“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Malam Pertama Pernikaha
“Apa yang—”
Ucapan Ivory terhenti ketika wanita paruh baya itu tiba-tiba mencengkeram dagunya kuat, memaksanya untuk menatap langsung mata wanita itu yang sembari berkata, “Dengar, meskipun menjadi permaisuri yang diabaikan oleh suamimu sendiri. Pastikan kau hidup dan matimu berada di dalam Istana ini. Kau mengerti?”
“Tunggu, apalagi ini? Siapa mereka yang masuk tanpa ijin dan kini malah mengancam ku,” batin Ivory bertanya-tanya.
Jelas Ivory tidak mengetahui identitas ketiga orang itu, karena dia bukanlah Ivory Esmeralda tapi Ivory Asteria sang pengangguran yang menikmati hidupnya dengan membawa banyak novel romance fantasi.
Adegan seperti ini sudah sering Ivory membacanya, dimana hanya ada dua pilihan melawan atau diam saja. Dan tentu saja pilihan Ivory adalah melawan, dia tidak ingin dikatakan tidak berguna lagi oleh siapapun termasuk ketiga orang dihadapannya saat ini.
Dengan kasar Ivory menghempaskan tangan wanita paruh baya itu dari wajahnya, mendorongnya menjauh dan jangan lupakan tatapan tajamnya. Sekarang Ivory ingat adegan ini, dimana keluarga Percival yang merupakan keluarga angkatnya sendiri datang untuk memarahi serta mengancamnya ketika mendengar kabar bahwa Ivory mencoba bunuh diri.
Padahal faktanya ada yang berniat membunuh Ivory hingga membuatnya jatuh dan kepalanya membentur salah satu pilar di sana begitu dia menyelesaikan upacara pernikahannya.
Ya, keluarga Percival, Robert Percival pria yang membesarkan Ivory dan mengangkatnya sebagai anak angkat sejak usianya baru menginjak lima tahun. Bersama istrinya, Carmila Wellington dan putri satu-satunya, Seraphina Percival.
“Apa-apaan kalian ini, Hah? Beraninya masuk ke dalam kamar Ratu dari sang penguasa klan Vampir tanpa meminta ijin lebih dahulu! Dan dimana sikap hormat kalian kepada seorang ratu dari kalian?” Sentak Ivory dengan tatapan tajamnya yang penuh penekanan.
“Beraninya kau—”
“Pengawal!”
Teriak Ivory memanggil para pengawalnya yang jelas berjaga di depan kamarnya. Dan benar saja beberapa pengawal langsung masuk ke dalam dan siap menjalankan tugas yang akan diberikan ratu mereka.
“Ya, Yang Mulia Ratu! Apakah anda memiliki perintah?” Salah satu pengawal memberanikan diri untuk bertanya.
“Sejak kapan kalian bisa mengijinkan orang asing masuk ke dalam kamarku tanpa ijin, Hah? Mulai sekarang pastikan tidak ada yang masuk ke dalam kamarku tanpa mendapatkan ijin lebih dulu dariku. Dan segera seret keluar ketiga orang ini dari hadapanku sekarang juga!” perintah Ivory dengan tegas.
“Ivory, beraninya kau melakukan ini pada kami!” seru wanita paruh baya itu dengan raut wajah marahnya.
“Bawa mereka pergi sekarang!”
Ivory sama sekali tidak memperdulikan keluarga itu lagi, dimana seharusnya keluarga itu sudah mendapatkan banyak harta setelah memaksanya menjadi Permaisuri raja vampire yang hanya ingin menjadikan siapapun yang menduduki posisi ratu sebagai perisai untuk melindungi kekasih prianya.
“Awas saja kau, Ivory! Apakah kau pikir bisa menduduki posisi sebagai Ratu klan Vampir dalam waktu yang lama. Kau akan segera mati!” teriak Seraphina yang jelas tidak terima diperlakukan seperti itu.
Brak ….
Suara pintu tertutup dan menghilangkan kata cacian, makian dan kutukan itu sudah menghilang bersamaan kepergian mereka. Ivory lantas menghela napas panjang dan beranjak turun dari ranjangnya, berjalan pelan menuju jendela kamarnya untuk melihat keadaan diluar sana.
“Memang kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan dunia asliku! Apakah aku bisa bertahan hidup di sini sebagai Ivory Esmeralda atau akan tetap mati seperti alur di dalam novel itu? Sungguh aku tidak tahu harus bagaimana sekarang?” gumam Ivory sembari memperhatikan apapun yang bisa terlihat melalui kaca jendela kamarnya itu.
“Papah! Mamah, Kak Elena … Aku ingin kembali bersama kalian? Aku mengkhawatirkan Papah dan Mamah … Apakah kalian baik-baik saja sekarang? Apakah kalian sudah bangun begitu mendengar kabarku yang sepertinya sudah mati akibat terjatuh dari tangga?” sambungnya yang merasa tidak arah tujuan pada saat itu.
Dimana dia ingin kembali ke dunianya, tapi dia tidak tahu bagaimana cara untuk kembali. Dia ingin menetap sebagai Ivory Esmeralda, tetapi dia akan selalu dihadapkan dengan berbagai kematian tragis. Sungguh Ivory tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang, semua pilihannya seolah menuju jalan buntu.
...****************...
Sementara di istana Alteria, terlihat sang raja vampire—Ragnar Rowan Agharon tengah menemui kekasih prianya, Denzel Hetherington. Pria berambut panjang berwarna pirang, wajah tampan sekaligus manis dan cantik, kulit seputih porselen serta mata birunya yang sangat indah. Siapapun yang melihatnya, baik pria maupun wanita pasti akan langsung terpikat dengan sosoknya.
“Yang mulia, aku dengar ratumu berniat untuk mengakhiri hidupnya. Kenapa anda malah berada di sini, bukannya berada di dalam kamar pengantin kalian untuk melakukan ritual malam pertama?” tanya Denzel yang berjalan anggun dan duduk di samping Ragnar yang tengah fokus memeriksa laporan dari para bawahannya.
“Kau sudah tahu alasannya, bukan? Kenapa kau masih menanyakannya?” Bukannya menjawab Ragnar malah balik menanggapinya dengan pertanyaan.
“Hmm, anda kejam sekali! Bagaimana kalau dia bukan berakhir bunuh diri, tapi dibunuh oleh orang misterius itu? Bahkan aku dengar dia sudah mendapatkan serangan mematikan sejak diumumkan sebagai ratumu. Aku bahkan yakin bahwa kejadian kali ini juga bukan bunuh diri, melainkan pembunuhan yang sudah direncanakan,” ujar Denzel yang sebenarnya sudah mengetahui segalanya tapi berpura-pura tidak mengetahui apapun.
“Itu tergantung keberuntungannya? Jika dia mati tanpa kita dapat menangkap pelakunya, maka terpaksa aku harus mencari vampire lain untuk menjadi ratuku!” balas Ragnar dengan santainya.
“Perkataan anda terdengar seperti anda sangat mencintaiku sampai menggunakan orang lain untuk dijadikan perisai agar kekasihmu ini tetap aman.” Denzel kembali berkata dengan penuh percaya diri.
“Jangan bercanda! Bukankah kau tahu dengan jelas apa yang aku inginkan darimu,” ujar Ragnar seraya tersenyum penuh arti.
“Haruskah kita melakukannya sekarang? Di malam yang seharusnya menjadi malam pertama untukmu dan ratumu itu?” goda Denzel dengan senyuman manisnya.
“Apakah kau sudah menyiapkan semuanya?” Denzel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.
“Kalau begitu jangan buang waktu lagi, kita lakukan sekarang!” lanjut Ragnar yang kembali menunjukan senyuman langkanya.
...****************...
“Argh … Sialan! Siapa kau, Hah?”
Di malam yang sama di istana Amethyst, istana yang ditinggali oleh Ratu klan Vampir terdengar suara teriakan Ivory yang ketakutan. Tentu saja, wanita itu ketakutan melihat seorang pembunuh yang baru saja menghunuskan pedang pembunuh vampire ke arahnya.
Beruntung Ivory bisa menghindari serangan tersebut tepat waktu, sehingga nyawanya kali ini masih bisa dia pertahankan. Meskipun dia belum dikatakan dalam keadaan aman dari pembunuhan tersebut.
“Hai, kenapa kau malah ingin membunuhku? Kenapa tidak Raja sialan itu saja dengan kekasihnya itu? Kau tidak akan mendapatkan apapun dengan menjadikan aku sebagai mayat di sini!” seru Ivory mencoba bernegosiasi dengan pembunuh yang tengah menargetkan nyawanya itu.
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.