berharga tercampur menjadi satu. Dalam ruangan ini terpasang mantra persevation agar barang-barang yang ada di dalamnya tidak mudah rusak.
Di pojokan ruangan, ada almari berisikan barang-barang antik yang mengeluarkan aura hitam dan negatif.
"Ha ...... yang benar saja?" kata Kei mengerutkan dahinya melihat begitu banyak asap hitam keluar dari barang-barang antik itu.
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki)
Mereka berdua berjalan mendekati almari dengan langkah perlahan sambil memperhatikan sekelilingnya. Dilihatnya banyak porcelain putih cantik bergambar bunga dan naga, serta ada pedang dan batu berharga. Yang mempunyai satu kesamaan yaitu memancarkan aura negatif.
Prang ...... (suara guci cantik pecah ke lantai)
"Kau bilang ini barang antik? Orang bodoh mana yang mau mengumpulkan barang-barang sial ini? Kau tahu, apa kegunaan benda ini?" kata Kei marah-marah sambil menunjuk pecahan guci di lantai yang baru saja dibantingnya.
"............" menggelengkan kepalanya
"Tiga guci putih berhiaskan bunga ini adalah guci pembawa mimpi buruk." menunjuk guci cantik yang ada di almari dan memecahkannya satu per satu.
Prang ......
Prang ...... (suara guci cantik pecah ke lantai)
"Dan ini, ini pedang setan dengan arwah gentayangan dari samurai pemiliknya yang mati dalam medan pertempuran." menunjuk pedang hitam dan membuangnya ke lantai
Pak ...... (suara pedang jatuh ke lantai)
Bugh ...... bugh ...... bugh ...... (suara menginjak pedang)
"Tidak berguna! Bodoh, bodoh, bodoh!!! Pedang sialan!!!" umpatnya dan tidak berhenti menginjak pedang itu
"............" Daichi hanya bisa melihatnya pasrah dan kebingungan. Tapi dia tidak lupa untuk mencatat semua pengetahuan penting itu dalam buku catatannya. Kalau-kalau suatu saat nanti dia menjumpai benda yang serupa.
"Dan perhatikan pedang dengan sarung putih bergambar itu." menunjuk pedang cantik berhiaskan lukisan ular putih dengan mata berwarna merah. Dia lemparkan pedang itu ke dinding.
Clak ...... (suara pedang jatuh)
"Ha ...... aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Itu adalah pedang dari siluman ular putih. Darimana dia mendapatkannya? Apakah tidak ada record kalau dia telah melakukan transaksi dengan siluman ular?" tanya Kei sambil memegangi dahinya yang cenat cenut. Merasakan tahu penyebab kepunahan keluarganya. Semua itu karena benda-benda sial ini yang disimpan rapi dalam ruangan bawah tanah.
"Masukkan kedua pedang setan itu dalam pembuangan tinja."
"............" Daichi tidak bisa berkata apa-apa lagi
"............" kedua pedang itu merasa sedang dalam bahaya dan bergetar secara bersamaan kemudian melayang dan jatuh tepat di depan kaki Kei.
Bugh ...... (suara menginjak pedang)
"Apa yang bisa pedang rendahan seperti kalian lakukan?" tanya Kei terus menginjak-injak kedua pedang itu untuk melampiaskan amarahnya.
"Dan ini, yupei-yupei pembawa sial" membanting yupei dan permata cantik yang ada sampai pecah terbelah berkeping-keping
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki)
Kei melangkah mendekati sudut ruangan lainnya, dia temui disana ada sebuah meja yang diatasnya terdapat 2 kotak perhiasan cantik. Sangat misterius.
Klik ...... (suara membuka kotak pErhiasan)
"Oh, ouroboros ......" ucap Kei melihat gelang berwarna hitam dengan ular menggigit ekornya sendiri. Di ambilnya gelang itu dan secara langsung ular hitam itu hidup mengedipkan matanya, mirip ular 'Dragon Snake' mempunyai sisik disepanjang punggungnya. Secara ghaib, ular itu masuk ke dalam kulit tangan kiri Kei, menjadi tato hidup yang dapat bergerak berpindah-pindah tempat. Dan sekarang sudah berada di leher dan pipi kirinya.
"Lucu sekali. Kau tahu apa fungsi ular ini?"
"Tidak tuan muda" jawab Daichi melihat kejadian aneh itu
"Ular ini berfungsi mengingatkanmu akan adanya bahaya di sekitar. Dapat menyelamatkanmu di saat yang genting." dan melanjutkan membuka kotak perhiasan selanjutnya.
Klik ...... (suara membuka kotak perhiasan)
"Apa ini? Ha ...... benar-benar lucu sekali." melihat gulungan dari kulit ular pyton yang mengelurkan cahaya putih. Dia tahu bahwa gulungan itu pasti berisi perjanjian antara kakeknya dengan salah satu keluarga siluman ular pyton. Kalau tidak salah, ada satu portal dimensi ghaib di Pulau Kalimantan menuju kerajaan siluman ular.
"Aku rasa ini adalah masalah besar." melihat gulungan itu sambil berfikir keras. Merasa gulungan itu membawa bencana bagi keluarganya.
"Pungut kedua pedang setan itu." perintah Kei ke Daichi
"Baik tuan muda" segera mengambil kedua pedang itu dari lantai
(Terlihat kotor sekali) batinnya ingin melemparkannya kembali ke lantai.
Sring ...... (suara pedang keluar dari sarungnya)
Klik ...... (suara kotak perhiasan terbelah dua)
Dengan tarikan tangannya, Kei menebas kotak perhiasan dan gulungan itu dengan pedang ular putih. Dan mengucapkan mantra tertentu sehingga benda tersebut hangus terbakar api menjadi debu.
Blaze ...... (suara api)
"Hah ~........." menarik nafas panjang dan mengerutkan dahinya, berfikir keras. Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
"Segel ruangan ini. Timbun dengan semen pintu masuknya dan segera jual rumah ini untuk mendapatkan uang. Aku merasa sangat miskin." marah-marah dan keluar ruangan diikuti Daichi.
"Baik tuan muda"
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki)
Dan hanya kegelapan yang tersisa di dalam ruangan itu.
Slam ...... (suara pintu tertutup)
Bersambung ............