Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Setiap Diana keluar bersama pak Wijaya selalu ada oleh² dibawa pulang. Diana selalu bilang sama keluarganya jika itu rezeki.
"Kamu dari mana Diana?" tanya ibu Riana.
"Kerja bu, supaya bisa bantu² ibu memenuhi kebutuhan warung dan dapur." ucap Diana jujur.
"Alhamdulillah kalau ada kerjamu nak." ucap ibu bangga. Ibu Riana sudah cukup tua untuk kerja diluar rumah, rumah mereka papan dan mulai lapuk.
"Iya bu." jawab Diana singkat karena dia merasa berdosa pada keluarganya.
***
"Diana bapak mau **** dong?" ucap pak Wijaya vulgar ketika mereka keluar berdua.
"Aku boleh gak pak kalau minta dibuatkan rekening jadi setiap bulannya diisikan?" tanya balik Diana.
"Ok. Apa sih yang gak buat kamu sayang." ucap pak Wijaya manja.
"Bapak gak dicariin sama isteri?" tanya Diana lagi.
"Dia sibuk arisan, bersosialita, sibuk hamburkan uang, shopping, pokoknya sibuk sendiri." ucap pak Wijaya lesu. Ternyata pak Wijaya butuh belaian!
"Bapak. Nanti kalau ketahuan isteri bapak gimana?" tanyanya lagi.
"Ya gak gimana² sih." jawabnya santai.
"Ha?" Diana heran. "Apa memang begitu kehidupan orang kaya sebenarnya?" batin Diana.
***
Terlalu sering mereka pergi berdua bahkan tidak memiliki hubungan yang jelas.
"Diana." panggil pak Wijaya. "Kita singgah kesana yuk?" ajaknya menunjuk restoran. Diana hanya mengangguk saja karena memang dia lapar.
"Kamu mau pesan apa?" tanya pak Wijaya lembut.
"Mau makan boleh?" tanya Diana manja.
"Makanlah. Aku mau pesan jus jeruk. Kamu?" tanyanya lagi.
"Aku mau makan bakso sama jus jeruk juga." ucap Diana semangat.
"Aku ke toilet dulu." pamitnya dan Diana hanya mengangguk.
"Senangnya, buku rekening sudah punya sendiri, sekarang dibelikan perhiasan." batin Diana bahagia.
***
"Tolong beri sedikit ini digelas ini Mb. Jangan sampai tertukar." ucap Wijaya menyodorkan serbuk dikertas untuk dituang ke dalam minuman Diana.
"Ini Tips buat anda." ucap Wijaya lalu pergi menuju toilet pria.
"Huft sudah gak sabar. Sabar Joni." ucapnya sambil mengelus keperkasaannya. Usai ke toilet Wijaya keluar dengan wibawanya seorang pengusaha.
"Lama ya?" tanyanya pada Diana.
"Gak kok." jawabnya singkat sambil menggeleng.
"Permisi." ucap pelayan restoran. "Pantas dikasih obat, masih muda gini! Mangsa baru lagi." batin pelayan sambil meletakkan pesanan di atas meja.
"Makasih Mb." ucap Wijaya ramah. Pelayan tersebut hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Pusing kepalaku pak, ngantuk juga." ucap Diana. Usai makan dan minum selang berapa menit Diana kayak mau tidur.
"Ayo istirahat dulu." ajaknya lalu dibopong menuju hotel tepat disebelah restoran. "Mb mau ambil kunci." ucapnya.
"Ini pak." jawab Mbnya. "Mangsa baru." batinnya sambil geleng² kepala.
"Masuklah Diana, sini baring di kasur." ucapnya lembut. Diana pasrah karena mengantuk sekali hingga dia rebahkan asal badannya di atas kasur.
"Manis juga." batin Wijaya. Dia belai pipi Diana lalu menuju bibir. Dia perbaiki posisi baring Diana supaya nyaman. Lama dipandang bibir Diana lalu dia kecup singkat.
"Manis." batinnya. Dia lanjutnya mengecup, melumat lalu memasukkan lidah ke dalam mulut Diana, Diana pasrah karena tidur pulas. Dalam tidurnya Diana seperti bermimpi tapi nikmat dia rasa.
Perlahan tapi pasti akhirnya Diana di eksekusi oleh pak Wijaya. "Sempit, nikmat." batin pak Wijaya.
***
Maaf readers author tidak bisa menjelaskan secara detail.
***
Akhirnya pergulatan panas telah dilalui, mereka tertidur pulas.
"Aw, sakit." Diana kaget lalu duduk. Dia melihat ada pak Wijaya tidur disampingnya. "Apa yang terjadi, mana bajuku." batinnya sambil membekap mulutnya dengan tangannya. Tes... Menetes air matanya. "Apa yang terjadi? Apa mimpiku nyata?" batinnya bertanya².
"Kamu sudah bangun sayang?" tanya pak Wijaya santai lalu duduk bersandar pada dasbor.
"Bapak tega." pecah tangis Diana. "Ibu, ayah. Bagaimana hidupku ini." batin Diana menjerit.
"Sini ku gendong." Diana menggeleng. Tetapi Wijaya lalu mengangkatnya begitu saja.
"Jahat." Diana memukul dada Wijaya, bahkan mereka ke kamar mandi sama² polos tanpa benang pun. Diana memalingkan wajah lalu berjongkok dan mandi sambil menangis.
"Semua sudah terjadi, semua akan baik² saja." ucap Wijaya santai.
"Hancur hidupku. Aku mau kaya tapi gak gini." huhuhu. Masih menangis tersedu. Wijaya hanya mendengar, Diana mandi dengan memunggunginya.
Usai Diana mandi dia akan ke kamar tapi diangkat lagi oleh Wijaya. Diana memalingkan wajah, dia enggan menatap orang jahat didepannya. Mereka berganti pakaian masing².
"Kamu mau kemana?" tanya Wijaya.
"Pulang." jawabnya Ketus.
"Ayo aku antar." tawarnya.
"Gak perlu." Diana marah, ngembek, kesal, kecewa, sedih, semua bercampur jadi satu.
"Sayang. Kamu mau aku belikan apa lagi?" tanya Wijaya membujuk.
"Aku mau perawanku kembali pak." ucapnya tegas. "Bisa?" tanya Diana.
"Kamu gak bisa hidup tanpa uangku sayang!" ujarnya lembut membuat Diana merinding.
"Gak perlu." jawabnya jutek.
"Yakin?" ledek Wijaya. "Baiklah jika tidak perlu, kamu akan rugi karena sudah pecah tapi tidak dapat apa²." ledeknya lagi.
"Aku mau tabunganku banyak, aku mau kuliah sampai sukses." jawabnya menggebu.
"Ok. Gampang itu." jawab Wijaya enteng.
Hubungan tidak jelas berjalan dua tahun, Diana melakukan hubungan badan sebanyak 1 kali dengan Wijaya sisanya mereka akan saling memuaskan tanpa berhubungan langsung.
Saat Diana naik kelas XII orang pada heboh, gosip telah tersebar.
"Itu anaknya pak Sidiq dan ibu Riana lon**, ayo teriaki." ucap seorang warga di tempat Diana tinggal.
"Sini layani kami." orang lainnya lagi. Banyak cacian dan hinaan yang dia terima selama 1 tahun tersebut.
"Sabar Diana, tinggal satu tahun saja! Pasti bisa." batin Diana. Diana tetap melangkah tanpa memperdulikan cemoohan orang² disekitarnya.
***
Aktivitas Diana lakukan sehari² sebagai seorang siswi dengan banyaknya cacian dan hinaan yang harus dia hadapi.
......................
Bersambung ♡♡♡