NovelToon NovelToon
Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Syarifah Hanum

Gadis cantik selesai mandi, pulang ke gubugnya di tepi sungai. Tubuh mulus putih ramping dan berdada padat, hanya berbalut kain jarik, membuat mata Rangga melotot lebar. Dari tempatnya berada, Rangga bergerak cepat.
Mendorong tubuh gadis itu ke dalam gubug lalu mengunci pintu.
"Tolong, jangan!"
Sret, sret, kain jarik terlepas, mulut gadis itu dibekap, lalu selesai! Mahkota terengut sudah dengan tetesan darah perawan.
Namun gadis itu adalah seorang petugas kesehatan, dengan cepat tangannya meraih alat suntik yang berisikan cairan obat, entah apa.
Cross! Ia tusuk alat vital milik pria bejad itu.
"Seumur hidup kau akan mandul dan loyo!" sumpahnya penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarifah Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Brugh..!

Tubuh Rangga terjerembab di depan bik Mira, tentu saja perempuan paro baya yang masih ayu itu terkejut.

"Bapak..! Pak..!". Bik Mira berteriak kencang memanggil suaminya. Ia begitu panik karena keponakannya itu pingsan dan wajahnya juga sangat pucat dengan bibir membiru.

Bik Mira jongkok, lalu meraba dahi Rangga, panas sekali.

" Pak! Bapak!"

Kembali perempuan itu berteriak memanggil suaminya yang tak kunjung muncul. Ia jengkel sekali karena menghadapi Rangga sendiri.

"Ada apa sih bu? Heboh sekali!", bentak pria tua itu marah.

" Lihat, Rangga pingsan!" Tunjuk bik Mira pada Rangga yang masih tergeletak.di lantai.

"Astaga, ada apa dengan anak ini ?", keluh suami bik Mira.

" Aku tidak tahu pak, cepatlah kita angkat ke dipan!"

Kedua orang itu kesusahan mengangkat tubuh kekar Rangga.

"Apa yang terjadi dengan bocah nakal ini? Satu malaman ia tidak pulang, eh pulang pulang malah pingsan!", gerutu bik Mira jengkel.

" Cepat panggil mantri desa pak!Suruh dia memeriksa Rangga!"

Si suami tak membantah, ia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

Karena rumah mantri desa tidak jauh, sepuluh menit kemudian terdengar suara motor berhenti di depan rumah, lalu diikuti oleh seseorang mengucapkan salam.

"Assalamualaikum...!"

"Waalaikum salam!", sahut kedua orang tua itu kompak.

Bik Mira menuju ke depan dan membuka pintu untuk tamunya.

" Siapa yag sakit?", tanya Mantri desa.

"Itu si Rangga, keponakan kami, ia pingsan tadi!", sahut bik Mira.

Dengan sigap, si mantri desa memeriksa tubuh Rangga.

" Suhu tubuhnya sangat tinggi!", ucapnya cemas.

Lalu pandangannya tertuju kepada selangkangan Rangga.

Karena Rangga saat itu memakai celana trening berbahan kaos yang tidak tebal, ia melihat sesuatu yang tidak wajar di area itu.

"Mengapa itunya Rangga membesar?", tanyanya dengan dahi berkedut.

" Hah..! Apa..?"

Pasangan suami istri itu kompak melihat objek yang dimaksud.

"Eh, kok iya ya?". Bik Mira melongo, ia lantas menutup mulutnya.

" Kalian periksa saja, aku keluar kamar dulu!"

Cepat cepat perempuan itu keluar karena sungkan. Rasanya tidak pantas ia melihat alat vital keponakannya yang telah dewasa.

Kedua pria dewasa itu sangat penasaran apa yang sedang terjadi pada Rangga

Mang Tejo dengan sangat pelan membuka celana Rangga.

"Astaga..!", jerit keduanya kompak.

Mang Tejo lantas membuka seluruh celana Rangga dengan cara menarik ke bawah, lalu ia menutupi tubuh Rangga dengan sarung.

" Apa yang terjadi dengan anak ini?", keluh mang Tejo cemas.

Sebenarnya Rangga itu dua hari yang lalu datang ke rumahnya.

Pemuda itu ingin menghabiskan libur kuliahnya di rumah pamannya, mang Tejo, adik dari ayahnya Rangga.

Kejadian yang menimpa sang keponakan tentu saja membuat mang Tejo, khawatir, ia takut abangnya marah.

"Mungkin ia digigit hewan beracun mang saat dia mandi di sungai", duga si mantri desa.

" Atau, jangan jangan, penunggu sungai itu marah karena bocah ini kencing sembarangan", ucap mang Tejo ikut menduga duga.

"Begini saja mang, saya beri obat untuk menurunkan demamnya dan mengobati bengkak itunya!"

Dan mantri desa itu lantas membuka tasnya, lalu meracik obat untuk Rangga.

"Ini ada salep untuk itunya, suruh dia mengolesi ke itunya setelah sadar nanti!"

Setelah berbasa basi dan menerima uang jasa, si mantri meninggalkan rumah mang Tejo.

"Ada apa pak?", tanya bik Mira penasaran.

" Itunya Rangga bengkak, menurut mantri, katanya digigit hewan beracun. Tapi menurut bapak, Rangga kena tulah karena kencing sembarangan!"

"Aarrgh..! Dasar perempuan jalang!"

Teriakan Rangga tentu saja mengejutkan kedua orang itu. Bik Mira sampai melompat memeluk suaminya.

"Bagaimana ini pak?", tanya bik Mira ketakutan.

Pria tua itu tercenung, namun ia coba menenangkan hatinya yang juga sama takutnya dengan sang istri.

" Tunggulah hingga Rangga sadar dan kita akan tanya mengapa ia jadi begini!", ujar mang Tejo.

"Jangan jangan Rangga bercinta dengan mbak Kunti di sungai itu pak!", kata bik Mira lirih.

" Hush, jangan sembarangan kalau bicara bu! Pamali !"

Tak urung jantung mang Tejo ikut berdebar keras, setengah pikirannya mengikuti pola istrinya namun setengahnya lagi ia coba berpikir waras.

"Siapa tahu pak? Rangga kan pria dewasa normal, terus mbak Kunti datang menggodanya!"

Pletak!

Mang Tejo memukul kepala istrinya dengan kotak rokok kosong yang kebetulan sedang ia pegang.

"Makin ngaco kamu bu!", ucap mang Tejo marah.

" Mamang, bibik, aku dimana?". Terdengar oleh keduanya suara Rangga merintih.

"Kamu di sini nak! Di rumah kami!"

Raut cemas di wajah penuh kerut bik Mira sedikit memudar. Hatinya juga sedikit lega karena sang ponakan sudah sadar.

"Ambilkan minum teh manis hangat bu!"

Dengan berbisik mang Tejo memerintah istrinya untuk segera mengambilkan Rangga minuman manis dan hangat.

Segera bik Mira untuk mengerjakan apa yang diminta oleh suaminya itu.

"Minumlah nak!" Bik Mira mendekatkan cangkir kaca itu ke mulut Rangga.

Mang Tejo membantu Rangga untuk duduk bersandar di kepala ranjang.

"Terimakasih bik!", ucap Rangga setelah ia menghabiskan cairan itu.

" Apa sebenarnya yang sudah menimpamu dan siapa perempuan jalang itu?", tanya mang Tejo dengan menatap tajam sang keponakan.

Mendapat pertanyaan yang tidak terduga dari sang paman, Rangga keliyengan. Cepat cepat ia mengumpulkan kesadarannya yang belum sempurna, lalu mengingat satu persatu peristiwa demi peristiwa yang telah ia alami.

Ia ingin bicara jujur, tapi tentu saja hal itu akan membuat kedua orang tua yang ada di hadapannya itu akan marah besar padanya, lalu mengadu kepada orang tuanya.

Bisa habis dia dimaki maki oleh ayah dan ibunya.

Beberapa saat Rangga diam, ia sibuk berpikir mencari alasan yang tepat agar selamat dari amukkan kedua orang itu.

"Rangga tidak tahu, awalnya Rangga hanya mandi mandi di sungai saja, tahu tahu Rangga pingsan semalaman. Dan saat terbangun itunya Rangga sakit sekali dan bengkak kemerahan".

Tentu saja Rangga bicara dusta, tapi sepertinya bik Mira percaya.

" Apa kamu sempat kencing di sungai?", kejar bik Mira penasaran.

Pertanyaan bik Mira malah memberikan ide jitu pada Rangga.

"Benar bi!", sahut Rangga.

" Apa ku bilang pak! Anak ini keteguran jin penunggu sungai, ia marah karena tempatnya dikencingi oleh Rangga!", seru bik Mira senang.

Ia yakin jika dugaannya itu benar, Rangga ditegur oleh jin penunggu sungai.

"Bu, jangan ngomong sembarangan! Belum tentu karena hal itu, bisa jadi ada hal lain yang menyebabkan nunutnya Rangga bengkak. Mungkin ada hal lain yang sudah kau lakukan di sungai Rangga?", tanya mang Tejo penuh selidik.

Wajah tampan itu menunduk menghindari tatapan mang Tejo yang tajam dan menghakiminya.

" Tidak mang!", sahut Rangga singkat.

Jawaban Rangga yang singkat serta ragu ragu, bagi mang Tejo, cukup untuk menilai jika keponakannya itu sedang berdusta.

Pria tua itu yakin ada hal lain yang sedang disembunyikan oleh Rangga.

"Apa itu? Nantilah akan aku selidiki!", bisik mang Tejo di dalam hatinya.

1
Afri Nilawati
alur yg berbeda
Afri Nilawati
lanjut kk
Syarifah Hanum: Terimakasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
kagome
Lumayan
kagome: sama-sama Kak🤗
Syarifah Hanum: Terimakasih,🙏
total 3 replies
emi_sunflower_skr
Terima kasih sudah bikin hari-hariku lebih berwarna 🌈
Syarifah Hanum: Terimakasih, sudah mampir🙏
Syarifah Hanum: Sama sama!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!