Ketika cinta hanya sebatas saling menguntungkan, apa masih bisa di sebut sebuah cinta?
Yulita, terpaksa menerima pernikahan dimana dia menjadi wanita kedua bagi suaminya, pernikahan yang hanya berlangsung hingga dia bisa memberikan keturunan untuk pasangan Chirs dan Corline.
Ingin menolak, tapi dia seolah di jual oleh Ayahnya sendiri. Ketika dengan suka rela sang Ayah menyerahkannya pada seorang pria beristri untuk menjadi wanita kedua.
Pernikahan tidak akan berjalan begitu sulit, jika saja Yulita tidak menyimpan harapan terlalu besar pada suaminya. Dia yang berharap bisa mendapatkan sedikit saja rasa peduli dan cinta dari suaminya.
Namun, pada akhirnya semuanya hanya angan semu yang tak akan pernah bisa terwujud. Selamanya dia hanya wanita kedua.
"Aku rela mengandung dan melahirkan anakmu, tapi apa tidak bisa sedikit saja kau peduli padaku?" -Yulita-
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu!" -Chris-
Dan ternyata, mencintai tetap menjadi luka bagi Yulita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Rumah
Kembali ke Apartemen setelah bertemu Dokter untuk melakukan pemeriksaan kandungan. Yulita duduk di sofa bed di ruang tengah, dan suaminya mengambilkan minum untuknya.
"Sayang, aku mandi dulu ya"
Yulita hanya mengangguk saja, dia berbaring di atas sofa beda karena merasa tidak nyaman dan sedikit pusing. Mengelus perutnya yang sudah mulai mengencang, usia kandungannya sudah 2 bulan dan hampir menginjak 3 bulan.
Rasanya masih tidak menyangka jika akhirnya dia bisa hamil juga. Mengandung anak dari pria yang dia cintai. Yulita menghembuskan nafas pelan, memikirkan apa yang akan terjadi setelah nanti. Namun, dia hanya akan menikmati waktu saat bersama dengan suaminya saat ini.
"Sayang, mandi dulu. Aku sudah siapkan airnya"
Yulita terbangun saat suaminya duduk disampingnya. Dia tersenyum, dan tiba-tiba bersandar di bahu Chris. Hanya ingin bermanja saja pada Chris.
"Kamu berhenti saja bekerja ya?"ucap Chris sambil mengelus kepalanya.
"Kenapa? Aku baik-baik saja dan masih bisa bekerja"
Chris menghela nafas pelan, sebenarnya dia hanya tidak ingin istrinya kenapa-napa. Apalagi dengan keadaannya yang sedang hamil. Tapi memaksa Yulita juga tidak mungkin, dia tidak akan pernah mau berhenti sebelum kehamilannya terlihat.
"Sayang, aku hanya akan bekerja beberapa bulan lagi.Setelah perutku terlihat besar, aku akan berhenti. Mungkin itu di usia 5 atau 6 bulan sudah harus berhenti. Jadi, sekarang tolong untuk tetap mengizinkan bekerja"
Chris mengelus kepala istrinya, dia tidak bisa memaksa juga. "Yaudah, tapi jangan terlalu di forsir ya. Kalau capek, istirahat"
"Iya"
*
Hari-hari berlalu, sudah hampir satu bulan Chris terus berada di Apartemennya. Yulita sedikit heran karena dia tidak pulang ke rumahnya, sementara seharusnya dia juga mempunyai waktu dengan Corline sebagai istri pertamanya.
Saat ini, berada di atas tempat tidur dengan berpelukan. Yulita sedikit mendongak dan menatap suaminya, ragu untuk bertanya.
"Kenapa kamu tidak pulang ke rumah?"
Chris menundukan pandangannya, menatap istrinya dengan lekat. "Corline sedang pergi ke Luar Negara untuk sebuah brand. Jadi untuk apa pulang ke rumah jika dia saja tidak ada"
Oh Yulita mengerti sekarang, dia mendongak dan menatap suaminya. "Memangnya Nona sering bepergian seperti itu ya?"
"Ya, jika ada pekerjaan yang mengharuskan dia pergi, pasti pergi"
"Paling lama berapa minggu?"
"Bisa sampai satu bulan, kenapa kamu terus bertanya?"
Yulita menggeleng pelan, dia memegang dada suaminya. "Tidak papa, hanya berpikir saja jika memang Nona pergi begitu lama, maka kamu akan sendirian di rumah ya. Tapi nanti tidak lagi, karena akan ada seorang anak yang menemani kamu"
Chris tersenyum, mengecup kening istrinya. "Dan ada kamu juga"
Yulita hanya tersenyum saja tidak banyak bicara padanya, yang jelas dia hanya berharap bisa lebih lama bersama suaminya. Meski itu akan sedikit mustahil.
Beberapa hari setelah itu, situasi masih sama. Chris masih begitu menempel pada Yulita. Setiap hari hanya terus memperhatikan Yulita. Meski sedikit berlebihan, tapi Yulita tetap tidak bisa menolak.
"Malam ini aku akan pulang ke rumah, Corline sudah pulang"
Yulita mengangguk, meski sebenarnya ada hal yang sedikit mengganjal tidak nyaman di hatinya. Ada sebuah rasa tidak rela ketika suaminya harus kembali menemui istri pertamanya. Tapi, Yulita juga tidak bisa egois. Dia tidak mungkin terus menahan suaminya agar tetap disini, sementara dia tahu jika istrinya bukan hanya dia seorang.
"Kamu baik-baik disini ya, apa perlu aku cari pelayan untuk menjaga kamu disini?"
"Tidak perlu, aku biasa sendiri kok"
Chris menghela nafas pelan, dia mengelus kepala istrinya dan mengecupnya lembut. "Tapi keadaannya kamu sedang hamil sekarang, tidak bisa disamakan dengan saat kamu masih gadis, Sayang"
"Iya aku tahu, tapi tenang saja, aku baik-baik saja dan tidak perlu pelayan juga. Kalau ada apa-apa, aku pasti akan menghubungi kamu"
"Harus langsung menghubungi aku"
"Iya Sayang"
Yulita mengantar suaminya sampai ke pintu depan, Chris kembali memeluk istrinya dan mencium keningnya dengan lembut. Rasanya juga berat saat harus meninggalkan Yulita sendirian disini. Tapi, Chris tetap harus bersikap adil pada kedua istrinya ini.
"Baik-baik disini ya"
"Iya, kamu akan berapa lama disana?"
"Tidak tahu, tapi aku pastikan tidak akan lama"
Yulita mengangguk saja, dia tersenyum dan melambaikan tangan saat suaminya sudah berjalan menuju lift. Setelah itu, Yulita kembali masuk ke dalam rumah, bersandar di pintu dengan menghembuskan nafas kasar.
"Ah, hatiku kenapa tidak rela dia pergi. Tapi aku tidak boleh egois, karena Nona Corline juga istrinya"
Yulita mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia tidak boleh seperti ini, harus tetap bisa menahan rasa emosional dalam dirinya. Entah ini karena kehamilan, atau karena dirinya yang merasa sudah merasa memilih atas Chris. Sehingga suaminya pergi ke tempat istri pertamanya, dia seolah tidak rela.
*
Saat Chris datang, dia terlihat cukup cuek dan bahkan tidak terlalu banyak bicara. Hal ini membuat Corline merasa aneh, kenapa suaminya seperti itu. Padahal biasanya Chris yang selalu mengatakan merindukannya dan memeluknya erat ketika dia pergi bekerja cukup lama.
"Honey, kamu tidak merindukan aku?"
Chris tidak menjawab, dia tersenyum tipis pada istrinya. Dia juga heran, kenapa respect nya pada Corline tiba-tiba hilang seperti ini. Bahkan pikirannya hanya tertuju pada Yulita.
Corline mendekat padanya, merangkul tangan Chris dan merangkulnya erat, menyandarkan kepalanya di bahu suaminya ini.
"Aku sangat merindukanmu. Bagaimana selama aku tinggal, apa kau baik-baik saja?"
"Em" Chris melepaskan rangkulan tangan istrinya itu, entah kenapa dia benar-benar tidak nyaman. "Aku baik-baik saja. Bagaimana pekerjaan kamu?"
Corline tertegun saat Chris yang sengaja melepaskan rangkulan tangannya. Itu membuatnya kesal. Dia berdiri dan menatap Chris dengan kesal."Kamu sudah berubah ya Chris. Apa karena ada wanita kedua di hidupmu sekarang?"
Chris menatap istrinya dengan menghela nafas pelan. "Sudahlah, jangan mencari masalah. Aku sedang malas berdebat"
"Kenapa? Apa sekarang perasaan kamu sudah bukan untukku lagi? Apa kamu hanya memikirkan tentang dia? Tanpa memikirkan aku?"
Chris berdiri dari duduknya, menghembuskan nafas kasar. "Corline, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Aku pulang hanya ingin ketenangan, bukan berdebat denganmu"
"Ya, karena kamu sudah berubah sejak ada dia. Mana janji kamu yang akan setia? Seharusnya sejak awal aku tidak pernah menyetujui kamu menikah lagi. Karena tidak ada seorang laki-laki yang adil jika mempunyai dua istri!"
Chris mencoba meraih tangan Corline, dia mengerti jika sikap istrinya ini karena Corline yang sedang meluapkan perasaannya. Diduakan bukan hal yang mudah. Dan Chris sedang mencoba mengerti istri pertamanya ini.
"Sekarang kita tidur saja, jangan banyak membahas hal yang hanya memancing sebuah keributan. Masalah Yulita, dia juga istriku. Dan aku akan bersikap adil"
Corline menangis, dia memeluk suaminya. "Aku hanya takut kehilangan kamu. Tolong ceraikan dia setelah dia melahirkan. Kamu sudah berjanji seperti itu"
Bersambung
makkin gk sbar nunggu cerita ririn lion thor,,,di tunggu yaaa
pasti cewek niy calon dedek nya..sensi sama daddy nya🤣🤣🤣🤣