NovelToon NovelToon
Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nathasya90

Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.

Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEPERTI SEORANG GIGOLO

Di tempat berbeda, tepatnya di sebuah kamar hotel.

Pria tampan itu terlihat membuka mata. Pria bermata coklat itu bernama Giorgio Adam, berusia tepat 30 tahun hari ini.

Ya, semalam Giorgio dan sahabatnya berpesta di sebuah klub. Klub malam bukan tempat yang awam bagi Giorgio dan kawan-kawan yang notabene seorang pengusaha. Tuntutan pekerjaan yang membuatnya sudah terbiasa dengan hiruk pikuk dunia malam dan alkohol. Namun entah mengapa malam itu, Giorgio bisa mabuk. Padahal toleransinya pada alkohol sangatlah tinggi. Bahkan dirinya dikenal sebagai peminum yang andal.

Giorgio mengedarkan pandangan mencari wanita yang tidur bersamanya tadi malam.

"Kemana wanita itu?" gumam Giorgio.

Giorgio bangun lalu duduk di tepi kasur. Kepalanya masih terasa berat dan berdenyut. Entah minuman apa yang diminum semalam hingga membuatnya berakhir di ranjang bersama wanita asing.

Kemudian netranya melihat noda merah di atas seprai yang berwarna putih.

"Pantas saja terasa nikmat, rupanya dia anak perawan," gumam Giorgio menatap seprai putih itu.

"SHITT!!" Tiba-tiba Giorgio mengumpat keras saat menyadari jika semalam dirinya tak memakai pengaman saat berhubungan dengan gadis itu.

"Anak perawan dan tanpa pengaman, oh Tuhan.. lengkap sudah kesialanku hari ini!" ucap Giorgio sembari mengusap wajahnya dengan kasar.

Giorgio lalu mencari ponsel miliknya dan menekan nomor yang ada di layar ponsel.

Cari tahu wanita yang keluar dari kamarku. Sekarang!" kata Giorgio memberi perintah pada tangan kanannya. "Dan sekalian bawakan pakaian ganti. Oh iya, cek CCTV di klub itu juga, dan lihat siapa yang berani memberikan minuman sialan itu padaku." Sambung Giorgio dengan geram.

Bagaimana tidak geram, karena perbuatan orang itu, Giorgio bahkan sampai meniduri anak perawan orang, terlebih ia pun sudah menyemburkan benih premium miliknya yang selama ini tak diberikan pada sembarang wanita.

Giorgio beranjak dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan sisa dari percintaan panasnya semalam.

Dibawah guyuran shower, Giorgio menggosok tubuhnya dengan cepat dan keras. Ada rasa rasa jijik yang dirasakannya. Pria bermata coklat itu merupakan pria yang sangat pemilih dan selektif dalam mencari teman ranjang. Bahkan sebelum bercinta, wanita itu wajib memberikan surat keterangan dari dokter jika dia berbadan sehat dan tentunya tidak memiliki riwayat penyakit kulit atau kelamin.

Giorgio memandangi pantulan tubuhnya di cermin. Tubuh besar itu dipenuhi dengan tanda merah di beberapa bagian tubuhnya.

"Bagaimana bisa gadis perawan melakukan hal seperti ini? Apakah dia seorang pro?"

Mungkin jika tidak melihat noda merah itu, Gio begitu sapaannya akan mengira jika gadis yang ditidurinya itu sudah pro. Namun melihat darah tadi membuat asumsinya terpatahkan. Saking tidak percayanya netranya bahkan masih lekat menatap mahakarya yang dibuat oleh gadis perawan itu ditubuhnya.

Tak selang berapa lama, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Giorgio melangkahkan kaki menuju pintu depan. Sudah ada Roby yang berdiri disana dengan sebuah paper bag di tangannya.

"Ini pesanan Anda, Tuan!" kata Roby berkelakar seraya menunduk hormat. Tiba-tiba netranya menangkap tanda merah di kulit putih sahabatnya itu.

"Suit suit ...." Roby bersiul lalu tersenyum jahil saat menatap Giorgio yang ada di hadapannya saat ini.

"Ck' kau terlalu banyak gaya, Rob! Masuklah ada yang ingin aku bicarakan," kata Giorgio lalu mereka masuk ke dalam kamar.

"Duduklah sebentar lagi pelayan akan datang membawakan sarapan untuk kita. Kau belum sarapan bukan?" kata Giorgio tanpa menunggu jawaban dari Roby, sahabatnya sebab ucapannya tadi bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.

Setelah memakai baju, Giorgio lalu menghampiri Roby yang duduk di kursi dengan makanan yang yang sudah tersedia diatas meja oval.

"Kau bilang wanita itu perawan, lalu siapa yang membuat tanda sebegitu banyak di tubuhmu?" tanya Roby. Pria yang tak kalah tampan itu begitu penasaran cerita Giorgio.

"Kau tahu, karena kamulah aku berakhir di kamar ini. Andaikan saat itu kau tetap menemaniku, kejadian ini tak perlu terjadi," kata Giorgio. Mendadak kesal mengingat sang sahabat tidak ikut pesta bersamanya.

"Tapi tetap saja kau menang banyak karena menjadi yang pertama bagi gadis itu bukan!" goda Roby. "Dan, bagaimana rasanya? Ah.. pasti sangat nikmat dari wanita wanitamu sebelumnya," sambung Roby dengan senyum jahilnya.

"Makan dan jangan bicara. Aku sangat lapar karena melupakan makan malamku semalam," balas Giorgio dan mulai memakan makanannya.

Setelah sarapan, Roby mengantar Giorgio ke kantor. Rencananya hari ini akan ada meeting dengan perusahaan baru dari luar negeri.

***

Setelah meeting dengan klien dari Korea, Giorgio kembali ke ruangannya. Sudah ada Sita yang menunggu di dalam sana.

"Ada apa, Sita? Apa Oma menitipkan pesan padamu lagi?" kata Giorgio saat melihat Sita menunduk hormat padanya.

"Benar, Tuan, Oma Anda mengatakan jika pertunangan Anda dengan Nona Bella akan segera diurus olehnya sendiri jika Anda tak bergerak," kata Sita menjawab pertanyaan bosnya.

"Baiklah, kau boleh keluar. Nanti biar saya yang menelepon nenek tua itu!" Giorgio menyuruh sekretarisnya keluar.

Sita yang baru keluar dari ruangan bosnya itu berpapasan dengan Roby. Sita tersenyum lebar menyambut kedatangan pria pujaan hatinya.

Sudah sejak lama Sita menyimpan rasa pada Roby. Dia menyukai pria itu sejak dulu. Namun sayang, sifat dimiliki pria itu sebelas dua belas dengan sifat bosnya yang dingin.

"Kau sudah datang? Apa kau sudah menemukan wanita itu?" tanya Giorgio pada Roby yang baru masuk ke dalam ruangannya. Roby memang tidak ikut meeting atas perintah bosnya sendiri yang menyuruhnya mencari informasi mengenai wanita yang bersamanya semalam.

Roby tersenyum lebar, "Tentu saja! Itu seperti membalikkan telapak tanganku," Roby membalik tangannya dengan sombong.

"Aku sudah mengirim data wanita itu di ponselmu. Lihatlah, dan kau pasti tercengang!" seru Roby dengan misterius.

"Wanita itu bernama, Marissa Patricia. Umurnya 26 tahun, dia anak yatim piatu dan bekerja di klub malam tempat kemarin kita berpesta," Roby menjabarkan data wanita yang bernama itu.

"Menarik juga, jadi wanita itu bekerja di Klub malam, tapi masih perawan? Benar-benar wanita langkah." Giorgio tersenyum smirk menatap foto wanita di layar ponselnya. Wanita yang ternyata sangat cantik.

"Apa yang kau rencanakan? Senyummu membuatku takut," ujar Roby saat melihat senyum smirk sahabatnya. "Jangan lakukan itu, Man. Sepertinya dia wanita baik-baik. Buktinya dia pergi tanpa meminta imbalan kepadamu."

"Aku hanya akan memberikan sedikit pelajaran padanya," kata Giorgio lalu melempar ponselnya di atas meja.

"Apa kau marah karena dia meninggalkanmu seorang diri di kamar?! Ayolah, Man. Jangan diambil hati. Dia pasti sangat kaget saat itu," bela Roby.

"Kau gila, Rob! Dia sudah menginjak harga diriku. Dia meninggalkanku di kamar setelah tidur denganku, jika kau lupa!" tekan Giorgio geram. Lalu mengubah posisi duduknya dengan membelakangi Roby dan melihat ke arah jendela.

"Seorang Giorgio Adam ditinggal oleh seorang wanita? Apa kata dunia? Aku pasti akan membuat pelajaran padanya karena sudah berani pergi dari sana sebelum aku pergi meninggalkannya," lanjut Giorgio dengan mata tajam menatap pemandangan dari luar jendela kantornya. Marah, kesal menyelimuti hatinya tatkala harga dirinya diinjak-injak seperti ini.

"Ya, kau benar. Jangan sampai orang-orang tahu hal itu dan beranggapan kau seorang gigolo," kekeh Roby membayangkan bagaimana Giorgio yang ditinggal seorang diri diatas kasur.

Giorgio menatap sahabatnya itu dengan tajam.

"Sorry," ucapnya dengan cepat.

Giorgio menghela napasnya. "Kau benar, aku sudah seperti seorang gigolo yang ditelantarkan oleh seorang wanita," ucapan Giorgio membuat Roby tak lagi bisa menahan tawanya.

"HAHAHAHA!" ucapan Giorgio barusan membuat tawa yang sejak tadi ditahannya pun akhirnya pecah.

Roby tertawa dengan keras hingga tawanya memenuhi ruangan Giorgio .

Untung saja ruangan kerja Giorgio sudah dirancang khusus dengan kedap suara hingga tak akan ada yang mendengar tawa Roby yang sangat mengesalkan itu.

1
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!